I Want You

5.7K 253 25
                                    

Langit berwarna hitam disertai taburan bintang-bintang yang bersinar. Bagaikan pantulan langit. Kota Konoha dimalam hari tampak bercahaya. Rembulan sembunyi dibalik awan. Angin malam kencang berhembus. Dinginnya malam meresap hingga ke tulang.

Sebuah Netra biru secerah langit siang mengintip dibalik kaca apartemennya. Ditatapnya sendu germelap kota Konoha. Malam ini ia mengerti dengan perasaan apa pasangannya menatap kota Konoha. Rasa sakit, bimbang, juga kekhawatiran. Semuanya menumpuk di dada. Sesak. Tanpa ia sadari dirematnya bajunya di bagian dada.

Menghela nafas. Tak lama ia menghempaskan gorden yang sedari tadi ia pegang. Ia berbalik, berjalan ke arah kekasihnya yang tengah terlelap. Wajahnya memerah. Plester penurun panas terpasang rapih di dahi pucat itu. Demam. Itulah kata dokter. Terdengar seperti anak-anak tapi Sasuke demam karena tekanan yang berlebihan menekan mentalnya. Ditambah ia kabur hanya mengenakan pakaian tipis tanpa alas kaki.

Rasanya hati Naruto teriris untuk sekian kalinya. Dielusnya pipi pucat itu dengan hati-hati. Panas menimpa kulit tangannya. Demam Sasuke belum turun. Obatnya belum bekerja. Karena baru 15 menit yang lalu dokter menyuntikkan obat penurun panas. Dokter itu sedang diantar pergi oleh Kakashi. Ah iya... Soal Kakashi... Naruto jadi ingat kejadian sebelumnya. Serta semua perkataan gurunya. Tak akan pernah ia lupa.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Naruto meletakkan selimut tebal itu diatas sofa panjangnya. Sedikit mendecih. Ia jengkel. Dirinya sangat tidak mengerti sebenarnya apa yang telah terjadi. Hingga Dosennya berada di dalam apartemennya. Dan membawa Sasuke didalam gendongannya. Naruto membukakan pintu tempat tinggalnya bukan untuk Kakashi. Melainkan karena pasangannya yang sepertinya akan mati kedinginan.

Kakashi meletakkan tubuh Sasuke diatas selimut itu dan melilitnya bagai kepompong. Terlihat aneh tapi ini mencegah panas tubuh Sasuke tidak menguap dan membantu menghangat tubuh Sasuke.

"Naruto kau punya peralatan semacam p3k? Kurasa telapak kaki Sasuke terluka. Aku menemukannya tengah berlari cukup jauh dari tempat ia kabur tanpa alas kaki.", Ucap Kakashi sambil beranjak ke kaki Sasuke.

'Kabur?!' batin Naruto heran. "Iya ada. Akan ku ambilkan sensei.", Jawab Naruto cepat sambil melangkahkan kaki ke arah dapur. Tak lama ia datang dengan kotak sedang berwarna putih. Naruto memberikan kotak itu ke Kakashi. Kakashi membalas dengan ucapan terimakasih.

"Nee... Kakashi-sensei... Sebenarnya apa yang terjadi? Dan kenapa Sasuke ada padamu? Aku yakin pekerjaanmu sebagai dosen bukanlah pekerjaan utamamu.", Tanya Naruto serius tapi tatapannya mengarah pada telapak kaki Sasuke yang terluka. Kakashi yang tengah membersihkan luka itu dengan alkohol melirik sejenak ke arah Naruto.

Kakashi menghela nafas lalu melanjutkan pengobatannya. "Kurasa ini akan menjadi pembicaraan yang panjang Naruto." Naruto hanya mendengus. "Baiklah darimana akan kujelaskan... ku yakin kau sudah dapat informasi dari pasangan Hyuuga.", Ucap Kakashi. Naruto mengangguk pelan.

"Sebenarnya aku juga tidak tahu pasti kejadian yang merenggut nyawa ibunya. Karena yang tahu kejadian itu hanya Sasuke sendiri.", Ucap Kakashi pelan. "Aku sebelumnya adalah salah satu orang kepercayaan orang tuamu, tapi semenjak ibu Sasuke-sama meninggal dunia aku ditugaskan oleh orang tuamu menjadi salah satu pelayan di keluarga Uchiha sebagai pengawas. Pengganti Fugaku-sama dan Itachi-sama. Dan saat disana aku ditugaskan mengawasi Sasuke-sama diperguruan tinggi secara diam-diam."

"HAH?! tu-tunggu sebentar... Kenapa Tou-san menyuruhmu? ", tanya Naruto dengan wajah kebingungan. Kakashi hanya tersenyum dari balik maskernya.

"Minato-sama dan Fugaku-sama, mereka bersahabat sejak kecil. Itachi-sama datang dan meminta untuk menjaga adiknya, Sasuke-sama. Entah mengapa keluarga besar Uchiha berusaha menjauhkan Sasuke-sama dengan keluarganya. Dengan alasan kematian ibunya hingga membuat ayahnya syok. Alasan itu memang tidak bisa dibantah, tapi kenyataannya Fugaku-sama secara diam-diam memintaku memberikan informasi tentang Sasuke-sama.", jelas Kakashi dengan tenang. Tangannya masih bergerak mengobati luka itu, sementara pikirannya terpusat bagaimana raut keputusasaan seorang Uchiha. Ditengah badai menggedor-gedor pintu dengan keras. Dan meraung meminta permohonan walau harga dirinya ia rendahkan.

Undetected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang