→4

20.4K 1.5K 36
                                    

Sasuke Pov

Aku Sasuke Uchiha tentu kalian semua sudah tahu. Bahkan kalian juga sudah tahu bahwa seorang Uchiha Sasuke tidak akan pernah memohon seumur hidupnya. Alasannya karena ego seorang Uchiha Sasuke sangat tinggi.

Tapi itu dulu sebelum mengenal yang namanya Uzumaki Naruto. Naruto adalah hak milik Uchiha Sasuke, Naruto mutlak milik seorang Sasuke. Naruto itu yang bisa menjinakkan Sasuke, seperti ini contohnya.

"Tou-san, aku mohon lanjutkan perjodohanku dengan Naruto." mohonku pada Tou-san.

Lihat kalian bisa lihat akibat kebodohanku sendiri dan sifat licik seorang Uchiha, aku Uchiha Sasuke tengah memohon untuk melanjutkan perjodohan ku dengan Naruto. Aku dan Naruto teman sekolah tentunya sekelas pula.

Aku bertemu dengan Naruto yang murid baru karena kecerobohan dia, itu juga yang membuat Sasuke Uchiha sepertiku jatuh cinta padanya. Aku sedang memohon pada kedua orang tuaku dan Naruto untuk melanjutkan perjodohan yang dibatalkan.

'Cih! Seandainya aku tahu orang yang akan dijodohkan denganku adalah Naruto, aku pasti tak akan menolak yang ada aku akan menikahinya saat itu juga.' gumaku dalam hati.

"Sasuke kau sendiri yang mau membatalkannya, lalu kenapa sekarang kau meminta melanjutkannya." ucap Tou-san.

"Aku tidak tahu kalau orang yang di jodohkan itu kekasihku sendiri!" erangku tidak terima.

"Kau juga bilang tidak akan menyesal karena perjodohan ini, lalu sekarang apa? Kau memohon mohon." kali ini Kaa-san yang bebicara.

"Kaa-san aku sudah bilang.."

"Dasar ayam, kemana harga diri seorang Uchiha!" ejek Kyuubi padaku.

Bedebah rubah sialan itu, apa-apaan dia menghinaku seperti itu. Awas saja nanti akan kubalaskan dendamku padamu. Tidak sekarang karena aku sedang fokus dengan perjodohan ini.

"Sayang? Tolong kita lanjutkan perjodohan ini?" pintaku pada Naruto.

"Maafkan aku Sasuke, aku tidak bisa berbuat apapun karena keputusan ada di tangan Tou-san. Lagi pula kau yang mau ini di batalkan?" jelas Naruto.

Sialan, ini pasti sudah di rencanakan oleh Tou-san dan Kaa-san. Aku bisa gila jika seperti ini terus. Lihatlah wajah kemenangan di depan mereka, puas sekali mengerjai anaknya sendiri.

"Tou-san, Kaa-san aku mohon?" melasku pada kedua orang tuaku.

"Maaf Sasuke perjodohan telah batal, kami tidak bisa berbuat apa-apa lagi." katanya dengan wajah menyesal.

Menyesal apanya itu hanya akting dan itu akting yang buruk. Jika orang lain yang melihat mungkin akan percaya tapi Sasuke tidak akan percaya dengan tangisan dan penyesalan buaya itu dari orang tuanya.

"Kau dengar Sasuke, kami sebelumnya sudah memperingatkan dirimu kau akan menyesal,"

"Tapi kau bilang tidak menyesal, saat kami ingin melakukan perjodohan kau bilang ingin di batalkan."

"Sekarang saat semua sudah di batalkan kau malah ingin melanjutkan, mau kau apa sih Sasuke?" ucap Kaa-san.

"Ibumu benar, kenapa kau seperti ini kami jadi heran melihat kelakuanmu." lanjut Tou-san.

Aku benar-benar mengumpat dan ingin membunuh seorang saat melihat wajah kedua orang tuaku, mereka benar-benar mengerjai diriku. Aku melihat kearah Naruto bisa kulihat tatapan kasian yang tulus untukku.

Dari tatapannya aku dapat merasakan bahwa dia mengatakan bahwa dia mencintaiku, hanya tatapan saja sudah membuat hatiku tenang kemabli. 'Naru, lihatlah perjuanganku untuk mendapatkanmu, sepertinya kau harus memberikan banyak jatah setelah ini.' kataku dalam hati.

Sepertinya Naruto tahu apa yang aku pikirkan, buktinya aku bisa melihat wajah horornya kali ini dan tubuh merindingnya. Seringaiku makin jelas. Dia makin mendekatkan tubuhnya pada Kaa-san.

"Naru, kenapa sayang? Apa kau kedinginan?" tanya Kaa-san dengan lembut.

"Naru tidak apa-apa Kaa-san, hanya saja sebentar lagi Naru tidak akan keluar dengan selamat." kata Naruto.

Kyuubi, Tou-san dan juga Kaa-san bingung dengan ucapan Naruto. Aku tidak ambil pusing, walaupun tahu maksud dari ucapan Naruto. Aku hanya mampu pura-pura agar semua lebih mudah.

"Apa kita perlu kedokter Sayang?" tanya Kaa-san lagi.

"Tidak peel, Naru tidak apa." balasnya dengan senyum manis miliknya.

"Baiklah kalau begitu."

"Kaa-san bagaimana dengan.."

"Aku pulang!" teriak seorang dan membuat ucapanku terpotong lagi.

"Itachi kau sudah pulang?" tanya Kaa-san saat melihat kedatangan dari aniki.

"Tentu saja Kaa-san, kalau belum pulang aku tidak mungkin ada disini." jawab Itachi.

"Kau anak durhaka!" kata Kaa-san bergegas bangkit dari duduknya untuk menuju Itachi.

Sebelum itu terjadi aniki lebih memilih mengganti topik pembicaraan. "Sasuke kenapa kau ada dilantai seperti itu dan Naruto juga Kyuubi kenapa ada disini?" tanya nya.

Apa tadi di bilang, Kyuubi dan Naruto jadi aniki juga tahu siapa Naruto dan juga Kyuubi. Jadi hanya aku saja yang tidak tahu semua ini. "Aniki kau tahu masalah ini?"

"Masalah apa outo?"

"Kau tahu bahwa aku dan Naruto dijodohkan, tapi kau tidak memberitahu aku?" protesku tidak terima.

"Tunggu dulu? Jadi kekasihmu itu Naruto? Orang yang di jodohkan itu juga Naruto? Atau bagaimana? Aku tiba-tiba pusing?" kata aniki sambil memegang kepalanya.

"Kau tidak tahu? Atau pura-pura tidak tahu!" selidiku.

"Diamlah Sasuke, aku benar tidak tahu? Aku hanya tahu kau punya kekasih dan aku kenal Naruto karena aku kekasih dari Kyuubi." jelas Itachi padaku.

"Kau berpacaran dengan rubah buluk ini?" tunjuku pada aniki dan pada Kyuubi.

"Jangan ucapanmu ayam!"

"Tapi Tachi?"

"Diamlah biarkan ini selesai atau aku akan mengikatmu diranjang." kata Itachi dan aku hanya memutar bola mata malas mendengarnya.

"Jadi kau sudah sering ke kediaman Uzumaki?"

"Hn."

"Sudahlah itu tidak penting untuk saat ini! Apapun yang terjadi aku dan Naruto harus tetap dijodohkan?"

"Tidak bisa begitu Sasuke?! Semua sudah batal!"

"Aku tidak peduli Tou-san batal atau tidak aku akan tetap menikah dengan Naruto!" tegasku.

Aku bisa melihat Tou-san meminjat keningnya tanda berpikir keras, apa yang dipikiran sih. Cukup setuju semuanya akan beres. Kalian masih tidak sadar aku masih bersujud dilantai untuk meminta restu.

Saat aku bersujud Tou-san dan Kaa-san sempat tertegun dengan tindakan yang aku lakukan. Bagaimana tidak aku tidak pernah memohon seperti ini, bukan kan sudah aku jelaskan tadi.

"Baiklah, perjodohan akan dilanjutkan tapi dengan syarat?" kata Tou-san sambil menghela nafasnya.

"Apa syaratnya?" tanyaku penasaran.

"Hanya ada tiga."

Tiga, hanya tiga seratus pun aku bersedia jika sudah demi Naruto. Hanya tiga bukan masalah besar. "Tiga? Apa itu cepat katakan?" kataku.

"Kau bisa sabar tidak? Atau Tou-san benar-benar akan membatalkan perjodohan ini?" acamnya padaku.

"Hn."

"Syaratnya?"

Tbc...

MY WIFE | ENDWhere stories live. Discover now