넷(네)

53 6 3
                                    


"Siapa?" Jawab Jaemin pelan. Rasa laparnya sudah terbang entah kemana.

"Jungkook" Ucap Anisa tiba-tiba.

Secepat kilat Jaemin menolehkan kepalanya kesamping agar bisa melihat youja yang berada tepat disampingnya itu. Tanpa respon. Lidahnya terlalu kelu untuk menjawab apa yang baru saja terlontar dari mulut Anisa. Jujur dirinya belum siap untuk menerima realita sepedih ini.

Tanpa disangka-sangka, Anisa ikut memalingkan wajahnya kesamping. Tepat menatap di manik mata Jaemin. Tatapannya sendu dengan sebuah senyum sedih terukir diwajah manisnya. Sama sekali bukan pemandangan yang ingin ia lihat pada wajah youja itu.

Mereka masih tetap dalam posisi masing-masing. Diam dan saling tatap. Sampai sebuah suara dari seorang kakak anggota Osis yang menginterupsi mereka untuk segera kembali ke lapangan untuk melanjutkan acara MOS.

Dengan segera Jaemin dan Anisa memisahkan diri. Anisa memilih langsung berjalan menunju lapangan sambil menguatkan hatinya untuk bertemu dengan 2 sosok yang membuatnya merasakan perasaan kecewa untuk pertama kalinya.

Pertama kali, karena penyebabnya adalah seorang namja yang parahnya baru ia kenal kemarin, dihari pertamanya mengikuti MOS.

Sedangkan Jaemin lebih memilih untuk memasang senyum andalannya. Senyum yang bisa membuat semua orang mengira bahwa diam tetap sama. Baik-baik saja.

~Vanilla Latte~

Kak Salma: Nis, lo plng dluan aja. Osis bnyk ursn.

Anisa mengangkat kepalanya setelah dari tadi menunduk untuk melihat sebuah pesan chat yang baru dikirim oleh kakak sepupunya beberapa menit yang lalu. Ia menghembuskan nafasnya pelan, baru setelah itu melangkahkan kakinya menuju pintu gerbang. bersiap untuk pulang.

Tiba-tiba pikirannya melayang kekejadian tadi siang disaat tanpa sadar dia bercerita kepada seorang namja yang akhir-akhir ini selalu bertengkar dengannya. "bego" pikirnya dalam hati. Ia bahkan berani bersumpah bahwa kejadian tadi itu sama sekali bukan kejadian yang ia lakukan secara sadar.

Tanpa sadar ia sudah memukul-mukulkan ujung handphone didahinya seraya memaki-maki kebodohannya.

Tiba-tiba sebuah motor CB150R melesat pelan melewatinya. Anisa langsung menghentikan laju kakinya saat melihat pengendara motor itu menghentikan laju motornya tepat disamping gerbang. Tempat tujuan Anisa saat ini.

Si pemilik motor itu kemudian melepas helmnya, membenarkan posisi rambutnya, kemudian tersenyum kearah seorang namja lain yang berdiri tepat disampingnya. Pemandangan itu sama sekali tidak dilewatkan barang sedetikpun oleh Anisa. Dirinya masih tetap setia berdiri sambil mengamati. Sampai akhirnya namja itu memutar kepala kebelakang seolah mencari seseorang.

Mata mereka bertemu. Hanya sebentar-ralat sangat sebentar karena setelah itu namja itu memilih memalingkan pandangannya kearah lain. Seolah mereka tidak pernah mengenal satu sama lain.

Anisa mengerutkan dahinya antara bingung dan marah? Entahlah ia kurang yakin tetapi entah kenapa perbuatan yang dilakukan Jaemin tadi sangat mengganggunya. Iya, namja yang sekarang sedang duduk diatas motor CB150R sambil tersenyum lebar itu tak lain dan tak bukan adalah Na Jaemin. Namja yang secara tidak sadar sudah ia beri tahu tentang seseorang yang ia sukai. Tapi sekarang apa? Dia malah seolah tidak mengenalnya? Sungguh tidak bisa diterima!

Anisa menghentakkan kakinya sekilas. Sejurus kemudian ia telah melangkahkan kakinya menuju gerbang dengan cepat dan langsung menghilang tepat ditikungan.

Drink It Off; Vanilla Latte-njmWhere stories live. Discover now