P r o l o g

97.7K 7.9K 202
                                    

"Mbak, bantuin gue, toloooong, itu mereka mau nyerang gue itu, please?"

"Apa sih! Lepasin selendang gue! Masya Allah, woy, gue hajar lo ya. Lepas enggak?"

"Mbak, tolong, buat nutupin muka gue. Itu mereka udah mau jalan ke sini. Mendingan kita jalan melipir keluar deh."

"Ogah! Lagian lo ngapain sih ngumpet-ngumpet di belakang---"

"Psssttt. Iya, gue ngumpet. Wartawan gosip itu lebih mengerikan dari pertanyaan mama 'kapan bawa calon istri?' jadi tolong, Mbak. Tolong. Gue mohon."

"Yaudah cepetan! Jalan di belakang gue. Sama wartawan aja takut, emang lo siapa sih sampe dikejar-kejar wartawan segala."

"Yang lebih bikin takut tuh akun MulutManis, Mbak. Dia horor banget ngintilin kehidupan orang. Serius."

"Enggak nanya!"

...
...

...
...

"Mau banget lo, Mbak, kerja di televisi bonafit tapi naiknya Scoopy---AW, SHIT! Apaan-apaan sih nendang betis gue?!"

"Belajar tata krama deh lo. Minggir! Udah ditolongin nggak tahu terima kasih."



.
.
.
.
.
[Jakarta, Agustus 2017]

Prolog macam apa ini?

HAHAHA.

Penasaran enggak?


Sebetulnya, aku beneran mau istirahat dari nulis. Tapi, aku mikir lagi, apa yang bisa menghibur kepenatan setelah putar lagu kalau bukan jemari bergerak (anjay!)?

Dan, kali ini, bukan cerita sejenis yang terinspirasi dari true story, atau fenomena sekitarku. Aku masih kebayang gimana hancurnya mengemas kisah GyBhan dan itu menyakitkan. Sangat. Mungkin lebay, tapi karena kegagalan GyBhan gue sampe beberapa malam nggak bisa tidur HAHA. Serius.

So, ini bakalan fiktif sefiktif-fiktifnya. Aku mau ngayal aja sambil mikirin judul penelitian mwehehehe. Buat nanti ada yang bilang kalau tokohku di sini nggak bisa diterima akalmu, please, balik lagi ke part ini dan baca AN yang selalu ku-bold. Walaupun aku juga nggak tahu, kalain tuh baca AN gue nggak sih?
LOL.

Dah.

P.s: Kalau nggak fast update, ngapuro ya







Salam,
Yang Lagi Keranjingan Sama Brewoknya Chris Evans.

SCRUMMYWhere stories live. Discover now