Twenty Eight : Awal Baru

2.6K 173 70
                                    

___o0o___

«Calum's PoV»

Pliss bilang iya!!

"Oke kak, eh tapi kak Luke gimana?" tanya Salma.

"Udah biarin aja si tiang listrik pirang mah," jawab gue yang membuat doi terkekeh pelan.

"Tiang listrik pirang juga sahabat kaka, yaudah saya balik ke lapangan ya kak," ucapnya yang kemudian berlalu menuju lapangan basket.

Ya tuhan, kenapa semuanya kerasa kaya awal-awal gue baru ketemu sama Salma? Gue ngerasa sedikit sakit hati pas liat kondisi Salma yang biasa aja dan bersikap seolah-olah gue itu cuma kakak kelas dia dan tidak ada yang spesial.

Kaya gak pernah ada sesuatu di antara gue sama dia.

If what we had was real, how could you be fine?

"Pake helmnya ya, ntar kalo ditilang kan gue yang ribet."

"Iya iya kak."

Salma pun memakai helm itu ke kepalanya, namun kebiasaan cewe itu, pengaitnya gak pernah dipasang. Gue pun memasangkan pengaitnya yang membuat Salma sedikit terkejut, dan gue bisa liat pipi dia yang memerah.

Gue sadar sekarang.

Betapa sayangnya gue sama dia.

Betapa kangennya gue sama dia.

"Sal kita jalan dulu mau gak?" tanya gue sambil menggigit bibir bawah gue ragu.

Pliss jangan nolak.

Gue mau kita kaya dulu lagi, gue mau memperjuangkan dia dan memperbaiki hubungan kita. Gue gak peduli dengan perjodohan dia, gue bakal dateng ke rumah orangtuanya dan nyolot kalo gue itu cowo yang bakalan nikahin dia, bukan cowo yang dijodohin sama dia.

Fix Calum hebat ya guys?

Ya gak ya gak?

Yadong.

"Boleh kak, saya mau nonton film It nih!"

"Udah Sal gue aja yang bayar."

"Gak kak, saya aja bayar sendiri gapapa," tolak Salma sambil tersenyum.

Duh gue gak tahan pengen nyubit pipi dia.

Akhirnya well gue lakuin, gue cubit kedua pipi dia. "Gue bilang gue ya gue sayang," ujar gue.

Setelah beberapa lama berdebat, akhirnya Salma pun setuju kalo gue yang bakal bayar, tapi dia bilang kalo pop corn harus dia yang beli dan ya gue cuma bisa nurut sama dia.

Karena kita ngambilnya yang jam 4 sore, jadinya kita langsung masuk ke dalem buat nonton. Gue sama Salma duduk di paling pojok atas btw.

"Kak, milihnya yang pojok banget sih?" tanya Salma.

Gue tersenyum sambil menatapnya. "Gapapa, sekalian modus," jawab gue sambil terkekeh pelan yang langsung mendapat pukulan pelan di lengan gue.

"Idih pegang-pegang, dasar modus ya mau megang tangan gue," ucap gue.

"Dih kaka geer banget sih buset," cibir Salma sambil menatap gue dengan datar.

Gak enak banget ya kalo dia manggil gue kakak?

Gue serasa kaya kakak kelasnya doang dan gak lebih dari itu.

"Sal, jangan panggil gue kakak ya," ucap gue yang kemudian menggenggam tangan kirinya. "Panggil gue Calum aja."

Kakak Kelas • Hood ✔Where stories live. Discover now