Jawaban atas Semua Pertanyaan

1K 60 27
                                    

Sastra yang melihat Helline baru tiba, langsung menyecarnya dengan pertanyaan. "Helline gimana? Lo nggak lupa bawa angketnya 'kan?"

"Masih pagi kali, Sas." Helline tertawa, "Tenang aja, gue bawa tuh ditas."

Sastra menghela nafas, "Syukurlah. Gue takut lo lupa."

"Sas, nanti angketnya lo mau kasih kapan?" tanya Helline.

"Nggak tau nih, liat nanti aja deh."

***

Sastra, Dewi, Helline dan Angka duduk pada satu baris yang sama. Kali ini, pak Edy selaku guru Matematika hanya memberi tugas dan pergi.

Naasnya, Sastra dan Angka duduk bersebelahan. Ini pertama kalinya setelah sekian lama mereka berjauhan. Jangan tanya bagaimana rasanya, nampak sekali dari raut wajah Sastra bagaimana kegugupannya.

"Gue punya beberapa pertanyaan buat lo. Dan gue harap lo bersedia untuk menjawabnya." tantang perempuan cantik yang cengeng itu dengan angkuh.

"Apapun pertanyaanya gue punya seribu cara untuk menjawabnya dengan sempurna. Lo tau itu 'kan?" jawaban yang tak kalah angkuh dilemparkan seorang lelaki kelewat genius sebagai jawaban atas tantangan perempuan cengeng itu.

Sastra dengan gerakan cepat mengambil map kain warna putih dari dalam tas sekolahnya. Ia membuka map itu dengan buru-buru lalu menarik sebuah kertas yang dicarinya. Matanya memandang sekilas, menimbang segala kemungkinan yang akan terjadi, kemudian menyodorkanya.

"Itu pertanyaanya. Terdiri dari lima nomor pilihan ganda dan enam nomor essay. Satu hal, gue minta lo jujur." Sastra berbicara dengan sangat cepat untuk menjelaskan isi kertas yang diberikanya itu. Tidak sedikit pun ia memalingkan pandanganya. Ia berusaha tegar, menahan gejolak emosi yang kini memenuhi dadanya. Matanya kosong. Tatapannya masih saja tertuju pada papan tulis sialan yang ada di depannya. Ya, Sastra memang sengaja menghindari terjadinya kontak mata dengan lawan bicaranya saat ini.

A. Pilihan ganda
Pilihlah satu jawaban di antara opsi yang telah disediakan sesuai dengan hati nurani.

1. Di bawah ini yang termasuk perasaan kamu ke aku adalah?..
a. Aku sayang kamu
b. Kita temenan aja
c. Kita gacocok
d. Aku udah punya yang lain
e. Aku bosen

Dia mencoba menjebak gue, gue nggak tausejak kapan dia jadi lebih rapuh dan bodoh kaya gini. Batin Angka.

Angka yang kini mulai membaca soal, seketika merutuki si pembuat soal kurang kerjaan itu. Hatinya mulai berkecamuk.

Detik berikutnya keheningan mulai memainkan perannya. Sastra masih dalam posisinya semula. Menatap lurus dan dingin pada papan tulis kosong dengan pulpen di tangan kanannya. Sorot matanya seakan mengatakan kalau ia sedang tidak merasakan apa-apa. Namun, sangat jelas, jauh di dasar lubuk hatinya, Sastra menantikan jawaban atas angketnya itu dengan harap-harap cemas. Sastra gelisah. Ia masih perlu waktu untuk mempersiapkan diri jika jawaban yang nanti diterimanya tidak sesuai dengan apa yang selama ini diharapkan.

"Sas.... apa yang terjadi kalau gue nggak mau jawab semua pertanyaan ini?" Angka membuka pembicaraan karena kelewat frustasi dengan pertanyaan-pertanyaan bodoh itu. Terdengar niatan protes dari nadanya bicaranya.

Hal itu sukses membuat Sastra tersadar dari lamunanya, "What? lucu ya, kenapa? terlalu sulit?" Sastra terkekeh geli menyadari lawan bicarnya itu tidak berkutik di depanya.

"Bukan... mending lo denger langsung sekarang juga. Dari pada lo salah pengertian karna kurang bisa memahami kata-kata yang gue tulis nantinya." ucap Angka tulus.

Antara Sastra dan Angka  Donde viven las historias. Descúbrelo ahora