Sai Ino End

366 23 11
                                    

"Sakura, aku bosan di rumah. "

"Mampir atuh ke rumahku? " ajak Sakura dengan riang.

"Bosan. "

"Yauda, kita hangout aja mau? "

"Bosan juga. "

"Bagaimana kalau belanja? " Sakura masih mencoba untuk memberi ide.

"Bosan... " desah Ino.

Karena kehabisan ide, Sakura hanya terdiam dan memikirkan sesuatu yang baru. Tidak dapat juga, akhirnya dia bertanya balik pada Ino.

"Lalu, apa yang kamu mau lakukan? "

"Minum-minum yukk.. " rayu Ino.

"APA!!? Kamu kesambet apa?? " teriak Sakura terkejut.

"Hehehe, aku bercanda kok.. "

PING!! PING!!

Terdengar suara deringan telepon yang berasal dari dekat kuping Ino.

"Siapa yang menelpon? Suaranya memekakkan telinga sekali.. " kata Ino.

"Sebentar ya, Ino, ada telepon darurat.. " jawab Sakura.

Ino mematikan sambungan telepon mereka. Sambil menunggu kabar dari Sakura, Ino memutar-mutar HP nya sambil bersenandung bahagia.

"Aku akan mendapat tas termahal, tas termahal, tas termahal! " gumamnya.

"Tas, tas, tas.. Kemana Sai? Lama sekali diaa.. Hyaahh.. "

Ino bersandar pada sofa sambil memelintir rambutnya panjangnya sambil menikmati udara dingin yang mengalir dari AC kamar tamu, semakin lama, matanya semakin mengantuk. Ia terpejam dan tertidur dengan dengkuran kecil yang keluar dari bibirnya.

30 menit kemudian

BRAK!! BRAKK! BRAK!!

Ino terbangun karena suara gedoran keras dari pintu rumahnya.

"Siapa sih? Mengganggu saja! "

Ia mencoba untuk tidur lagi.

BRAKK!! BRAKK! BRAKK!!

Suara gedoran pintu itu semakin keras, samar-samar terdengar suara Hinata yang sangat kecil sedang meminta pertolongan.

"HINATA!? " teriak Ino.

"Ada apa?? " tanya Ino sambil membuka pintu rumahnya.

"Sakura.. Pesawat.. Kecelakaan.. Itu.. Sai.. " ucap Hinata terbata-bata sambil mencoba mengatur nafasnya.

"Hahh? "

"Pesawat Sai kecelakaan, dia dirawat di rumah sakit, Ino. " teriak Hinata histeris.

"Tu-tunggu.. Jangan ngawurr!! "

"Benar!! "

Hanya satu kata yang keluar dari bibir Hinata. Tapi, kata-kata itu sukses membuat Ino menjerit keras dan berlari menuju mobilnya.

"Hinata!! "

"Ayo. " balas Hinata sambil naik ke mobil Ino.

Rumah Sakit

" TIDAK!! AKU TIDAK PERCAYA INI! " teriak Ino.

BRAK!!  PRANG!!

Ino menggebrak meja dan melempar sebuah vas sehingga jatuh dan pecah.

"Tapi, Ino, ini memang benar terjadi. Dia.. Dia sudah pergi. Lebih baik kau tenang dulu. " ucap Hinata.

"AHAHA, dia.. Dia tidak mungkin mati!  Dia tidak mungkin mati! Aku menolak kenyataan ini! " sahut Ino dengan membelalakan matanya.

"Maafkan kami, Ino, kami tidak bisa menyelamatkan kekasihmu. Aku, tidak bisa menyelamatkan kekasihmu. " ucap Sakura yang menjabat sebagai kepala Rumah Sakit Tokyo.

Ino mencengkram kerah baju Sakura, dan menariknya hingga wajah mereka berdekatan.

"KAU BERBOHONG, KAN?! " teriak Ino.

Semua yang berada dalam ruangan itu hening. Hanya terdengar suara detik jam yang terus berputar, dan suara tangisan dari tiap orang di kamar itu.

"Kau harus meminta maaf kepadanya. Setelah apa yang telah kau perbuat selama ini. Kau sudah menjadi kekasih yang dingin dan kejam. " ucap Temari sinis.

Ino berjalan dengan langkah gontai, lalu mendekati ranjang rumah sakit. Ia mengusap wajah kekasihnya yang terbaring tak bernyawa, dan mencium sekilas pipi kekasihnya itu.

"Aku.. Hiks.. Aku minta maaf.. Aku sudah menjadi kekasih yang buruk untukmu. Hiks.. Hiks.. " kata Ino.

Sakura menepuk pundak Ino dan menyodorkan sebuah tas berbentuk hati yang berwarna putih.

"Dia menitipkan ini padaku, dia bilang nama tas ini adalah 'Mouawad 1001 Nights Diamonds Purse'. Aku juga kurang mengerti, kenapa dia membeli tas semahal ini. " tanya Sakura.

"Ohh.. Ya ampun.. Itu, hiks.. Aku yang memaksanya untuk membeli. Hiks.. Ahh, bodohnya aku. BODOHNYA AKU! " sahut Ino.

Ino menerima tas dari Sakura dan memeluknya erat. Kembali lagi memandang kekasihnya yang terbaring, seperti yang sedang tertidur pulas.

"Oh.. Maafkan aku.. "

"Sai.. "

Satu ruangan yang sedang ditempati banyak orang itu terasa hening, sepi, dan dingin.

"Ino? " panggil Sakura.

Ino tidak menjawab, dia hanya mengulurkan tangannya dan menutup mulut Sakura dengan telapak tangannya sejauh 1 inchi saja.

"Tinggalkan aku sendiri. "

NITTTTT!!

Tidak ada suara detak jantung. Tidak ada suara apapun dari komputer. Tidak ada tanda-tanda kehidupan dari tubuh kekar Sai.

"Sai.. Bangunlah. " isak Ino.

"Sai.. " panggilnya lirih.

Sambil mengguncangkan tubuh Sai yang sudah tidak bernyawa itu, Ino menangis tersedu-sedu.

"Sai.. Kumohon.. Bangunlah. "

"Sai.. Sai.. Sayang.. "

Ino bergumam terus menerus berulang-ulang. Sampai akhirnya, matanya terpejam dan Ino pun tertidur sambil menggenggam tangan Sai.

-Bersambung-(?)

Thin Line ( Completed )Where stories live. Discover now