Epilog

1.2K 102 2
                                    

[ Author POV ]

"Haaaaaaaa... HAH!!" Iksan menghela kasar dan berekspresi sebal menatap kawah besar di depannya, dimana sebuah senjata bernama Breaker 'tadinya' ada.

"Serangan tadi pasti punya Tuan Ardian. Syukurlah..." kata Yuliana mengungkapkan perasaan leganya.

"Kenapa kau bersikap biasa - biasa seperti itu? Kau tidak sadar apa jika jarak Pulau Neo sama Java sangatlah JAUH. Itu ada diseberang lautan!!"

Sementara Iksan menjerit betapa mengerikannya kekuatan kakaknya, Yuliana sudah berada di ujung kawah.

"Terlebih itu, kawah ini sangat besar dan juga dalam..." cetus Yuliana menyeruakan kekagumannya.

Iksan yang melihat itu hanya facepalm. "Mana kata 'terimakasih' yang seharusnya aku dapatkan?" gumam Iksan yang whiteface.

Lalu diwaktu yang sama Yuliana mendapat panggilan dari kristal ungu miliknya. Yuliana menyahut dan manggut-manggut.

"Iki, Tuan Ardian ingin bicara denganmu..."

.T.H.U.N.D.E.R.

[ Iksan POV ]

Aku tidak menyangka akan mendapatkan panggilan itu, ditambah secara mendadak. Mentalku belum siap.

Cuma bercanda.

"Apa?" sahutku kasar.

"Rasanya sakit mendengar kalimat itu setelah aku menyelamatkanmu, adik..."

Aku meringis pelan, memang tidak terasa tapi tetap sakit. Dan juga aku mendengar samar - samar suara kekehan.

Dia tertawa?

"Dengar, aku ada tugas untukmu. Ini tidak mudah..." tuturnya. Akhirnya dia ke topik utama.

"Heh? Kau pikir aku mau mel--"

"--Tentu kau akan mendapat hadiah!" aku mati kata saat mendengar 'hadiah'.

Hadiah?

"Apa??"

.T.H.U.N.D.E.R.

Aku mengerjakan tugas yang diberikan oleh Kakak Sialan itu... Yaitu bersih - bersih. Kenapa bisa begitu?

Hellsing telah membuat kekacauan jauh lebih parah dari yang diduga. Kota Aru, Band dan kota - kota besar lainnya menerima dampak dari serangan acak yang Hellsing pancarkan. Aku mendapat Kota Band, Leon Aru dan sisanya aku tidak tahu.

Jujur aku malas mengingat semuanya.

Nazna dan Ram masih dalam kondisi kritis, mendapatkan luka fatal dari lawan mereka. Rinka? Siapa dia? Menyusahkan saja.

"Iki, kembali bekerja..." tegur Yuliana yang melihatku santai-santai.

"Ayolah. Sialnya aku harus selalu bersama gadis mengerikan 'itu'. Kenapa?!"

"I - k - i..!!" aku merinding saat suara itu kembali menegur telingaku. Aku membayangkan Yuliana yang diselimuti aura hitam kelam, cepat - cepat aku kembali bekerja... Bertukang.

[1]IKSAN : Blue Thunder[END]Where stories live. Discover now