Don't worry

5K 286 35
                                    

Pria alpha berambut seperti nanas berjalan malas menuju ruang kelasnya. Lorong kampus itu sudah mulai ramai walau hari masih pagi. Sesekali ia menguap Lebar. Tiba-tiba ia berhenti sejenak. Di sampingnya ada segerombolan omega perempuan yang tengah membicarakan hal yang menarik bagi tuan nanas ini.

"A-aku.... Tidak menyangka...."

"Iya... Tapi ini terlalu tiba-tiba... Uuuhh..."

"Aaaahhh... Aku sungguh tidak rela... Naruto-sama..."

'Naruto?', batin Shikamaru sambil menaikkan alisnya.

"Ta-tapi... Kita memang jauh kalah dari orang itu..."

"Mooouuu.... Sekarang Naruto-sama sudah terikat... Hiks...."

"Aku tidak pernah melihat orang itu jalan dengan Naruto-sama..."

Shikamaru terdiam. Bingung. Otaknya sulit mencerna apa yang dibicarakan gerombalan omega itu. Terikat? Naruto? Tapi dengan siapa?. Shikamaru mendecih kesal. Ia mengaruk kasar kepala belakangnya. Ia berjalan kembali.

Shikamaru menyipitkan matanya. Lorong menuju kelasnya begitu ramai. Baik gerombolan alpha, omega, bahkan sekumpulan beta yang hobinya menggosip. Perasaan tidak enak menyelimuti dadanya. Perbuatan apalagi yang dibuat oleh teman berisiknya itu.

Mata Shikamaru terbelalak. Pandangannya horor. HANYA koridor kelasnya dipenuhi oleh berbagai orang. Astaga, rasanya ia ingin memaki. Bagaimana caranya sekarang ia masuk. Manusia-manusia memenuhi sampai ke pintunya.

"Per-permisi... Maaf... Maaf... Ukh..", Ucap tuan nanas itu nekat menerjang lautan manusia itu. Sesak. Terjepit. Dengan menggunakan tenaganya ia mendorong paksa hingga berhasil masuk ke dalam kelas. Dengan cepat ia mengambil nafas sebanyak-banyaknya.

"Namikaze-san, bisakah kau suruh orang-orang diluar untuk tidak memenuhi jalan masuk ke dalam kelas? Aku tidak peduli dan tertarik dengan status dan hubunganmu dengan Uchiha-san.", Ucap seseorang alpha selaku penanggung jawab kelas saat itu kepada Naruto yang tengah duduk malas di meja.

"Entahlah... Dari tadi aku sudah melakukannya tapi mereka tidak mau mendengarkan ku.. Huh..", Ucap Naruto kesal dengan muka kecut. Ia lelah dari sepanjang perjalanan di depan kampus banyak yang meliriknya, bertanya, menggodanya, bahkan ada pula yang mengajaknya berkelahi. Tak lama orang itu melirik kesebelah Naruto. Ia tak bergeming.

"Uchiha-san..."

"Aku tak pernah meminta orang-orang itu melakukan hal ini.", Jawabnya cepat. Tidak peduli. Matanya dibingkai kacamata. Pandangannya tetap terfokus membaca buku di mejanya. Orang itu menghela nafas panjang. Rasanya ia tidak bisa berbuat banyak lagi. Mau tidak mau ia harus mendengar ceramah gratis dari dosen kali ini. Pasti.

Shikamaru melihat dari jauh interaksi tiga orang itu. Entahlah haruskah ia senang atau sebaliknya?. Setidaknya ia tahu kenapa banyak orang yang berkumpul di depan kelasnya. Shikamaru mendecih dan memijit pangkal hidungnya. Niatnya ia ingin langsung menerjang Naruto dengan berbagai pertanyaan, tapi sebuah suara membuyarkan dirinya. Ia langsung duduk di bangku kosong yang ada di dekatnya.

"ADA APA INI?! APA YANG KALIAN LAKUKAN DI DEPAN KELAS SAYA?!". Sebuah teriakan menggelegar nyaring terdengar. Menghentak seluruh orang yang memenuhi koridor kelas itu. Ya, seorang dosen killer tengah memaki seluruh orang-orang itu. Sementara orang yang ada di dalam kelas hanya bisa mengelus dada. 'Mood dosen itu sudah buruk' batin semua orang yang ada di dalam kelas itu. Pasrah.

Perkuliahan berjalan dengan tegang. Raut muka dosen itu menekuk tajam. Ia menahan kesal dan amarah. Aura alphanya menguar menekan atmosfer ruangan itu. Menyesakkan. Semua orang berusaha terdiam. Tidak mau menjadi samsak bagi dosen itu, secara gratis. Setidaknya mereka harus bertahan selama 3 jam ke depan.

Undetected LoveKde žijí příběhy. Začni objevovat