22. Tengah Malam

8.4K 780 33
                                    

01.27 AM KST

Jam menunjukan sudah lewat tengah malam. Jalanan kosong dan sepi yang kadang membuat orang yang takut akan kegelapan atau hantu pasti bergidik ngeri.

5 meter lagi ia akan sampai di dorm. Tempat yang sudah beberapa tahun ia tinggali bersama para orang-orang tersayangnya. Termasuk tinggal bersama kekasihnya. Lee Jihoon.

Ah, teringat Lee Jihoon membuat Soonyoung sedikit berlari untuk segera sampai ke rumah keduanya.

Dibuka pintu dorm yang di dalamnya sudah sangat sepi sekali. Bahkan lampu ruang tengah pun sudah dimatikan—yang tandanya para member sudah pada tertidur, oleh Seungcheol.

Ia berjalan ke kamarnya. Melepas jaket, topi, masker dan mengganti celana jeans-nya dengan celana training hitam kesayangannya. Setelahnya, ia membuka pelan kamar Jihoon dan menampilkan sosok menggemaskan yang tengah tertidur dengan pulasnya.

Senyum tipis terukir di bibir Soonyoung. Ia menghampiri kekasihnya dan bersimpuh disebelah ranjangnya. Mengusap rambut lembut Jihoon dan turun ke pipi lalu berhenti di bibir tipisnya.

Ketua dari Performance Team itu mendekatkan wajahnya pada wajah manis Jihoon untuk mengecup bibir manis itu.

Jihoon yang merasakan ada sentuhan pada bibirnya, terbangun. Ia dapat melihat Soonyoung yang menutup matanya dan mengecup bibirnya. Ia membalas kecupan itu dan membuat Soonyoung menjauhkan sedikit wajahnya untuk melihat kekasihnya.

"Aku membangunkanmu ?" Tanya Soonyoung pelan.

Sang Komposer Muda itu menggeleng pelan, "Aniyo." Lalu bangkit untuk duduk diatas ranjang.

Jihoon menempelkan dua jarinya pada bibir Soonyoung. Bibirnya panas. Ia memicingkan matanya dan menatap Soonyoung. Kemudian, ia meraba kening kekasihnya. Panas.

"Kau sakit ?" Tanya Jihoon.

Soonyoung mengubah posisi duduknya. Menjadikan lutut sebagai tumpuannya dan menaruh kedua tangan yang ia taruh diatas paha Jihoon. Ia menggelengkan kepalanya, "Tidak."

Soonyoung kembali mendekatkan wajahnya pada Jihoon. Berniat untuk menciumnya. Namun, namja manis itu menghindar yang membuat Soonyoung mengerutkan dahinya.

"Aku tidak mau menerimanya kalau kau tidak jujur padaku." Tegasnya.

Namja kelahiran Namyangju itu menghela napasnya. Ia kalah, "Baiklah, aku akan jujur. Tapi, kali ini jangan menghindar."

Perkataan itu membuat semburat merah muncul di pipi putihnya. Dengan lucunya, ia mengangguk lirih.

Soonyoung sedikit mengangkat dagu kekasihnya dan kembali mendekatkan bibirnya. Benar saja, Jihoon tidak menghindar. Ia benar-benar diam. Bahkan, sekarang ia sedikit meremas satu tangan Soonyoung yang masih ada di pahanya saat Soonyoung memperdalam ciumannya.

Pagutan itu terlepas. Mereka terdiam sebentar. Jihoon menatap Soonyoung yang mengeluarkan keringat. Ia menghapus keringat itu dan bertanya, "Kau pusing ?"

Soonyoung sedikit berdeham, "Kau tidak akan marah ?"

"Untuk apa aku marah." Jawabnya seraya menghapus keringat yang kembali mengalir di pelipis kekasihnya.

"Sedikit pusing." Jawab Soonyoung.

Jihoon menghela napasnya, "Sedikit pusing, tapi berkeringat begini. Aku tidak bodoh, Soonyoung-ie."

"Kau meninggalkan makan malammu lagi ?" Sambungnya.

Soonyoung mengangguk lirih yang membuat Jihoon menghela napasnya. Ia menepuk tempat disebelahnya meminta Soonyoung untuk duduk disana. Soonyoung menurut. Ia duduk disebelah kekasihnya.

Saat Soonyoung duduk, Jihoon berdiri. Ia memegang pundak Soonyoung, "Kau duduk disini, aku akan mengambilkan makan dan obat untukmu, arra ?"

Soonyoung mengangguk yang membuat Jihoon tersenyum. Dengan jahilnya, namja mungil itu mengecup bibir kekasihnya sekilas. Seperti kilat, sangat cepat. 2 detik yang mampu membuat Jihoon merona dan membuat irama jantungnya tidak teratur.

Dengan terburu-buru, ia keluar dari kamarnya karena malu luar biasa. Ia pergi ke dapur untuk mengambil makanan dan sebutir obat.

Jihoon kembali dengan sebuah nampan coklat beserta makanan, minuman dan sebutir obat. Ia menyuapi kekasihnya. Namun, disuapan ke-4, Soonyoung menggelengkan kepalanya.

"Kau baru makan 4 sendok, Soonyoung." Keluhnya.

"Aku mual, Ji."

Untuk yang kesekian kalinya, Jihoon menghela napasnya, "Baiklah, sekarang minum obatmu selagi aku membersihkan semuanya, lalu tidur. Tidak usah menungguku selesai menyuci."

Soonyoung menggeleng, "Tidak, aku ingin menunggumu."

"Terserahmu." Jawab Jihoon sambil berlalu.

Ia sedikit tergesa-gesa menyuci mangkuk itu agar Soonyoung bisa cepat tidur. Kurang dari 5 menit ia sudah selesai dan kembali ke kamar dan melihat Soonyoung sedang duduk menunggunya.

Jihoon mendorong bahu Soonyoung agar ia berbaring diranjangnya. Menarik selimut sampai sebatas dagu kekasihnya. Soonyoung mengernyitkan dahinya, "Kau tidak tidur disini ?"

Jihoon menggeleng, "Kau saja. Aku akan tidur di kamarmu."

Namja kelahiran Busan itu mengecup pipi Soonyoung lalu bangkit. Namun, sebuah tangan menahannya, "Disini saja, sayang."

"Kalau kau tidur bersamaku, kau tidak akan tidur nyenyak, Soonyoung."

Soonyoung menggeleng keras, "Tidak, siapa bilang! Buktinya aku tidak pernah mengeluh aku kurang tidur saat kau tidur bersamaku, Jihoon."

Si Manis memutar bola matanya jengah, "Ji, tidurlah bersamaku." Rengek Soonyoung.

Akhirnya, Jihoon mengalah. Ia menyibakkan selimut itu lalu masuk ke dalamnya.

"Geser sedikit." Pintanya.

Soonyoung tersenyum, lalu menaruh satu tangannya dipinggang ramping Jihoon. Mengusap rambut kekasihnya lalu mengecup keningnya, "Selamat malam, sayang. Mimpikan aku." Katanya.

Jihoon terkekeh pelan, "Kau juga, mimpi indah."

"Mimpiku akan indah bila aku memimpikan mu, Jihoon."

"Untuk apa memimpikan ku ? Aku 'kan disini, Soonyoung." Jawab Jihoon sekenanya.

"Kalau aku memimpikan mu, itu keberuntungan bagiku. Karena dimimpi aku bertemu denganmu dan di dunia nyata pun aku bertemu denganmu."

Jihoon kembali terkekeh, "Pejamkan matamu, sayang." Ini Soonyoung yang bicara.

"Kau saja, 'kan kau yang sedang sakit."

Soonyoung menggeleng lucu, "Aku tidak terbiasa tidur sebelum kau yang tidur."

"Baiklah, aku akan memejamkan mataku. Ingat, kau juga tidur, Soonyoung."

"Iya, sayang."

Jihoon mendekatkan tubuh mungilnya pada tubuh Soonyoung untuk mencari kehangatan. Tidak perlu waktu lama, ia sudah terlelap didekapan kekasihnya.

Soonyoung mengecup puncak kepala Jihoon sebagai penutup untuk malam ini, "Aku mencintaimu, sayang."



























Catetan: Double update yuhu!! Yang satu lagi di love blossom cek yuk, jangan lupa kalau udah berkunjung, biasakan untuk tinggalkan jejak. Daripada diem ga jelas nunggu basreng, mending bikin ff. Jangan lupa vomment 😘😘

SoonHoon CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang