09 : "Hold My Hands"

317 45 21
                                    

Jeon Jungkook berusaha menenangkan napasnya yang tersengal. Setelah berlari mengelilingi sepenjuru desa demi mencari tempat pengurungan (sekalian mencari sosok Taehyung), lalu di sinilah langkahnya terhenti. Tempat yang dicari rupanya terletak terasingkan dari desa, terjebak di tengah padang salju yang tebal dan terpapar angin beku musim dingin.

Taehyung Hyung tidak mungkin ada di sini, kan?

Perlahan, Jungkook mendekati bangunan kayu yang terlihat seperti gubuk di hadapannya. Ia bisa merasakan kakinya yang kedinginan karena tenggelam dalam tumpukan salju tatkala dirinya sudah ada di depan pintu bangunan. Apa ini tempat pengurungan itu? Jungkook mengangkat tangannya dan mengetuk pintu itu, tapi tak ada yang menyahut.

"Oi, anak muda!" sebuah suara tiba-tiba mengejutkannya.

Jungkook menoleh dan melihat sosok Kim Namjoon sedang memandanginya dari bukit yang tak jauh dari sini.

"Waktu itu kau berjanji untuk mempertemukanku dengan temanku," teriak Jungkook, "Sekarang, di mana temanku itu? Aku yakin orang sepertimu pasti tahu."

Namjoon tak langsung menjawab, ia menatap bocah itu selama beberapa saat sedang otaknya berpikir, apakah ia akan menanggapi perkataan anak itu sampai bibirnya tiba-tiba bersuara, "Dia ada di sana."

Mendengar itu, Jungkook terpaku dan melempar tatapan aneh pada Namjoon dengan kening berkerut. Menurutnya tempat pengurungan ini kosong dan ia tidak mau menerima kenyataan kalau hyung-nya memang ada di sana.

"Dia memang ada di sana," tegas Namjoon. "Asal kau tahu saja, ia sudah menunggumu sejak lama hingga menyebabkan kekacauan musim dingin seperti ini."

Sejujurnya, Jungkook enggan menganggap perkataan Namjoon itu sebagai jawaban yang sebenarnya. Tapi entah mengapa firasatnya terus berkata padanya untuk tetap berdiri di sini, hingga matanya menangkap celah pada bagian bawah pintu yang tertutup salju. Tak peduli dengan tangan telanjangnya, ia mengeruk salju yang menutupi celah itu sampai ia mendapati sebuah lubang yang mirip seperti ventilasi udara yang salah dilokasikan.

Saat dirinya hendak berlutut untuk melihat keadaan di dalam bangunan, sebuah tangan tiba-tiba terjulur keluar dan meraih tangannya. Ia hampir terjungkal lantaran terkejut bukan main jika tangan itu tak menggenggamnya erat.

"Si-Siapa ini...?" Jungkook bertanya takut-takut, tak bisa mempercayai jika memang orang yang dicarinya ada di dalam.

Tangan pucat yang kurus itu kemudian menariknya untuk mendekat, Jungkook menjatuhkan lututnya di tanah dan dengan ragu-ragu ia menundukkan badan, menyoroti celah tempat tangan itu berasal.

"H-Hyung...." kali ini Jungkook benar-benar tak bisa meyakinkan dirinya sendiri. Bibir dan jemarinya gemetar, netranya tak mampu berkedip dan ia dengan jelas merasakan jantung dan napasnya berhenti bekerja selama beberapa saat. Ia menelan ludah dengan susah payah, bersamaan dengan air mata yang keluar.

Jadi, ini tujuan ibu Taehyung bercerita dan menangis di hadapannya...

Jadi, perkataan Kim Namjoon tadi semuanya benar...

Jadi, karena ini... karena ini aku tak bisa melihat senyum Kim Taehyung menyambut kedatanganku...

Karena Taehyung Hyung sudah terkurung di sini.

Jungkook membiarkan tangisnya menderas, terlebih lagi ketika tangan kurus milik Taehyung menggapai wajahnya dan menyeka air matanya yang terus mengalir. Ia lantas menutup mata, menggenggam tangan dingin Taehyung seerat mungkin. Hatinya merasa hancur, tak mampu melihat rupa Taehyung yang tak seterang dulu, ia tak sanggup melihat wajah pucat orang yang disayanginya, wajah itu terlalu rapuh hingga membuat tangisnya semakin keras.

Spring Day (BTS FANFICTION)Where stories live. Discover now