05 : "Don't Worry, Dear"

335 48 18
                                    

Akhirnya, setelah latihan yang melelahkan sejak sebulan yang lalu, hari ini Jeon Jungkook akan menampilkan hasil kerja kerasnya pada pertunjukan seni sekolahnya. Sambil menunggu gilirannya tampil, ia memilih untuk duduk di pojok ruangan tepat di belakang panggung sembari menenangkan cemasnya. Di balik papan besar tempatnya bersandar, ia bisa mendengar suara banyak orang yang berbincang-bincang menanti pertunjukan dimulai. Senyumnya terulum kala mengingat kalau Kim Taehyung juga akan hadir melihatnya. Mengingat itu, Jungkook memulihkan semangatnya dan berjanji pada dirinya sendiri untuk tampil dengan baik.

"Jeon Jungkook!" seorang wanita paruh baya berkacamata lantas menghampirinya, wanita itu adalah Kim Ssaem—wali kelas Jungkook.

Jungkook kontan bangkit berdiri. "Ya, Ssaem?"

"Apa orangtuamu akan datang hari ini?" tanya Kim Ssaem.

"Tidak," jawab Jungkook, spontan.

Wajah Kim Ssaem seketika berubah kecewa. "Kenapa? Apa kau tidak memberitahu mereka?"

"Ehm... aku sudah memberitahu Ibuku, tapi sepertinya beliau tidak bisa hadir...."

"Lagi?" Kim Ssaem menghela napas berat. "Jungkook-a, kau tahu, kan ini pertunjukan senimu yang terakhir sebelum lulus? Apa kau yakin orangtuamu tidak bisa datang?"

Jungkook mengangguk, lalu cepat-cepat menambahkan, "Tapi Ssaem, ada seseorang yang datang menggantikan orangtuaku hari ini."

"Benarkah? Apa orang itu keluargamu?"

"Ya!" Jungkook menjawab dengan wajah berseri, "Hyung-ku akan datang."

***

"Oh, astaga... mengapa kau harus muncul di saat seperti ini?" Taehyung mengeluh lesu melihat perawakan Kim Namjoon yang entah kapan muncul di hadapannya dengan pakaian serba hitam dan bunga mawar di tangannya.

"Kau ini kenapa? Tidak bisa santai sedikit?" tukas Namjoon. "Aku hanya ingin kembali ke flatku, kita kan tetangga, man."

"Dasar bodoh, tapi sepertinya aku alergi padamu, man," tanggap Taehyung sambil mendecih. Matanya lalu terpaku pada sebuket bunga besar di tangan Namjoon. "Dan... untuk apa orang sepertimu membawa bunga mawar?"

Namjoon refleks menjauhkan buket bunga itu dari Taehyung. "Sudah kubilang, aku punya kehidupan sendiri."

"Untuk seseorang, ya...," gumam Taehyung yang mendadak mengalihkan perhatiannya pada pintu flat sebelahnya. Tepat pada saat itu, pintu yang dipandanginya terbuka—menampakkan lelaki bertubuh jangkung yang penampilannya seperti anggota boygroup. Taehyung terpaku, keningnya mengerut, tangannya mengepal keras kala menyadari sesuatu yang ganjil. Tidak, tidak mungkin....

"DASAR BRENGSEK!" Tak sampai sedetik berlalu, Taehyung sudah meraih jaket kulit hitam Namjoon. Tatapannya berapi-api, seolah-olah akan membakar sosok Namjoon saat itu juga.

"Hei, apa yang kalian lakukan?" seru lelaki jangkung itu yang segera saja menghampiri keduanya.

Taehyung menoleh ke arah lelaki itu dengan geram. "Apa kau tinggal bersamanya?"

"Oh, apa kau pemilik flat sebelah?" ucap lelaki jangkung itu ramah. "Aku rasa kita baru bertemu sekarang. Namaku Kim Seokjin dan... apa kau bisa melepaskan temanku itu?"

"Apa? Teman?!" tangan monster Taehyung beralih meraih lengan besar lelaki bernama Kim Seokjin itu, sedang Namjoon berusaha menyeimbangkan badannya yang terhuyung bersama sebuket mawar merah.

"APA KAU TIDAK SADAR KAU ITU MAKHLUK APA? Kau tahu aku, kan? Kita berasal dari tempat yang sama! Sihirku tentu saja mengenalimu!" kata Taehyung yang sudah kehilangan kendalinya. Ia bahkan tidak bisa percaya dengan apapun di depan matanya.

Spring Day (BTS FANFICTION)Where stories live. Discover now