Bright and Cloudy

3.9K 199 22
                                    

*peringatan: no edit yha*

Matahari bersinar dengan teriknya. Silau dan panas. Sekarang banyak orang menghabiskan waktunya dengan bersantai dirumah. Dibawah pendingin ruangan. Musim yang sering ditunggu-tunggu dan tempat sebagian orang membuat kenangan yang indah atau pahit. Ya, sekarang saatnya musim panas mulai bersinar. Semua pelajar sudah menuntaskan ujian tengah semesternya termasuk mahasiswa.

Bedanya pelajar akan dibebankan tugas selama libur musim panasnya. Tapi Naruto dkk tidak lagi harus mengerjarkan 'Sang Perusak Suasana'. Sekarang dirinya benar-benar bebas menikmati libur musim panasnya. Yah, kecuali ada dosennya yang tiba-tiba menyuruhnya ke kampus untuk menggantikannya mengajar para pengulang. Semoga saja tidak ada bunyi dering telepon dari handphonenya itu.

Kini Naruto sedang bersantai-tiduran di sofa panjang-sambil menikmati sejuknya pendingin ruangan di apartemen Sasuke. Teman-temannya sudah mengajaknya dan Sasuke untuk pergi liburan tapi Naruto menolaknya. Sepertinya ia sangat cinta dengan pendingin ruangan itu. Ckckck lama-lama pendingin ruangannya dibuang loh Naru kalau kamu lebih sayang sama kotak pendingin itu.

Sasuke sendiri tidak masalah jika waktu liburannya hanya dihabiskan berdiam diri di apartemennya. Dirinya tidak terlalu suka berada di tempat yang ramai dengan orang. Pergi ke tempat wisata dengan cuaca yang panas lalu berebut oksigen dengan orang banyak. Itu ide yang buruk dan sangat melelahkan.

Jika Naruto sekarang sedang tidur-tiduran di sofa sambil menikmati sejuknya udara dari air conditioner maka Sasuke duduk di sofa dan membiarkan pahanya menjadi bantal bagi Alphanya. Mata kelamnya dibingkai kacamata satu tangannya menumpu pada pinggiran sofa dan memindahkan berat beban kepalanya dari leher ke punggung tangannya, membiarkan pipi putihnya menempel di punggung tangannya, sementara yang lain memegang sebuah light novel. Matanya bergerak menyusuri setiap kata kadang berkedip sehingga bulu mata yang panjang itu lebih terlihat.

Naruto diam-diam memandangi dari bawah wajah Omeganya. Entah sudah berapa kali dirinya terkagum-kagum dan jatuh cinta pada mahkluk hitam satu ini. Indah dan juga sangat rapuh. Salah satu tangan alpha muda itu naik. Mencoba menjangkau wajah itu. Ingin kembali merasakan betapa lembutnya kulit putih itu. Sasuke merasakan ada yang memperhatikannya dari tadi lalu saat menoleh sebuah tangan menyentuh pipinya dengan sangat hati-hati.

Sesaat matanya melebar. Agak terkejut. Lalu detik berikutnya sebuah senyum tipis dan sedikit rona merah di pipinya. Ia mendekatkan lagi wajahnya ke tangan itu dan menyembunyikan matanya. Perlahan mencoba mengusapkan pipinya ke tangan itu. Mata biru itu benar-benar terpikat bahkan tak rela untuk berkedip.

"Naru.", panggil Sasuke pelan. Mata kelamnya kembali terlihat. Bertemu dengan langit musim panas.

"Hm.", gumam Naruto membalas pernyatan dari ravennya. Warna hitam itu membuat dirinya makin jatuh ke dalam perangkap. Mengurung hatinya.

"Ada apa?", tanya Sasuke. Suaranya terdengar lembut. Perlahan kepalanya mendekati wajah Naruto. Entah mengapa tangan yang membelai wajahnya mulai turun perlahan. Hingga jarak antara keduanya mulai menipis.

Rasanya sedikit lagi bibir mereka akan bertemu. Tapi pandangan keduanya tidak teralihkan. Lurus menatap. Seolah-olah saling menghipnotis. Hembusan nafas bertemu. Menyapu wajah.

"Kau belum makan apa-apa, Sasuke. Dan sekarang hampir jam makan siang.", ucap Naruto dengan nada khawatir. Matanya masih menatap lurus mata pasangannya.

"Aku.. Sudah biasa.", jawab Sasuke pelan. Naruto meringgis dalam hati mendengar jawaban itu. Sepertinya pasangannya sudah biasa tidak makan seharian atau mungkin beberapa hari.

Naruto menggulum senyum pahit. Tangannya yang tadinya mengelus pipi Sasuke beralih ke belakang kepala dan mendorong sedikit hingga kedua bibir itu bertemu. Manik Omeganya sempat melebar. Ciuman lembut tanpa maksud apa pun.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 07, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Undetected LoveWhere stories live. Discover now