Arkanya [End]

Arkanya | 3

[]

Arka: Anya

Arka: P

Arka: P

Arka: ♥

Anyaa: Spam

Anyaa: Kenapa sih?

Arka: Apanya yang kenapa?

Anyaa: Itu ...

Arka: Apaan?

Anyaa: Lol

Arka: Ini maksudnya ♥
Arka: Iseng hehe

Anyaa: Dasar cowok!

Anya memberengut tanpa sadar. Cewek itu juga tidak bisa menyembunyikan perasaannya yang berubah tak keruan. Hanya karena sebuah emoticon love yang bahkan tak berarti apa pun untuk Arka.

"Arka itu usil, dia juga nyebelin. Jadi, apa masalahnya buat lo?" Anya menatap bayangannya sendiri di depan cermin.

Lalu memejamkan matanya sesaat, "Gue kenapa, sih?"

Kamarnya sunyi dan sepi. Anya anak tunggal, hanya tinggal berdua dengan papanya yang akan pulang ketika larut malam. Sementara mamanya sudah tenang disisi Yang Maha Kuasa.

Dalam keterdiamannya, Anya dikejutkan oleh suara ponsel tanda panggilan masuk.

Siapa?

Cewek itu menghempaskan tubuhnya sebelum menyambar ponsel dengan case marble abu-abu. Nama yang tertera di sana membuat kernyitan di dahi Anya bertambah jelas.

"Vino?" gumamnya penuh tanya.

Anya tidak kunjung menggeser layar untuk menjawab panggilan dari Vino. Sampai akhirnya panggilan itu berhenti, baru saat Anya menormalkan degup jantungnya sendiri ponsel itu lagi-lagi menampilkan nama yang sama.

Anya menggeser layar.

"Hallo?"

Suara yang tidak asing lagi di telinganya membuat Anya terasa menelan bakso bulat-bulat tanpa dikunyah.

"Vin ... kenapa?"

"Lo masih nyimpen nomor gue?"

Anya menghela napas, seharusnya Anya pura-pura sudah menghapus nomor Vino. Kalau begini, mana bisa ia menghindar lagi?

"Gue nanyanya 'kenapa'?"

Di sana, Vino tertawa dengan respons Anya yang tampak terganggu. "Gue nggak tau. Pengin nelepon aja."

"Gue sibuk, nih. Bye."

Anya mematikan panggilan itu secara sepihak. Satu orang lagi muncul tanpa diundang. Kini lengkap sudah kekesalan Anya hanya dalam satu hari karena dua cowok sekaligus.

Arka dan Vino.

How wonderfull I'm?

Tapi, Anya tidak bisa menyembunyikan perasaannya lagi.

[]