18; Calling

11.5K 1.5K 161
                                    

^O^





































Punya ketakutan besar untuk dapat menyakiti seseorang.

"Abang gak mau itu terjadi sama kamu."

Gue hanya tetap diam. Kata 'kamu' kembali bersuara. Bingung mau jawab apa dari pernyataan yang terlontar mengarah ke gue.

"Awalnya, Abang hanya ingin membantu Daniel supaya trauma itu hilang, tapi entah kenapa, Abang pun takut kalau terjadi apa-apa sama kamu, Dek."

Gue menatap Abang. "Apa Diane salah kalo suka sama Kak Daniel?"

Abang justru menatap gue sendu. "Rasa suka gak bisa disalahin Sayang." Abang tersenyum tipis. "Kamu gak salah, Dek, bahkan Daniel pun gak salah. Abang hanya berusaha melindungi apa yang Abang miliki satu-satunya, dan ketamakan Abang, sepertinya sudah menghancurkan buket bunga yang baru saja disusun."

Tangan Abang bergerak menyentuh tangan gue, menggenggamnya erat. "Sekarang, Abang gak akan mengekang kamu buat deket sama Daniel. Tapi tolong, kalau Daniel gak bales rasa suka kamu, lebih baik lupakan."

Reaksi yang gue keluarkan hanya diam, dan entah mengapa rasa sedih juga senang tercampur menjadi satu, yang membuat gue hanya menatap Abang dengan tatapan sendu, gue nggak tahu kalau sebenarnya dibalik Abang ngelarang gue, dia juga punya motif agar gue tetap aman. Dan saat itu juga, gue merasa gue adalah orang yang paling disayang Abang dalam hidupnya. Karena sepertinya, Abang selalu mengutamakan gue di atas urusannya, dalam urusan kesehatan sekaligus.

Handphone gue bergetar. Melihat sekilas notifikasi, terkejut sejenak yang lantas tanpa perintah men-klik.

Deg.

Nyawa gue seakan melayang perlahan.

defdanik

defdanik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

78.436 liked

defdanik Please, open ur eyes. Look changes the world, look ur grown age. And, don't leave me also Louie.

View all 9.874 comments

3 minutes ago

Gue bergeming. Bahkan, Abang yang ada di samping gue ikutan bergeming. Beberapa detik sampai kita saling pandang, mengangkat alis kebingungan.

"Abang gak tau?" tanya gue.

Bang Jonghyun hanya menggeleng perlahan menanggapi pertanyaan gue. "Abang gak pernah tau itu siapa Daniel, tapi Abang pernah nemuin foto Daniel sama cewek itu di galerinya."

Gue sedikit mencelos mendengar kelimat terakhir Abang. Tapi, prinsip Diane adalah; pantang menyerah sebelum jalur kuning melengkung. Sedetik, Abang menggenggam tangan gue. "Menyerah atau melangkah, sama saja mengambil luka. Kamu harus baik-baik memilih jalan, karena apapun itu, Abang selalu dukung kamu, Dek." ucap Abang diiringi senyum.

Bae • DANIEL ✔Where stories live. Discover now