Arkanya | 10

2K 96 0
                                    


[]

Arka merangkul bahu Sion sepanjang koridor untuk mencapai kelas. Tatapan beberapa murid—baik cowok maupun cewek—menatap mereka penuh curiga diabaikan Arka begitu saja.

Entah sejak kapan, Arka menjadi tidak peduli apa tanggapan orang tentangnya—atau mungkin sejak tiga hari yang lalu, tepat ketika Arka bertemu dengan Anya.

"Ih, Ka. Singkirin tangan lo." Sion berjingkat-jingkat tidak jelas. Namun, usahanya minta dilepas sia-sia. Arka tetap tidak bereaksi untuk menyingkirkan tangannya.

"Lo mau bunuh gue, ya?!" hardik Sion setengah kesal hingga Arka melepas rangkulannya dengan santai. Tepat ketika mereka berhenti di depan kelas XI IPA-2.

"Lebay amat sih lo, gue 'kan jarang akrab gini sama lo, sejak gue ...." Arka tidak menyelesaikan kalimatnya.

"Apa? Lo mau bilang Anya, 'kan? Kenapa nggak diterusin?" tanya Sion beruntun, sambil melipat tangan di depan dada dengan sikap menghakimi.

Arka mencari alasan untuk menghindar. Hingga akhirnya sudut mata Arka tidak sengaja menangkap sosok cewek yang ia anggap sebagai 'penolong'.

"Wah, Vio." Arka mengalihkan tatapannya ke arah sang ketua kelas. "Makin cantik aja sih, Vi. Gue boleh 'kan suka sama lo?"

Baik Vio maupun Sion, keduanya sama-sama mengerutkan kening dengan bingung.

Vio meremas uang dua ribuan yang akan ia belikan untuk camilan. Menatap Arka dengan perasaan aneh, entah hanya perasaannya saja atau apa, ia tidak bisa menyangkal kalau Arka lebih tampan dari biasanya dengan cengiran tengil itu.

Cepat-cepat Vio mengeleng, mengeyahkan pikiran tersebut. "Dasar gila."

"Keren Vio! Keren!" Sion mengangkat tinjunya di udara, serta matanya ikut mengamati Vio sampai cewek itu masuk ke dalam kelas.

Arka ikut memasuki kelas dan meninggalkan Sion dalam ketersimaannya itu. Diam-diam Arka menoleh pada salah satu tiang penyangga yang menyembunyikan tubuh seseorang, tetapi tidak dengan tas yang sangat ia kenali.

[]

Arkanya [End]Where stories live. Discover now