Six

5.4K 465 25
                                    

Happy Reading^-^

Maaf kalau nemu typo yah😊

Tubuh Kayla menggeliat saat merasa cahaya silau mengganggu matanya. Dia mengucek matanya sebelum terbuka sepenuhnya. Kayla tertegun karena sudah tidak melihat Davon di kamar. Dia pun bangkit dari ranjang dan mengelilingi kamar itu untuk mencari keberadaan lelaki itu. Merasa Davon sudah tidak ada di kamar, Kayla kembali kearah ranjang dan tertegun melihat ada sebuah dress lengkap dengan perlengkapan lainnya diatas meja. Kayla mendekat kearah meja dan memperhatikan pakaian itu. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Kayla pergi ke kamar mandi untuk mandi.

Selang dua puluh menit, Kayla membuka pintu kamar Davon dan kembali terkejut melihat Evan beserta pelayan lain sudah menunggunya sejak tadi di depan pintu. Kayla ikut menundukkan kepalanya pada Evan dan tersenyum tipis.

"Sarapan untuk Anda sudah siap Nona," tutur Evan dan mempersilakan Kayla untuk mengikutinya kearah meja makan.

"Kalau boleh aku tahu, dimana Davon?" tanya Kayla ragu saat mereka menyusuri ruangan.

"Tuan Davon sudah pergi sebelum matahari terbit Nona."

"Apa?!" Kayla membelalakkan kedua matanya dan berhenti berjalan. Dia sangat terkejut mendengar penjelasan Evan.

"Tuan Davon selalu pergi bekerja saat matahari belum terbit dan pulang setiap pukul sembilan malam Nona."

Kayla kembali melanjutkan langkahnya. Dia merasa bingung tentang Davon. Semalam lelaki itu terlihat sedang sakit tapi sekarang justru pergi bekerja saat pagi buta. Apa lelaki itu work holic? Tanpa sadar Kayla menghela napas pelan mengingat tentang Davon. Ini pertama kalinya Kayla merasa penasaran terhadap laki-laki yang dia kenal.

Mereka sudah sampai di meja makan. Kayla mulai menikmati sarapan paginya dengan di perhatikan banyak pelayan. Dia tidak tahu apa yang harus di lakukannya sekarang. Dia tidak tahu dimana ponsel dan tasnya berada sekarang ini. Kayla menikmati sarapan paginya dalam diam. Sesekali dia menundukkan wajahnya untuk menutupi lehernya. Untung saja dress yang di berikan Davon menutupi pundaknya sehingga dia tidak perlu menyembunyikan bekas ciuman laki-laki itu.

~

"Apa kau tidak mendengar apa yang aku katakan?" tanya dokter Andrew melihat Davon hanya diam mendengar saran darinya untuk menjaga kesehatannya.

"Kita lanjutkan nanti saja," jawab Davon dan berdiri. Dirinya berniat keluar dari ruangan dokter Andrew.

"Davon, ada apa? Sudah lama kau tidak diam saja seperti ini."

Davon kembali duduk. Dia menatap kearah lain seolah sedang menerawang sesuatu. Dokter Andrew memperhatikan tatapan lelaki itu.

"Aku rasa ... aku tahu kenapa aku masih merasa sakit saat sudah minum obat," gumam Davon pelan.

"Kenapa?"

"Aku hanya ingin melupakan masa lalu. Jayden sudah meninggal dan aku tidak ingin menghabiskan waktuku dengan memikirkan lelaki tua sialan itu."

"Apa yang sebenarnya ingin kau katakan?"

"Tidak ada. Aku sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya aku katakan," jawab Davon sembari tersenyum membuat dokter Andrew menggulingkan matanya. "Aku pergi dulu," pamit Davon dan keluar dari ruangan dokter Andrew.

Davon merogoh kantong celana dan mengambil ponselnya. Dia mencoba menghubungi Evan untuk mengetahui apa yang sedang Kayla lakukan saat ini. Bersamaan Davon masuk kedalam lift, Evan mengangkat teleponnya. Davon memencet tombol di lift itu dan pintu itupun mulai tertutup.

"Selamat siang, Tuan."

"Sedang apa dia?" tanya Davon penasaran. Dia tahu Kayla pasti sangat bosan tinggal disana tanpa bisa melakukan apapun.

A Love to Kayla | NEW VERSIONWhere stories live. Discover now