Chapter 4

184 12 5
                                    

Mereka berdua berjalan menuju ke rumahnya masing-masing.

Sesampainya di persimpangan jalan. Pito memanggil Kiko dengan lantang dan Kiko mengengok ke belakang.

"Apa?"

"Gua tantang lu lagi masuk ke hutan itu lagi," ujarnya kemudian.

Tanpa berpikir panjang Kiko menyanggupi tantangan temannya itu. Ia tahu resikonya, tetapi kali ini ia tak mau di anggap bukan lelaki sejati.

Tanpa berpamitan Pito langsung pergi begitu saja.

Dan sekarang Kiko bimbang dengan tantangan yang diberikan Pito. Ia takut sekali akan mencelakakan dirinya dirinya sendiri bahkan temannya.

Entah kenapa tiba-tiba ia berpikiran seperti itu. Dalam hatinya ada firasat tidak enak akan terjadi apa-apa.

Kiko sudah berada di depan rumahnya. Dan benar saja ibunya sudah menunggunya di depan rumah sambil duduk.

"Darimana?" tanya Ibunya.

Kiko diam tak menjawab. Ia takut kalo ia berkata jujur ibunya akan marah.

"Darimana?" tanya ibunya lagi.

"Ngerjain tugas kelompok," jawab Kiko berbohong.

Dalam hatinya ia merasa bersalah karena sudah. membohongi ibunya sendiri.

"Enggak bohong kan?" tanya Ibunya lagi.

"Iya," jawabnya berlalu melewati ibunya kemudian masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu.

Tok
Tok

Ada suara yang tiba-tiba yang mengetok-ngetok kaca jendelanya. Karena penasaran Kiko berjalan berlahan menuju jendela. Ia membuka korden jendela dan alangkah kagetnya saat melihat nenek yang di hutan kini berada di balik kaca jendelanya.

"Nenek," ucap Kiko ketakutan.

Nenek tersebut hanya tersenyum lalu tiba-tiba menghilang begitu saja.

Kiko yang masih tak percaya dengan kehadiran nenek itu mengucek kedua matanya.  Dan nenek itu sudah lenyap dari pandangannya.

Kiko sekarang semakin bingung dengan semua ini. Ia berpikir apa nenek tadi menghantuinya karena ia dan temannya sudah mengusiknya atau jangan-jangan nenek itu ingin memberitahu sesuatu?

Entahlah.

Pikiran-pikiran itu masih membayangi kepalanya sekarang.

"Ko, sudah makan belom?" tanya ibunya di depan pintu kamarnya.

"Belom, bu. Kiko baru males makan," ucap Kiko lantang.

Tak terdengar suara ibunya lagi. Mungkin ibunya sudah beranjak dari depan pintu kamarnya.

Karena lelah Kiko merebahkan tubuhnya di kasur dan lama kelamaan ia tertidur pulas.

"Cuuu, tolong nenek cuuu."

Ia segera bangun dari tidurnya  dan ternyata suara itu hanya dari mimpinya tapi seperti nyata.

"Kenapa nenek itu minta tolong? Ada apa sebenarnya?" tanya Kiko pada dirinya sendiri.

Misteri Hutan LaranganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang