Twelve : Nightmare

3K 223 21
                                    

___o0o___

«Salma's PoV»

"Anjing," umpat gue pelan.

"Eh Ica, sama siapa lo ke sini?" tanya kak Cameron pada si cabe bulukan itu.

"Sama abang saya kak hehe, kakak kok bisa sama Salma ya?" tanya si cabe sambil menatap gue.

Halah dasar cabe busuk, gak nyadar apa kalo dia itu cabe yang udah busuk, jadi bikin gue jijik aja sama dia tau gak.

"Iya gue lagi jalan aja sama dia," jawab kak Cameron.

"Oh, saya kira dia masih suka sama kak M–"

"Halah basi lo jing," gue memotong ucapan Ica dan langsung pergi meninggalkan kak Cameron dengan si cabe itu.

Gue heran banget kenapa si cabe busuk itu masih hidup sampe sekarang, kenapa engga mati aja coba kelindes kereta gitu kan gue seneng.

"SERIUS DEMI APA ICA YANG NIKUNG LO ITU??!" tanya Dyah heboh.

Gue menampol kepala Dyah cukup keras hingga dia meringis kesakitan dan menatap gue dengan tajam. "Sakit anjing!"

"Lagian lu teriak-teriak jir," kata gue sambil memutar bola mata gue.

"Oh ternyata dia sekolah di sini juga, dia anak MIPA ya? Tapi kok gue gak liat dia pas MOS ya?" ucap Finna heran.

"Halah biasa anak orang kaya mah gampang mau masuk SMA bagus juga tinggal pake duit walaupun nemnya kecil," jawab gue.

Bangsat banget gak sih, disaat lo harus satu sekolah sama seseorang yang lo benci banget. Gue harap si cabe busuk itu cepet-cepet ditelan bumi kek biar hidup gue tenang gitu, seberapa keras dia berusaha ngejelasin kalo dia "gue gak tau lo suka sama kak Matt" atau bla bla bla lah, itu cuma bullshit nya dia doang.

"Sal!!" panggil seseorang yang ternyata adalah kak Cameron, ia menghampiri gue dan duduk di samping gue.

"Kemaren kenapa ninggalin sih? Emangnya kamu kemana?" tanya kak Cameron.

Kamu ya hmm.

Iya K A M U.

"Gapapa kak, saya cuma lagi kesel aja, maaf ya kak hehe," jawab gue sambil menyengir tak berdosa.

"Salma mah emang gitu kak, doyannya ninggalin orang tanpa alesan, mending jangan pacaran sama dia kak," kata Dyah sambil terkekeh pelan yang langsung gue tatap tajam.

"Ah gapapa, guenya udah terlanjur sayang," ucap kak Cameron.

Gue menatap kak Cameron dengan bingung hingga akhirnya gue tau apa maksudnya.

Duh kan gue jadi salting.

"E-eh udah bel masuk tuh, ke kelas yuk!" kata gue sambil menyeret kedua sahabat laknat gue balik ke kelas.

Sumpah gue malu banget salting di depan doi.

"Ya anak-anak, kita kedatangan murid pindahan dari MIPA 8 ya, ayo masuk."

Ini bener-bener mimpi buruk gue, kenapa dia harus pindah ke IPS 5 sih anjing?!

"Hai, nama saya Ica."

"Cabe kali ew," ucap Dyah sambil memutar bola matanya.

Gue tersenyum pada Dyah dan dia juga balas tersenyum pada gue. Friendship goals dong eak, gak kaya si cabe yang doyan nikung itu.

Kakak Kelas • Hood ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora