35; Reason

9.1K 1.3K 160
                                    

Jangan lupa vote terlebih dahulu :)



































3rd Point of View

Daniel menyadari sebuah hal sejak kejadian mobil yang melaju cepat saat di sekolah kekasihnya tempo hari, bahkan Daniel sempat meluapkan emosi ketika memeluk Diane dalam keadaan bergetar hebat. Saat itu, pria dengan marga Deffare tetap diam dan berpikir jika dugaannya salah.

Lantas hari berikutnya, saat Diane dipulangkan ke rumah dari rumah sakit, sebuah mobil terparkir tidak jauh dari apartemen miliknya.

Seseorang dengan tudung hitamㅡyang Daniel lihat di rumah sakitㅡtengah berbicara di samping mobil tersebut. Kedua alis Daniel bertaut saat seseorang dengan tudung hitam lantas membungkuk pada seseorang di dalam mobil kemudian pergi.

Kelopak mata Daniel kontan melebar saat mengetahui sang pengemudi. Daniel hendak menghampiri untuk memastikan, namun urung dan berpikir akan sangat konyol menghampiri orang yang mencurigakan. Tanpa pikir panjang, Daniel menjalankan mobilnya memasuki apartemen.

Lalu, hari berikutnya, Daniel mendapat sebuah pesan.

Did you miss me, Tuan Muda Deffare?

Sebuah nama terlintas dalam benaknya. Namun, Daniel masih berpikir positif dan memilih tidak memedulikan.

Namun, sepertinya, kesabaran pria itu terhancurkan karena ini menyangkut sang kekasih yang Daniel sayangi. Perasaan iba melihat Diane ketakutan hebat akibat sebuah insiden yang bahkan membuat Daniel ikut terkejut. Daniel tidak bisa hanya menonton dan menebak, dia harus mengetahui sesuatu di balik tebakannya.

Dan, hari ini, tepat setelah Daniel ikut merasakan kepanikan yang melanda melihat orang terkasih bergetar hebat dalam pelukannya. Manik hitam itu menyipit dan menatap tajam ruang kosong di hadapan.

Suara bising ikut saling menyahut diantara padatnya Ibu Kota. Shit. Daniel mengumpat mendapati kemacetan pada pukul tujuh pagi.

Tujuan utama Daniel; Apartemen Le Parc. Beruntung, macet tidak tahan lama. Daniel segera menginjak gas menuju tempat yang dituju.

Sesampainya di depan pintu apartemen, Daniel memencet tombol bel yang terletak di gagang pintu. Tidak butuh waktu lama, seseorang membukakan pintu.

Gadis cantik bertubuh tinggi dengan rambut tergerai terlihat. Gadis itu tersenyum manisㅡamat manis, lantas memersilahkan Daniel memasuki apartemennya.

Daniel mengikuti arah langkah gadis itu sampai berhenti pada sebuah mini bar yang didesain anggun. Manik Daniel menatap sebuah botol Pasión Azteca yang terhias di atas meja. Daniel tersenyum miring, bahkan dia sudah tidak lagi meminum minuman beralkohol ketika ia menginjakkan kaki di tanah kelahirannyaㅡlebih tepatnya, ketika ia sudah mengucap dua kalimat syahadat di rumah sang sepupu.

"Apa kau menerima pesanku, kemarin?" gadis itu bertanya sembari duduk di kursi diantara deretan kursi yang menghadap mini bar.

Tatapan Daniel kini berubah, yang tadinya ia hanya sedikit melembutkan tatapannya, kini dapat dilihat sebuah benda tajam akan siap menikam ketika siapapun menatap manik elangnya.

Bae • DANIEL ✔Where stories live. Discover now