08 : "Run to You"

292 49 14
                                    

Tiga jam yang dilaluinya bersama dengan kenangan satu tahun lalu pun berakhir tepat ketika dirinya menapakkan kaki di atas jalan setapak yang tertutup salju. Jeon Jungkook menggigil pelan merasakan dinginnya salju yang mengubur kakinya. Di depannya, seperti biasa, Namjoon lebih dulu mengambil langkah, memandunya menuju perumahan kecil di depan sana.

Sembari menikmati perjalanan kakinya, Jungkook melempar pandangan sekeliling. Saat ini di kiri-kanannya terhampar ladang luas yang seluruhnya telah berwarna putih, pohon-pohon yang berjarak jarang telah kehilangan seluruh daunnya—berdiri kokoh melawan angin dingin. Berbeda dengan pusat kota, tempat ini sangat tenang hingga membuat pendengarannya memeka. Sayup-sayup, telinganya mendapati suara deburan ombak dari kejauhan. Matanya melebar dan otaknya berputar, seandainya musim dingin ini tak berlangsung, ia mungkin akan disuguhkan pemandangan indah dan... pantai! Ia tidak menyangka desa ini dekat dengan pantai. Pasti sangat menyenangkan tinggal di tempat setenang ini.

Beberapa langkah berlalu, kini ia dan Namjoon memasuki pusat desa. Lahan lapang di kedua sisi tergantikan oleh rumah-rumah kecil yang berjajar rapi. Bahkan desain rumah-rumah itu terlihat sama. Sepertinya orang-orang di desa ini dekat satu sama lain. Pun otaknya kembali membayangkan sosok Taehyung yang hidup dengan banyak teman dan tetangga yang baik di tempat ini, tidak seperti flat kosong di Seoul. Setiap kali membayangkan sosok Taehyung yang akan ditemuinya, senyum lebar tak bisa ditahannya dan langkahnya lantas ia percepat.

"Sudah sampai," kata Namjoon tiba-tiba saat keduanya berhenti di depan sebuah rumah yang terletak di tengah-tengah desa. "Aku akan mengantarmu sampai di sini. Ketok saja pintunya, Ibunya ada di rumah."

"Namjoon-ssi tidak ikut mampir, kah?"

"Aku harus mengurus pekerjaan lain. Lebih baik kau cepat masuk sekarang."

Kala Jungkook hendak melangkahkan kaki mendekati rumah, pintu rumah itu terbuka—memperlihatkan sosok wanita paruh baya. Melihat itu, Jungkook kontan membungkuk hormat sambil berkata, "Annyeonghaseyo, Eomoni, ini rumah Kim Taehyung, kan?"

Wanita paruh baya itu terlihat terkejut melihat kedatangan dua tamu yang tak terduga itu. Namun, sedetik kemudian, senyum ramahnya terlihat. "Oh, akhirnya kau datang," katanya pada Jungkook.

***

Helaan napas lega terhempas begitu tubuh Jeon Jungkook terbalut hangatnya hawa rumah milik Taehyung. Tak lupa ia mengedarkan pandangannya ke sepenjuru rumah yang didominasi dengan furnitur kayu, membuat suasana di dalam rumah ini sangat hangat dan nyaman. Senyumannya pun mengembang kala ia menangkap banyak figura yang tergantung rapi di dinding ruang utama—yang menampilkan foto Taehyung sejak kecil hingga kini. Tangannya perlahan terjulur pada salah satu foto lelaki itu yang tersenyum cerah, namun beberapa detik kemudian senyum Jungkook padam tatkala ia menyadari sesuatu.

"Eomoni, Taehyung Hyung ada di mana?" tanya Jungkook begitu ia sadar, seharusnya Kim Taehyung lah yang menyambutnya dengan sanyum cerah itu.

"Oh, Taehyung... ia sedang ada urusan di tempat lain," jawab ibu Taehyung dari dapur. "Besok kau akan bisa bertemu dengannya. Sekarang makan dan istirahatlah dulu."

Jungkook mengangguk patuh dan mendapati dirinya saat ini makan malam bersama ibu Taehyung. Walaupun ia kecewa lantaran kedatangannya di rumah ini tidak disambut langsung oleh Taehyung, namun sekarang ini hati kecilnya merasa senang karena bisa bertemu ibu Taehyung dan makan masakan rumahan yang sudah lama dirindukannya. Jungkook bisa merasakan bahwa diri Taehyung tak jauh berbeda dari ibunya, bahkan wajah mereka pun sangat mirip. Hal ini tentu membuatnya ingin lebih cepat bertemu dengan Kim Taehyung.

Cih, memangnya apa yang Hyung sedang lakukan hingga tidak bisa bertemu denganku seperti ini? Padahal aku sudah jauh-jauh kemari setelah tahun lamanya....

Spring Day (BTS FANFICTION)Where stories live. Discover now