Miss Understanding

1.6K 133 27
                                    

Inspirasi : Sekuel dari cerita karya Zuppa_Soup yang berjudul Jenuh. Link cerita ; https://m.fanfiction.net/s/12586249/1/Jenuh. Tapi juga ada kok lewat watttpad, silahkan berseluncur ke profile beliau.

.

Summary : Apakah benar hanya Sakura yang menderita disini, sedangkan Sasuke tidak?

.

Yamanaka Ino menggigit potongan melonnya yang kesembilan sembari memperhatikan kawan disebelahnya. Tidak bisa mengabaikan gadis berambut merah muda bertampang masam ini, Ino bertanya heran, "Sakura, kamu tidak makan bareng Sasuke?"

Sakura mendengus, "tidak untuk hari ini dan seterusnya."

"Loh kenapa?"

Tidak menjawab pertanyaan Ino karena Sakura sibuk memakan takoyaki dengan beringas seakan tidak ada hari esok. Mengingat Sasuke saja rasanya sudah menyebalkan, membuatnya nangis tersedu-sedu semalaman hingga kedua matanya memerah dan sembab tapi menjelang pagi tiba ketika mereka berhadapan di pintu kelas, Uchiha Sasuke hanya menatapnya tanpa emosi.

"Kapan?"

"Apanya?"

"Putus dengannya, aku sudah rasa cepat atau lambat kamu bakal begini." Bagaikan api disiram bensin, Sakura melompat kaget dan memuntahkan air minum yang sedang diteguknya. Ino mengernyit jijik, tanpa rasa bersalah dia mundur dua langkah.

Sakura mengelap bibirnya dengan sapu tangan, kemudian melirik jengah pada Ino yang masih setia menunggu jawabannya.

"Kemarin sore di halte dekat sekolah," Sakura menelan ludah dengan susah payah, berusaha mengeluarkan suara tanpa tersendat. "Aku pikir kami baik-baik saja, bahkan waktu satu tahun sebagai kekasih dilalui tanpa terasa. Tapi... Aku tidak suka sikapnya yang cuek dan tidak peka. Kenapa harus aku yang selalu mengambil inisiatif?!"

Tidak ada yang bisa Ino berikan pada Sakura selain tepukan lembut di bahu, sekedar menenangkan. "Terus pas putus dia nahan kamu?"

"Jangankan nahan! Itu cowok malah ngomong setuju-setuju aja gitu." Sakura mendorong piring takoyaki ke tengah meja, sudah tidak berselera lagi. Terlebih melihat pasangan hits NaruHina yang berjalan melewati meja mereka, satu sekolahan mengidolakannya karena awetnya hubungan yang dijalani serta amat romantis.

Kalau kata anak milenial hitz jaman now ; relationshiop goals bangetzzz (tambahan tiga kali z untuk menambah kesan greget)

Tidak perlu membayangkan bagaimana gentleman Naruto yang kini merangkul sayang Hinata, bahkan Sakura bisa menghitung berapa kali frekuensi Sasuke menggengam tangannya di depan umum. Apalah Sakura yang mengharapkan itu terjadi, dirinya bagaikan remahan kripik kentang Chouji yang jatuh tersia-sia.

"Hidup dibawa santai aja Ra, aku yang jomblo ini aja happy aja kok."

Gimana tidak santai? Kalau gebetan Ino ini banyak, bagaikan pesakitan yang tidak meminum habis antibiotik, maka bakteri yang sebelumnya mati malah tumbuh bertambah banyak.

Hening sesaat. Ino memilih menatap langit di kantin outdoor sekolah, sedangkan Sakura berkutat dengan ponselnya, Ino pikir sahabatnya pasti sedang mencari quotes galau kekinian untuk di repost ataupun dijadikan photo profile.

Sejujurnya Ino tidak sungguh-sunguh mengatakan kalau dia sudah menduga hubungan Sakura dan Sasuke berakhir. Dia akui kedua sejoli itu banyak memiliki perbedaan, tapi bukankah perbedaan itu yang menyatukan? Memang Sasuke pribadi yang acuh dan dingin tapi kalau kau melihat pancaran mata Sasuke untuk Sakura, disana ada cinta.

Sayangnya Sakura terlalu ragu untuk mempercayainya. Untuk cewek yang sudah mabok nan khatam drama Korea, dia ingin Sasuke se-so sweet pemeran utama cowok. Padahal menurut iklan Spr!te, hidup tidak seindah drama Korea.

Cerita Sasuke & SakuraDonde viven las historias. Descúbrelo ahora