9. Zayn

2.3K 167 7
                                        

Wajahku kian kusam, dan tubuhku mengurus, kelakuan bejat Harry sudah melampaui batas dan lagi - lagi aku tak bisa melawannya. Aku membiarkannya dari sejak pertama aku bertemu dengannya untuk memyentuhku dan mengambil apa yang seharusnya tidak dia ambil.

Aku tertekan, aku ingin keluar, namun aku memikirkan bagaimana Aubrey nantinya. aku begitu yakin ancaman si keparat itu asli. dan kemarin dimana dia mencoba tubuhku seharian. rasanya sesak, aku melebihi jalang. hatiku seperti tertusuk beribu - ribu belati. Aku menangis sejadi - jadinya dikamar ini. tidak, dia tidak mengurungku. entahlah hari ini sikapnya pada diriku tak menunjukan bajingan, ia bahkan bersikap dingin dan datar kepadaku. tidak berbicara sepatah kata pun kepadaku. dan aku bersyukur.

"Aunty Nat!" suara itu menyadarkanku, dan dengan cepat aku menghapus air mataku "Jashon!" kataku merentangkan tanganku kesamping ia berlari dan segera memelukku "aku merindukan aunty Nat" katanya.

"Kau baik - baik saja kan Jashon?" kataku cemas, ia menatapku lalu mengangguk "aku sangat baik, uncle Zayn merawatku dengan baik" katanya, aku mencium puncak kepalanya "tidak ada yang melukaimu kan?"

"tidak, aunty. Aku bingung kenapa uncle Zayn membawaku pulang kerumahnya saat aku pulang sekolah, awalnya aku menangis minta pulang, namun dia menenangkanku. Dia baik" syukurlah, aku senang mendengarnya dia baik - baik saja.

"apakah kau sudah makan?" kataku tersenyum dan mencoba  bangkit "sudah, Aunty. temani aku ketaman, sepertinya disana sedang ada acara" aku sedikit terkejut, bagaimana ini? aku tak mungkin keluar, bagaimana jika Harry bertindak kurang ajar lagi kepadaku?

cukup!

7 hari ini aku begitu menderita karena perlakuannya, aku tak mau lagi "maaf, Jash. sepertinya aunty kurang enak badan. Bagaimana jika kita bermain dirumah saja?" ia terlihat murung dan berjalan menjauh dariku "Aku tidak mau aunty, aku bosan. Aku ingin ketaman! disana juga aku melihat teman - temanku! disini tidak! hanya aku yang bermain!" pekiknya kepadaku, matanya memerah dan kemudian menangis, aku memijat pelipisku.

"Bagaimana jika Ayahmu marah? aku tidak mau kena marah Ayahmu" aku menggeleng "Kita pulang cepat, kumohon" bagaimana ini? "t--tapi..."

"kumohon, aunty, hanya sebentar"

"ya sudah, Ayo kita ketaman! janji jangan terlalu lama" peringatku "Aku janji aunty"

Saat aku dan Jashon berjalan beriringan keluar dari rumah, aku melihat pria asing  berjalan mendekat dia menatapku tak lama tersenyum kecil "Jashon, tas sekolahmu tertinggal" ia memberikan tas itu kearah Jashon namun dengan cepat aku mengambilnya "terimakasih" lalu aku menampilkan senyum ramahku.

"Aku Zayn Malik. umph... kau?"

"Aku Baby Sitter disini, baru sekitar 1 minggu, dan namaku Natalie" aku menjabat tangannya "oh okey, kalau begitu aku harus segera pergi kembali. kekasihku menunggu didalam mobil" aku mengangguk kecil, ternyata dia sudah memiliki kekasih.

Aku segera menarik tangan Jashon, "Apakah kau baik - baik saja selama aku dengan uncle Z, Aunty?" seketika senyumanku memudar mendengar perkataan yang baru saja di lontarkan Jashon, tidak. aku tidak baik - baik saja. Dia begitu tampan.

Harry melecehkanku setiap harinya, bahkan kemarin adalah yang terpanjang, jika kalian ingin mengetahuinya, mungkin mentalku sudah terganggu, trauma. itulah yang aku rasakan, kali ini setiap melihat Harry, badanku bergetar, bayangan tentang bagaimana dia menyiksaku terlalu terlintas dibenakku, dan ujungnya aku akan menangis seperti orang habis melihat setan, aku mengalaminya tadi pagi, dan anehnya, dia bertindak seperti tidak mengenalku tadi pagi.

"aku baik - baik saja, Ayahmu tidak akan berani bertindak macam - macam lagi padaku" aku tersenyum paksa . jelas saja aku berbohong, bahkan Harry sudah merenggut mahkotaku, aku membencinya, sungguh.

Dibandingkan dengan orang - orang yang bernasib sama denganku, aku merasa lebih kuat dibanding mereka, bukan aku berbesar kepala. Tapi, ini serius, jika kebanyakan artikel dan berita yang aku lihat menunjukan jika korban pemerkosaan akan berakhir di rumah sakit jiwa, menjalankan pengobatan alternatif, atau sebagainya. aku malah tidak. well, trauma. setiap korban pasti memiliki, namun entahlah ada apa dengan diriku ini.

Malah aku yang kasihan pada Harry, seharusnya dialah yang dibawa berobat agar jiwanya normal, tidak seperti itu. Dan soal aku tak pernah berani kepadanya karena, aku pun tidak tahu, tapi rasanya aku sangat lemah bila ada didekatnya, tubuhku bahkan merespon apa saja yang diperintahkan olehnya.

"Aunty, jangan terus melamun, kita sudah sampai" Kata Jashon mengguncang tanganku, astaga! bahkan aku tak menyadarinya kapan aku berjalan.

"Astaga!" aku menepuk jidatku kulihat kearah sekeliling dan  benar saja, seperti bazaar. "Aku ingin permen kapas, Aunty!" aku melihat kearah Jashon "tentu, ayo!" Aku begitu menyayangi Jashon.

Setelah membelinya, aku dan Jashon duduk di kursi taman yang menyamping, kualihkan pandanganku kearah lain dan menemukan seseorang yang sudah tak asing lagi, aku begitu senang melihatnya.

"Aubrey..." panggilku, ia dengan cepat menatapku dan berlari disusul oleh temannya "astaga! Nat!" ia langsung memelukku, begitupun aku.  "aku merindukanmu!" kataku kepadanya dan melepaskan pelukannya.

"akupun  begitu" ia tersenyum kearahku "Aubrey, kenalkan dia Jashon" kataku menunjuk kearah Jashon, Aubrey menatap Jashon dan tersenyum. "Hi, aku Jashon" kata Jashon "aku Aubrey, kau bisa memanggilku Brey"

"Nat, dia Zee temanku." kata Aubrey "Hi, aku Zee lauwen"

***

Setelah berbincang - bincang lama hingga Jashon tertidur dipangkuanku, aku memutuskan membawanya pulang, begitu dengan Aubrey. Sebenarnya aku masih ingin berlama - lama dengan adikku itu tapi ia berkata setelah ini ia akan melakukan ekskul biola, aku tak tahu dia memiliki hobby di bidang itu.

Kurebahkan Jashon dikasurnya, aku memilih naik taksi saat pulang tadi, karena jika jalan pasti badanku akan terasa pegal dan remuk. Aku harap Harry akan lama  dikantornya itu, aku benar - benar tak ingin bertemu dengannya.

malamnya, aku memutuskan membuat makan malam untuk Jashon, soal aku tak enak badan, aku tidak berbohong. Tubuhku panas dan aku sedikit sakit kepala disertai pusing. Sebenarnya aku tak kuat berada di rumah ini, aku ingin mengundurkan diri, tapi aku berpikir jika aku tak bisa lakukan itu, aku hanya takut ancaman yang Harry berikan itu adalah benar.

Langkahku terhenti saat melihat Harry diambang pintu, rasa takutku menguasai diriku, tapi tunggu... dia tidak sendiri, ia bersama perempuan? Aku segera masuk kedalam kamarku enggan menatap mereka.

"Hey kau! cepat buatkan aku minuman!" Aku memperhatikan gadis ini beberapa detik dan aku ingat! Ia yang waktu itu mengambil uang Harry dari berangkasnya dan Harry menuduhku!

"Kau yang ambil uang Harry dari brangkasnya kan?!" pekikku kepadanya, wajah mereka berdua berubah, Harry menatapku tajam "Tidak! kau yang berusaha mengambilnya!" Bentaknya, Harry masih menatapku tajam "sudah! Towny, ayo kita ke kamarku. dan jalang ini..." ia menunjuk kearahku, dan rasanya menyakitkan saat aku dipanggil jalang "Aku akan urus nanti" Harry menarik tangan perempuan itu masuk ke kamarnya.

Dan seketika air mataku turun, teruslah fitnah aku! siksa aku! dan katai aku!

Aku tahu apa yang akan mereka lakukan di kamar Harry, aku berusaha mengatur nafasku, apa dia melakukan ini kepada semua perempuan? Oh tidak. Ia memperlakukanku berbeda benar? Ia hanya memperalat aku saja sebagai mainan seks nya.

Kalau saja aku adalah keturunan pejabat atau pemimpin perusahaan hidupku tak akan seperti ini, oh Aku tidak menyalahkan orang tuaku, aku tidak menyesal memiliki orang tua seperti mereka hanya saja aku membayangkan bagaimana bahagianya aku bersama Aubrey jika seperti itu. Tidak seperti sekarang.

"..."

Tangan gatel pengen update habisnya gk ada kerjaan sih ;/
Ini chapter yang ter membosankan, gk ada Harry sama Nathalie moments,ada sih but just a little bit dan itu buat aku BT. aku juga greget pgn adain Harry & Nathalie moments :/ Tapi next chapter akan ada. jadi stay tunes guys :))

vomments

BabySitter || H.E.S Where stories live. Discover now