3: Keindahan Iris biru

41.2K 2.5K 204
                                    

Pepohonan mengelilingi setiap sisi hutan dengan ranting yang berserakan di sekitarnya, disertai dedaunan yang berguguran—yang telah berubah warna menjadi cokelat tua. Ada satu pohon yang menarik perhatian bagi siapa saja yang menyaksikannya, yaitu sebuah pohon beringin tua yang sangat rimbun. Akarnya menjuntai seperti tali kusut yang sengaja digantung tak menentu, batangnya puluhan kali lebih besar dari beringin-beringin biasa yang pernah dilihat Aqueena, tak luput juga kulit batangnya yang telah megering membentuk suatu pola yang tidak jelas. Pohon beringin itu dilihat dari sisi manapun sama seperti pohon beringin yang digunakan setan sebagai rumah alih-alih digunakan sebagai tempat kencing kaum-kaum penyuka kejijikan.

Aqueena perlahan mendekati pohon beringin itu untuk sekedar melepaskan penat karena sedaritadi gadis itu berusaha mencari jalan keluar dari hutan. Pasca dirinya terdampar ke hutan gelap itu, Aqueena merasa takut dan mencoba mencari jalan keluar dengan kekuatan yang tersisa.

Tak ada cahaya matahari di hutan ini. Dedaunan pohon yang rindang menutupi setiap sisi hutan. Bukan hanya cahaya, di hutan ini bahkan tak ada angin dan tak ada air sehingga Aqueena tak merasakan suhu yang terlalu panas maupun terlalu dingin. Hutan ini lebih tepat didefinisikan sebagai hutan hampa.

Merasa masih memiliki tenaga, Aqueena bergegas pergi dari pohon beringin itu. Sebenarnya dari tadi dia merasakan ada hal yang berbeda selama bersandar di pohon itu. Seperti ada yang mengintip, tetapi tidak ada siapapun. Merasa mendengar suara desisan ular, tetapi tak ada satupun binatang di sana.

Aqueena dapat bernapas lega saat melihat sebuah bangunan tua dari kejauhan. Saking bahagianya, dia berlari terbirit-birit menuju bangunan tersebut. Setelah sampai di depan bangunan itu, Aqueena langsung saja mengetuk pintunya tanpa rasa was-was, berharap agar ada orang baik yang mau membantunya.

"Permisi! Ada orang di dalam?"

Tok tok tok

"Biarkan aku masuk! Aku sungguh minta tolong!"

Tak butuh waktu lama bagi Aqueena mengetuk pintu bangunan tersebut. Dalam hitungan detik setelah Aqueena mendaratkan tangannya dari ketukan pintu, perlahan pintu bangunan tersebut terbuka lebar. Aqueena sedikit terkejut, tanpa pikir panjang dia melangkahkan kakinya memasuki bangunan itu. Baru saja kaki kanannya menginjak bagian dalam bangunan, Aqueena terkesiap lantaran lengan kirinya tiba-tiba ditarik oleh seseorang sehingga membuat Aqueena tak jadi memasuki bangunan itu.

Seperti terseret, Aqueena terpaksa mengikuti orang yang menarik lengannya. Langkahnya begitu cepat sehingga Aqueena tak sempat untuk sekedar meronta dan melepaskan diri. Hingga hutan gelap tertinggal jauh di belakang mereka, orang yang menarik lengan Aqueena masih belum melepaskan genggamannya. Sekarang, Aqueena dapat merasakan teriknya matahari, terpaan angin, dan terdengarnya suara sungai.

Tunggu! Tapi siapa dia? Seenaknya aja narik lengan orang, batin Aqueena ingin sekali memaki.

Aqueena menghentikan larinya sekuat tenaga dengan tangan kanan yang berpegangan pada batang pohon kayu manis yang masih kecil. Dengan begitu, aksi lari-larian orang yang menarik paksa Aqueena terhenti seketika sehingga gadis itu dapat menghempaskan lengannya dan terbebas dari orang lancang yang tak dikenal.

"Kenapa berhenti?! Ayo cepat sebelum mereka melihatmu!" suara beratnya terdengar panic, seakan mereka sedang dikejar oleh pembunuh berantai.

Sementara Aqueena, telinganya seperti tersumpal sesuatu. Suara desiran angin yang menerpa pepohonan tak lagi terdengar, hanya gelombang suara merdu itu saja yang mampu ditangkap telinganya. Iris mata hazel itu tak berkedip menatap lelaki yang ada di depannya. Waktu seakan melambat kala matanya bertemu dengan iris biru laut yang menyimpan kedalaman.

Sungguh indah. Dia adalah satu-satunya insan tertampan yang pernah menggenggam lengan Aqueena.

"Ayo cepat!! Jangan melamun!!" lelaki tampan dengan keindahan iris biru laut itu kembali meraih lengan Aqueena.

The Magic Stone: Crystalball [END]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum