[16] ─ Teror

12.9K 694 6
                                    

❝Makasih udah mau jadi sahabat gue

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Makasih udah mau jadi sahabat gue.

Echalona Riska

─────🎈─────

Siska mendengus sebal melihat spam chatnya tidak kunjung dibalas, kemana Ali? Pikirnya terus menebak-nebak. Matanya melirik pintu kamarnya terbuka, terlihat Echa membawa dua gelas berisi susu coklat yang masih panas.

Sebenarnya, Siska cukup terkejut karena sahabatnya itu tiba-tiba ingin menginap di rumahnya. Saat ditanya alasannya, Echa hanya menjawab pengen aja dengan entengnya.

"Nungguin chat Ali?" tanya Echa meletakkan salah satu gelas di atas nakas, kemudian menarik kursi belajar Siska duduk di samping kasurnya.

Kepala Siska mengangguk, "Engga biasanya dia lama balas chat gue"

"Jangan terlalu mengekang dia, Sis.." ucapan Echa membuat Siska terdiam, "Ali emang pacar lo, tapi bukan berarti semua perhatiannya harus untuk lo" tambah Echa menyeruput susu coklat yang buat.

Sahabatnya itu memang tahu segala seluk-beluk hubungannya dengan Ali, walau Echa lebih banyak mendengar keluhan dari sisi Siska namun ia mampu memposisikan diri untuk melihat dari sisi Ali yang bahkan tidak pernah ia pikirkan. Siska terlalu mencintai Ali, sangkin cintanya ia memunculkan sifat yang overthinking, egois, dan gampang menyimpulkan keadaan.

"Tapi, biasanya dia engga gini.." cicit Siska.

Terdengar helaan nafas dari Echa, "Gue ingetin nih, mending hilangin sikap posesif lo ke Ali atau lo sendiri yang kehilangan Ali" mata Siska membulat panik jika sudah mendengar kata kehilangan.

Tidak, ia tidak ingin itu terjadi.

"Iya-iya, gue usahain deh" ucap Siska.

Echa tersenyum tipis, nilai plus yang Siska miliki adalah niat memperbaiki diri. Mungkin dia terlihat orang yang mendominasi dalam pembicaraan dan keras kepala, namun sebaliknya Siska orang yang mau mendengar dan akan berusaha cepat untuk memperbaiki kekurangan yang ada dirinya. Berharap ada lebih banyak orang yang memiliki karakter seperti Siska.

"Lo sendiri gimana sama Dhika? ATJIEEE, engga nyangka loh Cha.. lo sama Dhika pacaran, gilaaaa diam-diam lo tancep gas ye" goda Siska membuat kedua telinga Echa seketika memerah, entah mengapa setiap mereka berdua membahas Dhika, mendadak Echa berubah menjadi sangat malu.

"Bahas yang lain aja ish"

"NGAHAHAHA, Jiaaahhh malu-malu kambing dia"

Siska tertawa lepas melihat Echa yang kembali menggerakkan posisi kursinya ke meja belajar Siska menyibukkan diri dengan ponselnya, berusaha mengabaikan Siska.

Setelah beberapa saat menertawakan tingkah malu sahabatnya, Siska menarik nafas sembari merebahkan tubuhnya di kasur. Pikirannya menerawang mengingat awal pertemuan Siska dan Echa. Kalau Siska disuruh mendeskripsikan kesan pertamanya pada Echa,

The Secret [END]Where stories live. Discover now