Wanita Itu

1K 48 3
                                    

Seorang gadis berjalan menghampiri pria yang tengah berdiri di tepi danau. Gadis itu memakai dress berwarna putih dengan setangkai mawar di genggamannya. Gadis itu perlahan mendekati pria tersebut. Seakan tau ada seseorang, pria itu menoleh dan membelalakan matanya terkejut. Mereka saling tatap sejenak sebelum akhirnya sang wanita berbicara.

"Apa kabar galang?" ucap wanita itu.

Galang masih diam. Ia terus menatap intens mata berwarna coklat milik wanita itu. "Kamu nggak jawab aku?"tanyanya.

Tanpa ia sadari, sebuah air terjatuh dari pelupuk matanya. Galang menangis. "Vika? Kamu beneran Vika? Ini nggak mimpi kan?!"

Gadis itu vika. Ya.. Dia disana. "Aku seneng ketemu kamu tapi aku juga kecewa sama kamu galang"

"Maaf vik! Aku minta maaf buat semuanya! Aku minta maaf atas apa yg aku lakuin ke kamu waktu itu"

"semuanya udah terlambat! Kamu sendiri yg minta aku buat pergi dan lupain kamu kan? Aku bakal tetep penuhin semuanya"

"nggak vika!! Jangan! Udah cukup aku nyakitin kamu. Aku nggak mau kamu pergi dari aku"

"maafin aku lang! Aku nggak akan ninggalin kamu, mungkin aku akan lupain kamu"

Vika berjalan pelan meninggalkan galang yg masih berdiri di tepi danau. Galang ingin berlari tapi sesuatu seperti menahan kakinya. Kakinya kaku. Ia tidak berlari mengejar gadisnya itu. "Vikaaaaaaaaa.... "

"Vikaaaaaa... " teriak galang dari tidurnya. Tubuhnya berkeringat. Jantungnya berdegub kencang seolah olah mimpi itu nyata adanya. "Cuma mimpi"ucap galang lirih.

Ia kemudian melirik ke arah jam yg berdiri di atas rak meja kecilnya. Jam menunjukan pukul 2 dini hari. Ini masih terlalu pagi untuk membuka matanya. Akhirnya, ia memutuskan untuk tidur lagi.

Waktu kini menunjukan pukul 9 pagi. Hari ini galang libur bekerja karena hari ini weekend. Ia meraba raba handphonenya yg sedari tadi bergetar karena alarm yg dipasangnya.

Hari ini ia tak ada agenda untuk berpergian kemana mana. Rumahnya juga sudah sepi. Ayahnya pergi untuk bermain golf, ibunya pergi berbelanja ke pasar dan kakaknya kini sudah mulai bekerja di sebuah rumah sakit yg berada di jakarta.

Galang kini sudah rapi. Hari ini ia memutuskan untuk menemui kakaknya di rumah sakit. Ia ingin sekedar mengantar makan siang untuk kakaknya itu.

"Lo dimana bang? Gue udah nyampe!" ucap galang di telfon.

"tunggu di taman rumah sakit aja! Gue kesono bentar lagi. Masih ada pasien soalnya"

Tut. Sambungan terputus.

Galang berjalan menuju taman rumah sakit. Ia berjalan sambil memainkan ponselnya. Setelah sampai ia pun langsung duduk dibawah pohon yg rindang yg lumayan untuk berteduh sejenak.

Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya Dandi datang dengan berpakaian serba putih sambil membawa dokumen di tangannya dan handphone yg ia tempelkan di telinganya seperti orang yg sedang menelfon.

"Bang.. Ini makanan lo!" teriaknya

"pegang bentar!" ucap dandi

"Udahan ya! Aku mau makan siang dulu" ucapnya kpd seseorang yg ia telfon

"..." ucap orang itu.

"Iya iya! Dasar bawel. Udah ya! See you"

"Wuihhhhh... Udah pacaran ya lu?"tanya galang

Dandi menoleh sinis ke adiknya itu. "Kepo kayak monyetnya dora!"

Galang berdecih pelan. "serah lo!"

"Kalo gue udah pacaran emang napa?"ucapnya

"Gapapa sih! Berarti udah ada orang yg bikin lo ngrasain jatuh cinta setelah jomblo dari lair!' jawab galang.

Dandi memoles kepala adiknya pelan. "Lo tuh ya! Jadi adik nggak ada rasa hormatnya sama sekali!!"

"Lah emang lo bendera yg harus gue hormatin? Muahahaha"

"Bangke"

Dandi dan galang bercanda sambil menghabiskan waktu makan siang bersama di sisi taman rumah sakit. Jarang sekali mereka terlihat akur karna slama ini mereka slalu bertengkar kecil dan selama bertahun tahun juga Dandi pergi untuk Studi di London dan bekerja di Singapore.

"Udah ah. Gue mau pulang! Sini wadahnya"ucap galang sambil menunjukan tempat makan berwarna hijau terang diatas meja.

"gue pulang ya bang!" ucap galang. Galang langsung pulang setelah lama ia berada di rumah sakit.

Galang berjalan pelan melewati setiap koridor rumah sakit. Seperti awal, ia berjalan sambil memainkan ponselnya.

Brukkk

Galang seperti menghantam tubuh seseorang. Tempat makannya pun terjatuh di lantai. Seorang wanita dengan sigap langsung mengambilkan tempat makannya itu. "Sorry" ucapnya.

Wanita itu langsung pergi setelah galang mengambil tempat makannya itu. Galang bengong. Ia terdiam sambil melihat tempat makannya. "Vika?"ucap galang lirih. Galang berlari mencari wanita yg ia yakini bahwa itu vika. "Vikaaaaa" teriaknya

Galang terus berlari menyusuri setiap koridor rumah sakit. Sesekali ia juga memasuki ruangan pasien untuk memastikan bahwa vika disana. Namun nihil, ia tidak menemukannya. Dia hilang. Dia kehilangan jejak vika. "aku yakin itu kamu" batin galang

Heart Secret (COMPLETED)Where stories live. Discover now