PART 6

5.2K 164 3
                                    


Kale memarkirkan boat pribadinya di salah satu sisi kanal yang agak sepi. Ia kemudian beranjak naik untuk mengikatkan boat tersebut pada sebuah tiang besar lalu mengulurkan tangannya pada Tania yang masih berada di dalam sana membantunya untuk naik ke permukaan.

"Kita dimana?" tanya Tania yang tengah memperhatikan gedung-gedung di sekitarnya.

"Kau harus menutup matamu," jawab Kale sembari mengikatkan sapu tangannya pada kepala tania untuk menutupi penglihatan wanita tersebut. Tania tidak memprotes. Ia justru sangat senang dengan perlakuan Kale saat ini. Membuatnya merasa bahwa dirinya spesial dan berhak untuk di bahagiakan walaupun ia sendiri tidak ingin mengakui hal tersebut karena terlalu berlawanan dengan egonya.

"Ayo," ujar Kale lembut seraya melingkarkan tangan Tania padanya.

"Kau akan membawaku kemana, Mr. Kale?" tanya Tania kembali tidak sabar.

"Percaya saja padaku. Kau tidak akau menyesal," tidak ingin membuang tenaganya percuma dengan pertanyaan-pertanyaan yang ia tahu tidak akan dapat ia temukan jawabannya dari laki-laki disampingnya, Tania hanya mengangguk dan meneruskan langkahnya yang gelap gulita.

Tak berapa lama, ia merasakan bahwa Kale membawanya masuk kedalam sebuah gedung dengan lantai marmer karena ia dapat mendengar ketukan langkahnya menggema di sekitarnya. Sudah dekat. Tania mengeratkan lingkaran tangannya pada Kale, ia tidak dapat menahan rasa penasarannya dibalik senyumnya yang mengembang. Kale ikut tersenyum melihat tingkah laku istrinya tersebut.

Kemudian mereka masuk kedalam sebuah lift. Kale menekan tombol lantai paling atas, dan Lift tersebut mengantarkan mereka dengan cepat.

Dentingan merdu terdengar menandakan bahwa mereka telah sampai di lantai tujuan mereka dan tak lama setelah itu kedua daun pintu terbuka mempersilahkan dua sejoli tersebut untuk turun.

Angin yang berhembus dengan sangat kencang menyentuh kulit Tania dengan lembut tepat setelah pintu lift tersebut terbuka. Kale kembali menuntun wanita disampingnya untuk keluar dari lift dan mengikutinya.

Kale tiba-tiba berhenti dan melepaskan lengan Tania yang masih mengait erat. Tania yang kebingungan tidak mencoba untuk bertanya dan hanya membiarkan Kale yang kini tengah melepaskan ikat kepalanya.

Sinaran cahaya masuk perlahan-lahan memenuhi penglihatannya yang masih kabur saat ia membuka kedua matanya. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya mencoba memfokuskan penglihatannya kembali. Tania kemudian terpaku di tempatnya.

Indahnya matahari yang mulai meredup dan memancarkan cahaya kemerahan yang sebentar lagi padam dan bersembunyi disisi lain bumi, membuat Tania terperangah takjub dengan pemandangan dihadapannya.

Ia menutup mulutnya dengan kedua tangan, kemudian menoleh ke arah Kale yang masih berada di belakangnya sebelum ia melangkahkan kakinya mendekati besi dingin yang membatasinya.

"Ini- ini indah sekali, Kale." Gumamnya yang dapat terdengar oleh telinga Kale, menimbulkan senyum kepuasan di wajah tampan laki-laki tersebut.

"Apa aku berhasil?" tanyanya sembari menyandarkan tubuhnya pada besi pembatas tersebut, memposisikan diri disamping Tania yang masih terperangah dengan pemandangan di belakang punggungnya.

"Kau berhasil membuat lututku lemas. Ini benar-benar menakjubkan! Terimakasih, Kale," ujar Tania menepuk dada bidang pria disampingnya bersemangat.

Shed Your Tears AwayOnde histórias criam vida. Descubra agora