Chapter 37 : Janji Yang Terlupakan

992 94 5
                                    

[Author POV]

Burst

Pedang Nazna berubah menjadi sebuah axe yang sangat panjang dan juga menghasilkan suara 'Burst'. Setiap kali kata itu terucap, aura Nazna bertambah secara terus - menerus.

Nazna menatap Lack dari balik topeng hijaunya. Mata hijaunya menyala terang, menusuk ke tempat lawan.

"Kekuatanmu bertambah secara tiba - tiba. Sihir apa yang sedang kau gunakan, hah?" tanya Lack seraya membuat pelindung agar tidak terkena hantaman angin.

"Ini bukan sihir, melainkan 'Maker'. Suatu aliran spritual yang dapat menghasilkan kekuatan misterius. Kami menyebutnya dengan 'Maker'..." jawab Nazna. "Asal kau tahu saja, aku masih dibagian dua 'Maker'," tambah Nazna.


"Aku tidak pernah mendengar hal itu sebelumnya tapi patut untuk di coba..." seru Lack.

"Di coba??"

Lack tersenyum. Tiba-tiba auranya berubah sama menjadi milik Nazna.

"Jangan bilang kau!?"

"Benar. Aku akan menirunya..." potong Lack.

Lack mengangkat tongkat ke atas, bersamaan dengan itu bola sihir Lack berubah menjadi sebuah mahkota dengan bola hijau kecil ditengahnya, jubah Lack memanjang, kulitnya menghitam sampai wajah tak kelihatan dan tubuhnya bertambah tinggi.

Supernatural Necroma

Hush!!!

Angin yang sangat kencang keluar dari tempat Lack berada. Aura Lack terus bertambah sama seperti punya Nazna. Sedangkan Nazna yang melihat itu hanya bisa diam dan berpikir.

"Dengan ini aku berhasil mempelajari 'Maker' yang kau banggakan itu. Hahahaha..." senang Lack.

Burst

Axe Nazna memancarkan aura yang kuat. Nazna menggenggam erat ganggang axe miliknya.

"Aku harus melakukan sesuatu..."

.T.H.U.N.D.E.R.

"Uhuk, uhuk..." batuk Rinka sadar dari pingsannya.

Yuliana bernafas lega. "Syukurlah..." katanya.

"A - Apa yang terjadi??" tanya Rinka bingung.

"Kau hampir mati tadi, beruntung kami datang..." jawab Yuliana tersenyum simpul.

Rinka bergumam. "Kami??"

Daaar...

Pada saat bersamaan, Leon jatuh di dekat Rinka dan Yuliana dalam posisi berlutut.

"Hah, Hah... Dia kuat!"

Lalu muncul Karamatsu.

"Kau begitu sombong ingin melawanku sendirian dan membiarkan bocah tadi pergi..." kata Karamatsu dengan tatapan kesal.

"Hah... Iksan tidak pantas melawan orang lemah yang suka mencuri kekuatan orang lain..." balas Leon menatap remeh.

[1]IKSAN : Blue Thunder[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang