Jangan Pergi!!!

51 6 12
                                    

" bangun woi, sekolah " ucap abian sambil merapihkan dasinya yang sedari tadi tak rapih-rapih.

Ummm

Ica pun mengulet, lalu mencari posisi yang enak dan kembali terlelap, sementara abian pun menggeleng-gelengkan kepalanya.

Abian pun menarik tangan ica dan menyeretnya bermaksud agar ica bangun dan segera beranjak menuju ke kamar mandi.

Brruugghh..

" aduh, sakit " keluh ica karna jatoh dari temlat tidur.

Ica pun membuka matanya, dia pun nampak ke bingungan kali ini suasana kamarnya kenapa beda begini?

" gue dimana coba? " ucap ica sambil menggaruk-garuk tengkuk kepalanya.

" lu di kamar gue, cepettan mandi! Liat tuh udah jam berapa? "

Ica pun terdiam.

" lu nggak ngapa-ngapain gue kan semalem? "

Abian pun menggelengkan kepalanya.

" terus, lu semalem tidur dimana? " tanya ica lagi.

" disini ''

Mata ica pun melotot dengan sempurna mendengar jawaban yang baru saja di lontarkan dari mulut abian tanpa rasa bersalah sedikit pun.

" a,, aa,,, "

" a,, a,, a,, a.. Emang gue aa lu? " ucap abian yang kini meninggalkan ica yang masih terduduk di lantai ica pun berdiri lalu mengejar abian.

" udah lu cepettan mandi, itu di sofa dalam kamar gue ada seragam baru buat lu pake " ucap abian sambil menuruni tangga, ica pun menghentikan langkahnya, dan membalikkan badannya menuju kamar abian dan segera mandi.

.

.

.

Abian pun makan dalam diam, saat dia membalikkan piring di meja makan dia mendapatkan surat dari dady dan momy nya. Di surat itu dady dan momynya berpesan padanya agar menjaga diri dengan sebaik mungkin karna mereka akan melanjutkan bisnis yang ada di luar negri.

" woi, abian bengong aja lu! Banyak utang ya? " tanya ica sambil duduk di depan abian dan mengambil dua lebar roti dan mengoleskan selai kacang kepada roti tersebut.

Abian pun terdiam.

" yan, lu kenapa dah? Lu sakit apa gimana? " tanya ica lagi dan kini ia menaro rotinya dan segera mendekati abian, ica pun menyentuh keningnya namun tak terasa panas.

Ica pun melihat di samping piringnya abian ada selembar kertas dengan santainya ica mengambil kertas itu lalu membacanya, abian pun diem saja tak bere'aksi apapun.

" karna ini? "

Abian hanya menatap ica.

" lu tuh terlalu manja! "

" manja? "

Ica pun mengangguk.

" hidup gue lebih menyedihkan, dari pada lu " ucap ica sambil kembali ke kursinya dan memakan semua roti yang tadi ia oleskan selai kacang.

" menyedihkan? "

Ica pun mengangguk.

" udah yuk ah, nanti kita telat " ucap ica sambil mengandeng tangan abian dan segera menuju ke parkiran.

Setelah di dalam mobil..

" lu nggak pake tas baru yg udah gue beliin? "

Ica pun terdiam.

Fansku adalah Musuh Terbesarku (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang