Chapter 23: I Love You, Tom

2.7K 260 84
                                    

Hallo! Ayoo yang penasaran langsung di baca yaa Chapter 23 nya.

WARNING: Bagi kalian yang memiliki emosi berlebih, di harapkan mundur sejenak karena part ini lumayan ngeselin :p

-----------


"Hallo, Evelyn!" wajah Emma berseri saat menjawab telepon dari seorang wanita yang bernama Evelyn. Tom menatapnya dengan penasaran, dia tidak pernah tahu kalau Emma mempunyai teman yang bernama Evelyn.

Emma mengisyaratkan kepada Tom untuk menunggu sebentar dan dia turun dari meja lalu mengambil kaus Tom untuk dikenakannya kembali. Kakinya melangkah menuju ruang tamu dan bibirnya tak berhenti berbincang dengan Evelyn.

Tom mengambil kaus dalamnya dan kemudian memakainya. Tangannya menggenggam kemejanya lalu mengikuti Emma ke ruang tamu. Tom duduk di sofa di susul dengan Emma yang duduk di pangkuannya.

"Benarkah?! Wah selamat! Aku turut senang! Apa dia laki-laki atau perempuan?" Emma menoleh ke arah Tom dengan senyuman lebarnya. Tom mengernyit tidak mengerti.

"Perempuan? Oh pasti dia sangat cantik sepertimu! Bagaimana kondisinya sekarang? Siapa nama yang kau pilihkan untuknya?" Emma bertanya sambil menahan jeritannya. Tangannya mulai menyeka air mata yang mengalir di pipinya karena terharu.

"Baiklah aku akan main ke rumahmu besok bersama kekasihku! Aku sangat merindukanmu, Eve."

"Okay, Bye"

Emma mematikan sambungan teleponnya dengan Evelyn. Dia menatap Tom dengan senyuman bangganya. "Evelyn. Sahabatku sejak kecil. Dia baru saja melahirkan anak pertamanya! Aku tidak menyangka setelah 2 tahun menikah, dia akhirnya memiliki anak dengan suaminya!" Emma memeluk Tom dan menempelkan pipinya pada pipi Tom.

"Besok maukah kau menemaniku menemuinya? Kita melihat anaknya. Dan mungkin kau bisa meminta nasihat pernikahan darinya." Emma bermaksud bercanda untuk kalimat terakhirnya. Tapi dia sudah tidak tahan ingin mengatakan hal itu. Mendengar pernyataan Emma, Tom menjauhkan wajahnya dari wajah Emma.

"Meminta nasihat?" Tom bertanya memastikan. Emma mengangguk. Dia turun dari pangkuan Tom dan duduk di sofa.

"Dulu saat mereka masih berkencan, suami Evelyn sangat ragu untuk menikahinya. Dia memiliki trauma menikah karena orang tuanya sudah bercerai sejak usianya 10 tahun. Dia juga menjadi pengacara hukum yang terkadang mengurusi kasus perceraian. Karena hal itu, dia sangat takut untuk menikah." Tom yang mendengar penuturan Emma mulai merasa aneh. Perasaannya campur aduk. Dia tidak tahu pasti apa yang sebenarnya di rasakan olehnya.

"Lalu setelah di bujuk oleh teman-temannya, ibunya, dan Evelyn sendiri, akhirnya dia mau menikahi Evelyn. Memang cukup lama untuk membujuknya, hampir setahun hubungan mereka di gantung tanpa kepastian. Tapi akhirnya mereka menikah dan kini mereka sudah mendapatkan seorang putri." Emma bercerita dengan senyum yang tidak hilang dari bibirnya. Lalu dia menatap Tom yang tengah menatap lurus ke depan.

Tangan Emma menarik wajah Tom agar menatapnya. "Aku ingin kau meminta nasihat pada Larry tentang pernikahan. Paling tidak, kau tidak akan merasa ketakutan setiap aku membicarakan tentang pernikahan." Tom melepaskan tangan Emma yang masih menyentuh kedua pipinya. Tangannya mengusap keningnya yang sudah berkeringat.

Tom berdiri di hadapan Emma. "Apa yang kau harapkan, Emma?" Emma mengernyit mendengar pertanyaan Tom.

"Apa maksudmu?" Emma bertanya balik karena dia tidak mengerti apa maksud dari pertanyaan Tom.

"Apa yang kau harapkan dariku? Menikahimu?" Tom mengulang pertanyaannya. Emma bangkit dan kini berdiri di hadapan Tom.

"Tentu saja! Aku ingin kau menikahiku. Karena aku ingin bersamamu selamanya. Aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu." Emma menjawabnya dengan nada lembut. Dia mendekatkan keningnya ke kening Tom lalu mengelus pipinya. Tom menggeleng lalu mundur menjauhi Emma.

The Name Of Love ( Feltson )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang