3. Raden Bagus Sadhana

709 82 38
                                    

Hari ini aku, Raden Bagus Sadhana, Pangeran Pati Kerajaan Purwacarita, sangat gembira!

Akhirnya, setelah selametan hari lahirku yang ke-17, Kanjeng Romo Prabu dan Bunda Ratu Prameswari memberiku izin untuk melangkahkan kedua kakiku keluar gerbang istana.

Kebayang gak sih, ada ABG tampan sebesar ini tidak punya pengalaman apa-apa untuk menghadapi dunia luar karena seumur hidupnya terkungkung di istana?

Ada tho, anak laki-laki yang dipingit gak boleh keluar rumah?

Ada! Itulah diriku, sebelumnya!

Yah, sebetulnya aku lumayan paham sih alasannya.

Jadi, berhubung Kanjeng Prabu Mahapunggung dan Prameswari Dewi Gemi, ayah-bundaku hanya memiliki anak tunggal, yaitu diriku. Maka mau tidak mau, segala tumpuan harapan penerus takhta satu-satunya pun dibebankan ke pundakku.

Sebetulnya, katanya, dulu Bunda Ratu dan Eyang Ibu Suri sempat mengusulkan kepada Kanjeng Romo Prabu untuk mengambil garwo selir --soalnya kan wajar saja tuh para raja di zaman ini punya beberapa istri-- agar dapat memiliki beberapa putra lagi sebagai cadangan kalau sampai ada apa-apa yang terjadi padaku.

Idih, amit-amit! Jangan sampai ada apa-apa juga kali!

Tapi ya begitu, katanya karena Kanjeng Romo terlalu cinta sama Bunda Ratu, maka ia bersetia dan tidak sudi untuk melirik perempuan lainnya.

Duh so sweet banget ya, kisah cinta ayah-bundaku yang membara? Bisa gak, kira-kira aku nanti ketemu sama belahan jiwaku sendiri yang akan aku cintai sampai nanti, seperti mereka, kalau selama ini aku terus terkurung di istana?!

Yup, literally dari bayi sampai sebesar ini aku memang gak dibolehin ke luar istana sama sekali! Ya itu tadi, gara-gara diriku calon penerus takhta tunggal, ayah-bundaku takut kalau aku bakal diculik, disakiti, atau bahkan dibunuh oleh musuh-musuh kerajaan.

So begitulah, selama ini aku terpaksa belajar tata negara, strategi perang, ekonomi dan hubungan bilateral antar negara, serta sejarah silsilah leluhur, cukup dari dalam tembok istana.

Romo Prabu dan Bunda Ratu telah mengundang guru-guru terbaik dari segenap penjuru negeri untuk memberi pelajaran khusus kepadaku.

Mungkin sistem pembelajaran macam inilah yang kelak menjadi cikal-bakal home schooling yang di masa depan nanti akan banyak dipilih oleh para orang tua kaya dari generasi penerusku.

Katanya, demi mencegah agar anaknya tidak diculik or salah gaul sehinggga bisa jatuh cinta sama orang kere yang tidak keren.

Well, pada salah kaprah tuh! Bukannya yang namanya cinta itu tak memandang kasta?

Kanjeng Romo aja waktu mudanya jatuh cinta sama Bunda Ratu yang cuma anak rakyat jelata dan menikahinya!

--Ini juga kali ya, yang bakal jadi inspirasi mayoritas cerita romance wattpad di masa depan: kisah cinta CEO dan gadis biasa. CEO, apaan? Katanya dia itu sebangsa raja kerajaan bisnis, saat nanti raja kerajaan beneran udah langka...--

Kembali ke soal pelajaran, begitu pun dengan berkuda, memanah, dan berenang
--nih tiga pelajaran katanya penting banget loh--
juga bermain pedang dan olah kanuragan lainnya, cukup kupelajari di lingkungan dalam istana tanpa praktik luar alias PPL sama sekali.

Kebayang dunk, betapa kuper dan gak punya temannya diriku?

Untung diriku anaknya manis dan sabar, jadi gak pernah mengeluh *lah yang barusan namanya apa coba(?)* or melakukan pemberontakan semacam berusaha kabur dari istana. Gak pernah sama sekali!

Pengantin PadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang