»november«

807 152 10
                                    

Hari ini hari kamis, tanggal 16 November. Biasa saja, tapi bagi para pengurus OSIS di Akademi Fukurodani tidak.

Hari ini sampai 4 hari kedepan mereka akan menjadi super sibuk. Tanggal 20 nanti akan ada pekan olahraga.

Segala semua persiapan sudah harus beres di hari minggu, mereka hanya memiliki waktu 3 hari untuk mempersiapkan semuanya.




12 Months » Himawari project
Bokuto Kotaro version
by : margareth christine


"(Surname)-san, bagaimana dengan semua perlengakapannya? Sudah terbeli semua?" (Name) mengangguk, tatapannya beralih ke papan jalan yang diatasnya ada daftar keperluan-keperluan untuk pekan olahraga nanti.

"Kita belum membeli pita berwarna biru, pulang sekolah nanti aku akan membelinya." (Name) melingkari tulisan pita biru.

"Baiklah."

"(Surname)-san, ini kwitansi dari pembelian pistol air." Salah seorang anak buah (Name) menyerahkan kwitansi, (Name) menerimanya lalu orang itu langsung pergi.

"(Surname)-san, jangan lupa rekap semua pengeluaran untuk pekan olahraga kali ini." Ketua OSIS menghampiri (Name).

"Sip, Kazuki-kun." (Name) memasang pose hormat, dan Kazuki, yang menjabat sebagai Ketua OSIS hanya terkekeh lalu meninggalkan (Name).

(Name) mulai melakukan hal-hal lainnya, seperti membantu seksi dekorasi untuk mendekorasi, memberi arahan kepada anak buahnya, dan hal lainnya.

Waktu telah menunjukan pukul 2 siang, tapi (Name) belum makan siang dan pekerjaannya juga belum selesai.

(Name) memutuskan untuk menaruh bokongnya di pinggir lapangan sebentar. Ia sangat kelelahan, dan itu pasti. (Name) mulai memikirkan beberapa hal.

Seperti kalau Bokuto sedang apa. (Name) terkekeh ketika membayangkan wajah ngantuk Bokuto ketika gurunya menjelaskan di depan.

Namun di luar dugaan.

Ada yang menarik tangan (Name) dari belakang, lalu membawanya lari. Sekali lihat (Name) bisa tahu orang itu siapa.

Bokuto Kotaro, kekasihnya.

(Name) tidak protes sampai Bokuto berhenti di depan sebuah kafe dan mengajaknya masuk.

"Kau gila ya?!" Teriak (Name).

"Apa maksudmu, (Name)?" Bokuto menaikkan sebelah alisnya.

"Kau mengajakku untuk bolos?! Dan aku sedang sibuk untuk mempersiapkan pekan olahraga nanti!" (Name) mulai kelihatan panik.

"Dan kau baru protes sekarang?" Pertanyaan dari Bokuto menyudutkan (Name).

"S-sekalipun aku protes saat kau menarikku tadi, kau pasti tetap memaksaku." (Name) mengembungkan pipinya.

"Tuh 'kan, makanya kita masuk aja. Lagian kalo sibuk ngurusin pekan olahraga terus yang ada kau setres lalu masuk rumah sakit jiwa deh. Lagian panitianya lebih dari satu 'kan?" Ledek Bokuto, lalu ia segera masuk ke dalam kafe.

(Name) termenung didepan kafe, ia memikirkan perkataan Bokuto yang tersisa di otaknya 'lagian panitianya lebih dari satu 'kan?'

(Name) tahu, bila ia date dengan Bokuto sekarang sama saja ia lari dari tanggung jawab. Tapi di sisi lainnya Bokuto benar, ia butuh refreshing.

Akhirnya (Name) memutuskan untuk masuk ke dalam kafe tersebut, aroma kopi langsung menyambutnya membuat segala penat akibat pekan olahraga hilang.

(Name) mencari di mana tempat Bokuto berada, setelah menemukannya ia langsung duduk di hadapan Bokuto.

"Benar kan?" Bokuto menaik-turunkan alisnya. (Name) tersenyum lalu mengangguk.

Pelayan menghampiri meja mereka dan bertanya mereka akan memesan apa, Bokuto memesan coffe latte dan (Name) memesan Caffé macchiato.

Sambil menunggu pesanan merek datang, (Name) dan Bokuto mendiskusikan banyak hal. Mulai dari Mengapa Hinata pendek? Sampai Oikawa yang narsis mereka bicarakan.

Pesanan mereka datang, mereka mulai berusaha mengganti topik. Akhirnya topik yang ditentukan adalah kemana mereka selanjutnya?

Bokuto sepakat untuk menemani (Name) mencari pita warna biru untuk pekan olahraga nanti.

✧ ✧ ✧

"Jadi kenapa kau mau jadi panitia pekan olahraga?" Tanya Bokuto tiba-tiba ketika mereka sedang memasuki sebuah toko dan mencari pita.

"Ya kenapa ya? Aku juga gak tau, tapi jadi panitia itu menyenangkan. Rasa seneng sendiri pas tau kalo diri kita bisa berguna buat orang lain." Jelas (Name).

"Tumben kau bi—"

"KETEMU!" Teriak (Name) tiba-tiba, membuat seluruh perhatian toko ke arah mereka.

"Woy! (Name) jangan teriak tiba-tiba gitu dong! Terus kalo orang lagi ngomong jangan di..." Bokuto mulai memelankan suaranya ketika ia tahu kalau ia diabaikan oleh (Name).

Bokuto melihat (Name) sedang bersusah payah untuk mengambil pita biru di rak paling atas.

"K-kou, bantu aku untuk mengambil ini." Ucap (Name) susah payah.

"Oya? Rasakan kau (Name)! Pendek sih WOOO!!!"

"APA KAU BILANG?! COWO SIALAN YE!" Bokuto di tendang oleh (Name), alhasil ia tertendang keluar toko.

Hari ini aku mengajak (Name) untuk bolos, tapi aku malah di tendang olehnya.

bokuto kotaro ; 12 MONTHSحيث تعيش القصص. اكتشف الآن