14. Hajimemashou ka (2)

4.1K 253 120
                                    

14. Hajimemashou ka (2)

Manik onyx Nijimura dapat menyaksikan dengan jelas cucuran keringat yang dikeluarkan oleh para pemain Touo. Padahal permainan baru saja berjalan setengah quarter, tapi itu semua sudah cukup untuk membuat para anggota tim Touo kewalahan menghadapi Nijimura. Berbanding terbalik dengan keadaan timnya sendiri yang tak sampai mengeluarkan keringat berlebihan, mengingat ini semua tidak sebanding dengan pelatihan neraka dari Hime. Ditariknya sudut bibir monyongnya, menunjukkan seringai kepada kapten tim Touo, Wakamatsu. "Kalian benar-benar mengeluarkan kekuatan penuh kalian ya."

Wakamatsu hanya mendengus kesal mendengar perkataan Nijimura yang terkesan mengejeknya. Dibalasnya perkataan tersebut, " Tentu saja. Hanya karena Ahomine itu tidak ada sekarang, bukan berarti kalian bisa mengalahkan kami dengan mudah !" Nijimura hanya memberikan tawa mengejek kepada Wakamatsu. Samar-samar, dapat ia dengar suara jentikan jari dari dua orang bermarga Hanamiya. Disunggingkannya senyum lebar, kedua tangannya dengan siaga menangkap bola yang dioper oleh Hanamiya.

"KALAU BEGITU BERSIAPLAH ! INI BARU SAJA DIMULAI !" NIjimura mengelabui Wakamatsu dengan teknik street basketball miliknya, kemudian melakukan dunk dengan keras. Wakamatsu yang telah tertipu karena gerakan pertama Nijimura dapat dengan cepat pulih dan berbalik mengejar Nijimura. Dirinya meringis ketika dia gagal menepis bola oranye itu dari tangan Nijimura. Salahkan Nijimura yang menggunakan seluruh tenaganya dalam dunk terakhirnya itu.

Nijimura melirik ke arah papan skor yang menunjukkan skor 6 untuk Touo dan 4 untuk Kirisaki. Senyum kecut sempat terbentuk begitu saja. Amat menyebalkan bahwa usahanya hanya berhasil menahan hingga titik ini. Di sudut matanya, dapat dia lihat dengan jelas keberadaan kedua kouhai-nya yang menggunakan jaket bertudung. Nijimura tertawa kecil lalu kembali menatap Wakamatsu. "Menyebalkan ya, baru saja aku mengatakan hal sekeren itu. Tapi, tugasku sudah berakhir di sini."

"SHIRO TEAM MEMBER CHANGE !! NO. 9" Berbeda dengan anggota tim Touo yang terkejut atas keputusan tim Kirisaki, Kirisaki Daiichi justru melemparkan seringai licik kepada lawannya. Mereka bertindak seolah ini semua telah direncanakan. Tapi... itu mustahil, bukan ? Wakamatsu menatap punggung Nijimura yang membawa beban dengan nomor punggung 9.

Orang yang ditatap pun hanya berjalan biasa sambil membawa kebanggaan di antara kedua pundaknya. Tak terusik sedikitpun oleh tatapan para penonton dan tim Touo. Di sisi lain, penggantinya sudah bersiap di posisi lalu perlahan membuka tudung jaketnya. Seringai panjang terbentuk di wajah pemuda itu menantang kenyataan yang diketahui semua orang. Bola mata abu-abu itu sekilas beradu pandang dengan manik peach Momoi yang melemparkan tantangan kepada tim itu. Momoi tanpa sadar menjatuhkan seluruh datanya karena melihat mimpi buruk yang tiba-tiba saja datang.

Haizaki segera menyerahkan jaketnya kepada Hime, sedangkan Hime sendiri memberikan jaket milik Nijimura kepada orangnya. "Jangan sampai kalah dengan mereka, kouhai. Tunjukkan kemampuanmu !" perintah Nijimura kepada Haizaki dengan angkuh. Sosok yang diperintah oleh NIjimura hanya melemparkan seringai panjang kepada lawan di hadapannya.

"Apa maksudmu, senpai ? Jelas ini adalah panggung balas dendam terbaik bagiku." dan Tetsuya, lanjut Haizaki di dalam hati. Masih kental di ingatannya dengan penderitaan Kuroko selama kelas 3. Dan yang bisa dia lakukan hanyalah mengawasinya dan mengurungnya kembali ke dalam neraka itu. Darahnya membara begitu saja ketika mengingat ekspresi kosong dan tawa Kuroko yang tercipta bersamaan tepat setelah kejadian itu. Ditariknya napas sedalam mungkin sebelum ia membuat sumpah kecil, "dan akan kubuatkan sebuah neraka penyesalan tak berunjung untuk mereka."

.-.-.

Tak sampai lima menit semenjak Haizaki masuk kelapangan, waktu quarter pertama telah habis. Seperti biasa, wasit memberikan mereka waktu selama lima menit untuk beristirahat sebelum berlanjut ke quarter kedua. Tim Touo hanya bisa menghela napas lega ketika bel quarter itu berbunyi. Mereka semua sudah bermandian keringat karena teknik Kirisaki Daiichi yang aneh tapi familiar. Harasawa hanya bisa memandang cemas anak didiknya yang kepayahan melawan tim kelas menengah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 04, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

{DROPPED} Phantom and DarknessWhere stories live. Discover now