Four

4.9K 445 10
                                    

Happy Reading^-^

Maaf kalau nemu typo yah😊

"Karena aku harus bekerja besok. Mrs. Hester meneleponku saat aku dalam perjalanan dan memintaku untuk datang besok untuk ..." Kayla tidak melanjutkan ucapannya. Kenapa Davon justru tertawa mendengar penjelasannya? Apa dirinya ketara mencari alasan? "Kenapa kau tertawa?"

"Aku tahu kau sudah tidak bekerja selama seminggu saat kakekmu meninggal. Kau tidak perlu mencari alasan, Kayla."

Kayla mengerjapkan matanya. Kenapa semua ucapan Davon seperti angin saja? Kenapa dirinya justru tertarik dan memperhatikannya saat lelaki itu memanggil namanya dengan lembut? Davon menatap kedalam mata Kayla seolah ingin mencari tahu apa yang sebenarnya gadis di depannya ini pikirkan.

Entah bagaimana caranya, Kayla merasa tiba-tiba bibir lembut lelaki itu menempel di bibirnya. Davon menutup kedua matanya dan semakin menarik tengkuk Kayla untuk memperdalam ciumannya sedangkan gadis itu masih membelalakkan kedua matanya saking terkejutnya. Apakah ini mimpi? Lelaki itu menciumnya tiba-tiba! Ciuman pertamanya dengan lelaki yang sudah membuatnya hilang akal?

"Apa kau menyukainya?" tanya Davon saat melepaskan ciumannya begitu saja.

Kayla mengerjapkan matanya beberapa kali. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Dirinya belum pernah mendapatkan pertanyaan yang terdengar awam di telinganya. Apa dirinya menyukainya? Pertanyaan macam apa itu? Rasanya seperti berjalan diatas tumpukan salju tanpa alas kaki sehingga rasa dinginnya sampai menyengat kedalam tulang-tulang di seluruh tubuhnya.

"Kita bisa menikmatinya sembari menunggu makan malammu," gumam Davon tepat di depan bibir Kayla.

Lelaki itu kembali mencium Kayla. Dia memegang kedua pundak Kayla dan membaringkannya diatas ranjang tiba-tiba sehingga membuat tubuh Kayla sedikit terpental. Tanpa mengatakan apapun, Davon mencekal kedua lengan Kayla dan meletakkan diatas kepala gadis itu. Dirinya menindih Kayla dan terus menciumnya seolah tidak memberikan kesempatan untuk wanita itu berpikir lebih lama atau menolaknya.

Davon melepaskan satu tangannya sehingga dia menggenggam kedua pergelangan tangan Kayla menggunakan satu tangan. Dirinya terus mencium bibir ranum gadis itu sembari menggigitnya supaya Kayla membuka mulutnya dan memberikan kesempatan untuknya masuk kedalam mulut gadis itu. Ciuman Davon turun dan sekarang bersarang di leher jenjang gadis itu. Satu tangan Davon yang lain menyusuri kaki jenjang Kayla. Mengangkat dress gadis itu hingga ke panggal paha. Dirinya membiarkannya seperti itu dan tangannya kembali naik keatas sehingga bertemu dengan gundukan yang terbaluti kain.

Kayla meremas selimut dengan pergerakan kedua tangannya yang terbatas. Dia sudah tidak bisa berpikir normal lagi. Otaknya serasa terbuang begitu saja. Yang menguasai dirinya saat ini adalah tubuhnya. Bahkan dia hilang kendali atas tubuhnya sendiri seolah tubuhnya ingin protes jika dirinya menolak sentuhan lelaki itu. Kayla menutup kedua matanya dan tanpa sadar dia mendesah saat Davon memberikan beberapa bekas ciuman dileher dan pundaknya.

Davon tersenyum melihat Kayla seperti menikmatinya. Dia mulai melepaskan cengkeramannya pada pergelangan tangan gadis itu membuat Kayla memeluk kepalanya saat Davon kembali mencium tengkuk sampai telinganya. Sekarang kedua tangan Davon sudah berada diatas tubuh Kayla yang paling lelaki itu suka. Satu tangannya meremas payudara gadis itu yang masih terbalut kain dan satu tangannya yang lain menyelinap di balik kain tipis yang menutupi bagian pangkal pahanya.

Gadis itu mengerang saat merasa tubuhnya menggelinjang hebat membuat Davon mencium bibirnya untuk meredam erangannya. Remasan Kayla di rambutnya sudah melemas saat kenikmatan itu berhasil keluar dengan sempurna. Kayla mulai membalas ciuman lelaki itu. Dirinya tidak peduli dengan kemampuan ciumannya yang di bilang masih sangat kurang bagus.

A Love to Kayla | NEW VERSIONWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu