Chapter 15: Without You

3K 327 154
                                    

Hallo! Omeji sudah berapa hari aku gak lanjut?:( Sorry yaa lambatt lanjut. Sekarang udah akhir semester, jadi tugas mulai menggunung dan yaa gitulah huhu. Ditambahhhhh... aku mendapatkan kabar sedih.. Kabar kalau emma mau nikah sama pacarnya yang sekarang. Itu tuhhhh bikin hatiku syakittt huhuhu #Okelebay :'p

Okay silahkeun dibaca yaa chapter 15nya :*

-----------


Amanda baru saja sampai di depan hotel dan berjalan menuju kamarnya dengan wajah yang tidak karuan. Tatapannya kosong dan air mata tidak berhenti turun ke pipinya. Dia sudah tidak peduli dengan banyak orang yang menaruh perhatian padanya. Dia hanya ingin menangis sejadi-jadinya di kamarnya dan mengingat segala kenangan yang telah dilewatinya bersama Josh.

Amanda tidak pernah berpikir akan berpisah dengan Josh secepat ini. Atau bahkan dirinya tidak pernah berpikir akan berpisah dengan Josh. Selama ini selalu ada angan-angan yang indah tentang dirinya bersama Josh. Tidak ada sekalipun dia memikirkan untuk jauh dari Josh. Namun semuanya kini terjadi. Josh tidak lagi ingin bersamanya, dan dia harus menerimanya dengan lapang dada.

Amanda sampai di depan kamarnya dan segera membuka pintu kamarnya. Begitu dia masuk, ternyata Emma dan Tom sudah berada di dalam dengan wajah yang terlihat kesal sekaligus khawatir. Baru saja Emma akan menyerang Amanda dengan berbagai pertanyaan yang tentu saja harus dijawab oleh Amanda dengan jelas dan masuk akal, Amanda sudah menangis sejadi-jadinya di depan pintu kamarnya. Bahkan dia sampai terduduk di lantai dan menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara isakan yang keras.

Dengan segera Emma menghampiri Amanda bersama Tom. Emma ikut duduk di depan Amanda dan memeluk tubuh Amanda erat. Tubuh Amanda sangat mudah di rengkuh oleh Emma karena tubuh Amanda sedikit lebih kecil dari Emma. Amanda pun membalas pelukan Emma dan menangis di pundak Emma.

"Apa yang terjadi, Amanda?" Emma bertanya pelan. Tangan kanannya mulai mengelus punggung Amanda perlahan. Mencoba menenangkannya agar dia bisa bercerita dengan baik. Amanda hanya menggeleng dan tangisannya semakin menjadi-jadi.

"Amanda." Tom mulai berlutut di samping Emma. Tangannya menyentuhkan kepala Amanda dan mengelus rambut panjangnya. Amanda sedikit tersentak lalu kembali terisak. Pelukannya pada Emma semakin erat. Berharap dengan pelukan ini, dia bisa melupakan segalanya. Melupakan kalau Josh baru saja memutuskannya tanpa sebab.

"Apa kau bertemu dengan Josh?" Tom bertanya perlahan. Mencoba membuat Amanda fokus ke pembicaraan dan mau menceritakan apa yang terjadi. Emma dan Tom sangat khawatir dengan keadaan Amanda yang kurang stabil, berkeliaran sendirian di negeri orang yang bahkan belum pernah di datanginya sebelumnya.

"Amanda. Ceritalah pada kami. Tidak apa." Emma mencoba membujuk Amanda dengan lembut. Tangannya masih mengelus punggung Amanda.

"Josh ingin berpisah denganku. Dia ingin aku pergi dari kehidupannya. Dia ingin aku pergi dari hidupnya, Emma." Amanda sedikit berteriak ketika menjawab pertanyaan Emma dan Tom. Tangisannya semakin pecah seiring dengan nafasnya yang mulai kewalahan karena sudah terlalu lama menangis.

Emma dan Tom yang mendengarnya pun terbelalak dan saling memandang. Bagaimana ini bisa terjadi? Bukankah Josh sangat mencintai Amanda? Siapapun yang melihatnya akan tahu kalau Josh sangat mencintai Amanda. Sikap sayang dan protektifnya terhadap Amanda lah yang selalu lekat dalam diri Josh ketika bersama kekasihnya itu. Perkataan Amanda barusan agak sedikit sulit di percaya.

"Kau bertemu dengannya? Dimana?" Emma mulai bertanya lagi dengan lembut. Tangisan Amanda mulai mereda seiring nafas pendeknya yang mulai kesulitan mengambil oksigen. Amanda melepas pelukannya dari Emma dan menatap Emma serta Tom bergantian. Sungguh Amanda sangat menyayangi kedua orang di hadapannya ini.

The Name Of Love ( Feltson )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang