4. Hanamiya Hime

2.6K 195 37
                                    

Okaeri, Hanamiya Hime.” Senyuman Teichi dan Yuuko melebar bersama Tetsuya—tidak Hime. Hime membungkuk sedalam mungkin.

“Tolong ajarkan aku menjadi Hime.” Pintu kantor terbuka tiba-tiba. Nampak Hanamiya yang menatap serius ketiga Hanamiya di hadapannya.

“Aku benar-benar tak menyangka bahwa ini maksud dari perkataanmu. ‘Kalau begitu... izinkanlah aku menggantikan adikmu yang telah tiada.’ Benar-benar tidak bisa disangka. Banyak hal yang harus kau urus untuk menjadi Hime-chan kami.” Hime menatap datar Hanamiya.

“Pertama...” Hanamiya maju dan mencubit kedua pipi Hime. “Jangan terlalu datar. Di balik wajah datar ini, bahkan aku bisa melihat sejuta masalahmu. Dan mulai biasakan panggil aku ‘onii-san’.” Teichi dan Yuuko hanya bisa tertawa terbahak-bahak melihat interaksi antara dua Hanamiya kecil ini.

“Yosh... karena besok adalah hari Minggu. Kami akan mengurus segala surat adopsi dan surat kepindahan Hime-chan. Hime-chan... bisakah kau tuliskan namamu yang dulu, nama Ibumu, nama Ayahmu, dan sekolahmu ?”tanya Yuuko. Hime segera menulis itu semua.

“Nah, Mako-chan... kau harus menemaninya membeli pakaian.” Hanamiya hanya bisa menerimanya sebab tak ada alasan yang cocok. Sebab, tim basketnya kebetulan besok—Minggu tidak ada latihan.

“Jadi... sekarang kalian harus tidur ya. Tidurlah,”perintah Yuuko. Hanamiya hanya menghela napas malas. Dia menggiring Tet—Hime ke kamarnya dan memastikan manusia itu tidak kabur. Hanamiya lalu segera menuju kamar yang dia tempati. Matanya mulai setengah memejam. “Hanya belanja tidakkan seburuk itu, kan ?”gumam Hanamiya sebelum tidur.

Ya...

Mungkin...

Tidak ada masalah bukan ?

...Ya

...Mungkin

Saja...

》》》

“Hime-chan ! Kau di mana ah sialan !” Di tengah keramaian di Shibuya, Hanamiya terpisah dengan Hime. Dia sendiri baru menyadari hal itu saat Hime tidak menjawab pertanyaannya. Kedua tangannya penuh dengan barang belanjaan.

“Oii ! Hime ! Hanamiya Hime, di manakah kau !” Hanamiya berteriak mencari Hime. Tak mempedulikan tatapan aneh dari orang-orang sekitarnya.

“Onii-san...” Hanamiya merasa mendengar sesuatu tapi terus melanjutkan langkahnya.

“Onii-san !” Hanamiya segera melihat ke belakang dan melihat seseorang berjaket hijau kebiruan yang menutupi seluruh tubuhnya. Dia bisa melihat mata biru langit orang itu yang menatapnya bosan.

“Onii-san, ini aku.” Hime membuka tudung jaketnya dan menatap datar Hanamiya.

“Kau dari mana saja hah ? Dan jaket itu kau dapat dari mana ?” Hanamiya menunjuk jaket yang dikenakan kembali Hime.

“Ah, menang lomba cosplay.” Hanamiya hanya bisa face plam mendengar jawaban itu.

“Mari kita ke toko buku untuk membeli alat tulis,”ajak Hanamiya sambil menarik tangan kanan Hime.

“Tidak usah. Aku sudah membeli peralatan sekolahku.” Di depan Hanamiya ada sebuah tas tangan khas sekolah yang nampak penuh. Hanamiya menghela napas pasrah.

‘Jika begini terus, aku bisa mati muda.’

“Ya sudah. Mari kita beli ponsel untukmu,”balas Hanamiya. Hime hendak menolak hal itu tapi menyadari bahwa dia tak mempunyai ponsel lamanya. Hanamiya membelikan ponsel model terbaru untuk Hime. “Ponsel ini mempunyai GPS. Sehingga akan mudah melacakmu yang sering hilang.” Hime mendengus kecil. Kejam sekali kakaknya ini. Masa dia disamakan dengan anjing kecil.

{DROPPED} Phantom and DarknessWhere stories live. Discover now