Chapter 18: Life is Easy, right?

2.9K 299 104
                                    

Hallo semua! Udah chapter 18 aja nih. Cepet banget ya kayanya :") padahal kisah feltson masih panjang. So sabar aja yaa nunggu endingnya hehe.

Ohiya. Tentang event menulis Dramione, Hari ini deadline-nya loh. Jadi kalian yang baru mau kirim masih bisa. Ditunggu sampai jam 23.59 WIB yaa :) Terima Kasih yang sudah ikut berpartisipasi dalame event ini.

-----------


Alfonso tengah mengedit beberapa bagian untuk adegan filmnya bersama 4 editor. Dia sangat senang akhirnya filmnya rampung di buat dan akan segera masuk proses editing. Shooting selesai lebih cepat dari yang Ia jadwalkan sebelumnya, itu semua berkat kerja keras para crew dan pemain yang selalu semangat kalau shooting dimulai. Alfonso merasa sangat beruntung memiliki crew dan pemain yang sangat konsisten dan dapat diajak bekerja sama.

Beberapa hari lalu, para editor sudah rampung mengedit setengah dari film The Rebellion Love. Begitu melihat hasilnya, para editor berkata kalau film ini akan menjadi film yang epik. Bukan hanya karena jalan ceritanya yang sangat bagus, tapi juga cara penyampaiannya. Alfonso sangat mahir mengarahkan filmnya, sampai hampir tidak ada celah sedikit pun. Selain itu, para pemainnya juga yang akan membuat booming film ini. Siapa yang tidak ingin melihat pemain Harry Potter bersatu kembali dalam satu film? Tom dan Emma akan menjadi pusat perhatian dalam film ini.

Hari sudah mulai gelap. Alfonso memutuskan untuk memberikan waktu istirahat kepada editor. Ini waktunya mereka untuk pulang dari tengah hutan yang cukup mengerikan saat malam. Alfonso menghampiri seluruh crew dan pemain yang tengah berkumpul di tengah lapangan. Beberapa diantara mereka sudah ada yang mabuk karena minuman yang memang disediakan untuk para crew dan pemain.

"Teman-teman." Alfonso berteriak di depan. Semua orang yang tengah mengobrol, minum, makan cemilan, atau hanya duduk pun melihat ke arah Alfonso.

"Terima kasih atas kerja kerasnya selama ini. Mungkin ini adalah hari terakhir kita berjumpa dalam momen seperti ini. Tapi ini bukan akhir dari tali pertemanan kita. Aku akan merindukan kalian semua." Alfonso berujar dengan suara seraknya. Seluruh orang di lapangan pun bertepuk tangan untuk Alfonso. Dia adalah sutradara terbaik yang pernah ada, semua crew dan pemain sangat nyaman bekerja bersamanya.

Semua pemain, crew, editor, dan Alfonso saling mengucapkan salam perpisahan. Ini jelas bukanlah akhir dari kebersamaan mereka. Masih ada premiere film yang akan dilangsungkan tahun depan dan itu adalah saat yang paling ditunggu oleh semua pemain dan crew yang terlibat.

Pengalaman shooting film The Rebellion Love adalah momen paling berharga bagi keempat pemeran utama di film itu. Emma, Tom, Josh, dan Amanda bisa menemukan kekasih hati mereka dan bisa merasakan cinta yang berbeda.

Ini adalah pertama kalinya Amanda memiliki seorang kekasih yang berbeda kewarganegaraan dengannya. Dan itu menjadi pengalaman dan momen berharga di dalam hidupnya. Josh sudah masuk ke dalam kehidupannya dan membuat hari-harinya menjadi sempurna. Dia tahu kalau pertemuannya dengan Josh bukan hanya sekedar kebetulan. Dia yakin kalau Tuhan merestui cinta mereka berdua. Ditambah dengan status Josh yang kini menjadi seorang Muslim.

Emma dan Tom merasa kalau Alfonso benar-benar orang yang dapat mengubah hidup mereka. Jelas sekali. Kini mereka bisa bersama, itu semua karena ajakan Alfonso. Jikalau saja Alfonso tidak memilih mereka berdua, mungkin mereka tidak akan bersatu dan hubungan mereka akan selalu menjadi teman. Emma sangat bersyukur bisa mendapatkan cinta pertamanya, dan Tom sangat bahagia bisa mendapatkan Wanita yang sangat di kenalnya dan sangat di cintainya.

Semua itu karena Alfonso. Dan sebenarnya Alfonso lah yang menjadi bintang besar di dalam proyek film ini.

*

The Name Of Love ( Feltson )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang