Chapter 1

659 27 7
                                    

Pagi itu menunjukkan pukul 07.30. Kiko berjalan kaki menuju  ke kampusnya.
Kampus Kiko emang tidak jauh dari rumahnya, dengan berjalan kaki kira-kira dibutuhkan waktu 10 menit dari rumahnya.

"Ko" panggil Pito.

Kiko menoleh ke belakang untuk memastikan siapa yang memanggilnya. Dilihatnya Pito berjalan menghampirinya sambil melambaikan tangan.

"Eh, lu bro. Gua kirain siapa," ujar Kiko.

Pito hanya tertawa tidak jelas, entah apa yang ia tertawakan. Padahal saat itu tak ada sesuatu yang lucu.

"Lu kenapa bro? Sehat kan?" tanya Kiko.

Pito tak menjawab pertanyaan Kiko, ia malah mengajak Kiko untuk membolos kuliah. Tapi Kiko menolaknya, baginya kuliah adalah tempat mencari ilmu. Apalagi di desanya orang yang bisa kuliah sangat jarang sekali di desanya.

"Enggak lah bro, gua bisa kuliah aja udah seneng. Seharusnya lu bersyukur bisa kuliah, enggak semua orang bisa dapet kesempatan emas kaya gini," ujar Kiko menasihati.

Akhirnya Pito tersadar dengan ucapan Kiko yang dia rasa benar. Pito akhirnya memutuskan untuk tidak membolos kuliah dan memilih berangkat kuliah bersama Kiko.

Kiko teringat sesuatu akan perkataan orang tuanya semasa ia kecil, tentang larangan memasuki hutan yang berada tak jauh dari rumahnya.
Ya, semua orang di desanya tau bahwa hutan itu hutan yang terlarang, tak ada yang boleh memasuki hutan itu dan itu masih menjadi misteri.

"Eh bro, waktu kecil lu pernah enggak diceritain sama orang tua lu buat enggak masuk hutan deket rumah gua?" tanya Kiko.

Pito menggeleng,  karena semasa kecilnya orang tuanya tak pernah menceritakan apapun soal hutan larangan itu padanya.

"Katanya sih kalo kita masuk hutan itu, kita enggak bakal bisa keluar dari hutan itu," jelas Kiko.

Pito menertawakan apa yang diucapkan Kiko, baginya itu hanyalah mitos dan hanya orang bodoh yang percaya akan mitos itu.

"Gua serius!" ujar Kiko.

"Yealah bro, ayo kita buktiin kalo tuh hutan enggak ada apa-apanya, lu berani kaga?" Pito menantang Kiko untuk memasuki hutan terlarang itu.

Kiko menggeleng, menolak ajakan Pito, baginya itu hanya akan membahayakan dirinya saja.

"Pengecut lu, lu cowok kan? Masa gitu aja enggak berani," ejek Pito.

Kiko merasa marah dengan perkataan Pito yang ia rasa meremehkannya. Bukan Kiko tak berani, dalam pemikirannya sebuah mitos bisa beredar luas  pasti sudah ada kejadian yang menimpa seseorang di desanya. Maka dari itu warga desanya melarang siapa pun masuk hutan larangan itu.

Tanpa pikir panjang, Kiko akhirnya memutuskan  menyanggupi ajakan Pito untuk memasuki hutan larangan tersebut. Ia tak mau dianggap sebagai laki-laki pengecut yang tak pemberani.

"Nah gitu dong, kapan kita mau masuk hutan itu?" tanya Pito.

"Besok Sabtu, kan kuliah libur tuh," balas Kiko.

Tak berasa mereka berbincang bincang cukup lama, mereka telah sampai kampus.

"Bro, gua duluan ya" pamit Pito.

Kiko membalas dengan mengacungkan kedua jempolnya. Dalam hatinya dia masih ragu apakah ia yakin akan memasuki hutan larangan itu bersama Pito. Ia takut kalo orangtuanya mengetahuinya pasti mereka akan memarahinya habis-habisan.

Bagaimana chapter 1 nya bagus enggak? Maaf kalo lurang bagus hha.
Update tiap hari senin, kamis dan minggu ya
Tunggu cahapter selanjutnya ya :D

Misteri Hutan LaranganWhere stories live. Discover now