ELLE'S POV
"Sayang.."
Kutepis genggaman Adam di jemariku.
"Adam, please. Tinggalin aku... Apapun yang kamu minta, asalkan setelah itu kamu pergi dari kehidupan aku."
Adam menggaruk kepalanya tidak sabar,
"Nggak akan bisa, itu nggak mungkin Elle!"
"Kenapa?" aku kembali menatapnya. "Apa karena kamu udah membeli aku dari Ditya? Berapa harga yang Ditya kasih?"
Adam masih membisu.
"Kasih tau aku Adam..."
Sudah kutahan, tetapi air mata tetap menetes dari kedua mataku. Cukup kepergian kedua orangtuaku yang membuat perubahan besar dalam kehidupanku, dan sekarang, Adam.
"Aku akan ngembaliin uang kamu, tapi please.. Tinggalin aku. Aku nggak bisa ngejalanin ini, aku nggak pernah menc"
Sebelum kalimatku selesai, kurasakan bibir Adam menyentuh bibirku. Menekannya dengan lembut,
"Jangan pernah bahas tentang cinta di depanku."
Kedua telapak tangan Adam masih berada di pipiku, ia menyenderkan keningnya dengan milikku.
"Kamu selalu ada di sisiku, hanya untukku. Dan semuanya sudah cukup buat hubungan kita."
Aku masih terpaku mendapati wajah Adam sedekat ini dengan wajahku, bahkan aku dapat merasakan hembusan nafasnya di kulitku.
"Besok, aku jemput kamu di kantor ya, Orangtuaku mau ketemu sama kamu."
Dan kulihat Adam berlalu meninggalkan apartemenku begitu saja.
YOU ARE READING
OURS
RomancePesta, minum-minum dan... Elle berusaha mengingatnya, beberapa kali ia mengerjapkan kedua matanya, namun yang ia rasakan hanya sakit di bagian kepalanya. Elle menyenderkan tubuhnya selagi ia membetulkan selimut yang menutupi seluruh bagian tubuhnya...
