Mencontek

2.1K 115 0
                                    

Inspirasi : ini adalah kisah nyata penulis loh hehe, ingin saja di posting soalnya lagi disibukkan sama tugas pra UAS dan semoga ini bisa menjadi pembelajaran. Anggap saja Sakura centric yaa!


Summary : Mencontek? Yay or nay?


Mencontek?


Kata yang sudah tidak tabu untuk di dengar, bahkan sudah menjadi tradisi turun menurun. Banyak pula istilah lainnya ; curang, salin, plagiat dan lain-lain. Silahkan cek sendiri makna mencontek di internet, beribu-ribu bahkan berjuta postingan orang awam, para guru, pakar pendidikan dan lain sebagainya dalam banyak bahasa.


Pro atau kontra?


Susah untuk memihak yang mana karena itu seperti dua sisi logam yang berbeda, meskipun itu semua tergantung dari kacamata mana yang akan kau simpulkan.


Saya, yang pernah menjadi siswi sekolah selama dua belas tahun dan kini berubah status menjadi mahasiswi, pernah-sering-terbiasa melakukannya. Sejak kapan? Menduduki bangku tingkat dua sekolah menengah pertama negeri. Ulangan harian biologi, teman-teman lainnya mengerjakan dengan mencuri intip buku LKS di kolong meja, ada pula beberapa yang berani memangku buku itu diatas pahanya, sisanya yang tidak punya nyali memilih mengerjakan dengan kemampuan sendiri – termasuk saya.


Saya mencoba menjadi orang yang naif, toh untuk apa? Saya pintar, saya bisa mendapatkan peringkat sepuluh besar di kelas, bersanding dengan para penyontek ulung. Walaupun saya sering memberikan hasil PR yang telah dikerjakan sebelumnya bagi teman-teman yang belum mengerjakan, itu bukan dinamakan mencontek bukan? Sebaliknya. Dan itu tidak dilakukan sering-sering, saya bukan orang dermawan cuma-cuma.


Akhirnya saya tau, mencontek sama seperti bermain arisan. Sama-sama menjalin kekerabatan antar sesama. Saya dicap sebagai orang egois dan apatis.


Salah satu teman sebangku sekolah dasar saya dulu, mempunyai teman yang satu kelas dengan saya saat sekolah menengah pertama. Dia bertanya pendapat pada temannya tentang diri saya. "Oh si Sakura ya? Pendiem, pinter trus pelit." Hahaha.


Saya menyadari bahwa saya adalah tipe orang yang sesumbar, dan itu berujung pada kertas contekan matematika di pangkuan saya saat Ujian Nasional. Fantastis, saya mendapat hasil delapan puluhan di ijazah. Hanya matematika yang nyontek, kok!


Memasuki tahun pertama sekolah menengah kejuruan, saya merubah diri menjadi orang yang berbeda, amat sangat berbeda 180 derajat dengan kepribadian saya waktu SMP. Tidak ada yang mengira saya adalah orang yang sama waktu di SMP dulu. Pendiam berevolusi menjadi periang setengah sedikit gila.


Sial dan senangnya, rollingan bangku semester kedua saya mendapat partner bejat. Eh maksudnya dia membawa saya keluar dari lingkup kecil. Dia sangat menyenangkan, ya dia adalah pakar mencontek handal! Maklum saja, dia lulusan dari SMP swasta yang menganut dogma Nilai adalah skala prioritas utama. Sebut saja dia dengan nama aslinya Ino Yamanaka!


Ino itu orang dengan sejuta muslihat. Mengangkat kertas soal dan menyelipkan contekan di baliknya, contekan dibalik lipatan dasi, dan... banyak trik lainnya yang saya khawatirkan akan menjadi contoh tidak benar bagi pembacanya. Garis besarnya dia bisa memanipulasi ekspresi wajahnya.

Cerita Sasuke & SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang