(PROLOG)

2K 147 17
                                    

Tidaklah mudah hidup di sebuah kota besar dengan mengandalkan bakat pas-pasan.

Hidup rantau di negeri orang,aku harus tetap bertahan di kota ini.

Kata orang negeri matahari terbit,ada juga yang bilang negeri sakura,atau rumah doraemon!!

Banyak sebutan untuk negeri rantau yang ku tempati ini.Tapi aku lebih suka menyebutnya negeri seribu karya.

Banyak orang pintar disini,menciptakan penemuan yang tentunya dibutuhkan.

         Y A M A Z A K I
            K E N T O

Seharian berkeliling,mencari kerja untuk menyambung hidup,hidup di negeri orang sangatlah tidak mudah ternyata.

Kalo hanya modal nekat kayak aku kayaknya gak patut buat di tiru.

Mungkin ini karma dari ibuku.Jadi ingat ucapannya sebulan yang lalu sebelum aku berangkat.

"mau apa ke negeri orang,hidup di negeri sendiri sudah susah,mau makan apa kamu di sana nanti,makan batu?!!!"kata ibuku dengan logat jawa khasnya.

Dengan nekat aku kabur dari rumah mengandalkan tabungan ku,dengan meninggalkan sepucuk surat pamit untuk orang tua ku,alih alih agar tak terlalu kwatir pikirku.

Kini baru ku rasakan sekarang.
"bener kata si mbok ku ternyata."

Aku terduduk di pinggiran jalan,kini pelipisku mulai pening.

Aku melihat sekelilingku,kota yang sibuk dengan segala aktifitasnya.

Aku mulai berdiri lagi,berjalan dengan menenteng map lamaran pekerjaan.

Setiap toko ku jejali,tapi nihil.ya nasib,Mau apa aku sekarang di kota besar ini.

Jam menunjukkan pukul 17.00,Hari mulai petang sekarang,melihat matahari sore di perbukitan,meringankan sedikit penat setelah seharian berkeliling mencari kerja.

Langit senja,dengan warna jingga,bahagia hatiku melihat pemandangan ini.

Ku lihat tak jauh dari tempatku bersantai,seorang,dengan jemper dan celana jins yang membalut tubuhnya,tidur terlentang di atas rerumputan,dengan buku yang menutup wajahnya.

Mungkin ia silau,pikirku,tak lama kemudian ia pun terbangun dari tidurnya dan jatuhlah buku yang tadinya menutup wajah itu.

wajah itu sangat familiar,tapi siapa,aku mencoba mengingat tapi apa iya,ku perjelas pengelihatan ku,tapi memang benar itu dia.

Orang yang menjadi alasan ku datang kesini.

"YAMAZAKI KENTO"respek aku memanggilnya.Dia pun melihat ke arahku,namun sayang belum sempat aku berlari ia segera menutup wajahnya dengan masker dan pergi menjauh.

aku terperangah hingga berdiri mematung,bingung harus kemana,seperti mimpi bisa bertemu dia sekarang.

yamazaki kento (END)Where stories live. Discover now