7. Ontran-Ontran (1): Lamaran Raseksi

510 64 33
                                    

Cerita sebelumnya:

Sadhana telah dua kali gagal menemui Dewi Sri di tepi telaga Hutan Larangan. Dewi Sri seolah hilang ditelan bayangan. Yang ditemukannya di sana justru seorang pertapa aneh, yang seolah mampu membaca isi hatinya.

Pertapa tua itu kemudian memberikan tiga buah 'kaca' kecil, yang katanya dapat membantu Sadhana menemukan kekasih hatinya.

'Kaca' apakah itu? Bagaimana cara menggunakannya untuk menemukan Dewi Sri? Dan yang lebih penting lagi, siapakah sebenarnya Pertapa Magis yang ditemukan Sadhana?

Mungkin jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas akan dapat ditemukan di part ini. Mungkin, sih. Heheh.

+++

Sadhana menatap heran pada benda yang dihangsurkan oleh sang pertapa ke telapak tangannya.

Secarik kain bertabur kembang sesajen, serta tiga buah kaca kecil yang tampak mencolok mata karena berkilau laksana permata.

Ini benda apa? Batin Sadhana bertanya-tanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini benda apa?
Batin Sadhana bertanya-tanya.

"Tak lama lagi kau akan memerlukan kristal ini untuk mencari Dewi-mu," Pertapa itu menjawab pertanyaan Sadhana yang tak terucap.

"Tempelkan dua mustika yang kecil ke mata, maka ia akan merasuki kedua matamu dan membuatnya mampu melihat segala yang tak kasat mata.

Satu mustika lagi telanlah sebagaimana menelan butiran ramuan obat, ia akan membuatmu mampu berubah wujud menjadi apa saja dan memerintah yang sebangsa dengannya, untuk memudahkanmu mencari Dewi-mu," Bapa Tua itu menjelaskan semuanya bahkan sebelum Sadhana sempat meminta!

Sadhana semakin heran, ia menatap Pertapa Tua itu dengan pandangan takjub sembari bertanya. 

"Bapa, siapakah Anda, sebenarnya? Bagaimana bisa, Anda seolah tahu segala?" Sadhana mengutarakan keheranannya ke dalam tanya.

"Pergilah ke arah Desa Wasutira, kemungkinan besar kau akan dapat menemukan Dewi-mu di sekitar sana.

Sekarang berhentilah mengganggu pertapaanku dan menyingkirlah. Jangan pernah lagi kau datang ke mari. Dewi-mu itu sudah tidak bisa lagi datang ke tempat ini!"

Usai berkata demikian, Sang Pertapa langsung kembali memejamkan mata dan meneruskan aktivitas gaibnya, seakan mengusir Sadhana secara terang-terangan. Ia tak mengacuhkan pertanyaan Sadhana sama sekali.

Sadhana hanya dapat mengangguk pasrah, tak mampu berucap apapun lagi, selain terima kasih. Ia kemudian menjura, menghatur sembah, sebelum berbalik dan pulang menuju istananya.

Tak lupa, tiga mustika istimewa itu, ia simpan baik-baik dalam kantung kain yang ia sembunyikan di balik ikat pinggangnya.

Yang tidak Sadhana ketahui, seratus langkah setelah ia meninggalkan tepi telaga, tiba-tiba kabut pekat menjala dari dupa yang dinyalakan Sang Pertapa, melingkupinya, lalu melenyapkan orang tua itu dari pandangan mata, seolah ia memang tidak pernah ada di sana.

Pengantin PadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang