Dua Puluh Dua

3.1K 213 7
                                    

"Anda siapa ya..."

Lelaki itu berjalan menghampirinya dengan menawan.

Parfum khas pria dewasa langsung masuk kedalam panca indranya.

"Perkenalkan nama saya Alva."

"Ooh... Anda mengenal saya?"

"Tentu saja. Sangat mengenal. Bisa disebut begitu. Ada hal yang harus saya sampaikan padamu."

Berlian menyengitkan keningnya.

"Tentang apa?"

"Hmm.. Bisa kita mencari tempat yang enak untuk mengobrol. Sepertinya tidak pantas gadis secantikmu berbicara hal penting dipinggir jalan seperti ini."

"Ok. Anda masuk mobil saja dulu nanti saya menyusul."

Alva yang kebingungan pun menurut. Sambil melirik ke arah Berlian. Sejujurnya cowok itu penasaran apa yang akan dilakukan gadis itu. Dia juga tidak ingin gadis itu kabur.

Berlian berjalan sedikit dan memutari sebuah pohon di pinggir jalan itu.

Alva terus saja mengamati kelakuan aneh gadis itu.

Berlain menunduk dan mengambil sebuah batu yang ukurannya sedang lalu berjalan ke arah mobil Alva.

"Ayo berangkat." ucap Berlian yang sudah duduk manis dalam mobilnya.

"Hmm.. Untuk apa batu sebesar itu Berlian." Alva memperhatikan batu yang sekarang ada di pangkuan Berlian.

"Untuk memukul kepalamu kalau anda macam-macam."

Alva tertawa terbahak-bahak.

"Aku tak akan macam-macam dengan mu. Aku sudah punya tunangan."

"Ya bisa saja anda khilaf."

"Oke.. Oke.." Alva menahan tawanya.

Gadis ini memang unik.

Kalau saja dia bukan...

Kalau saja dia tak punya tunangan pasti dengan senang hati dia akan mendekati Berlian dan menjadikannya kekasihnya.

Tapi memang dia bukan jodohnya.

Mereka pun terdiam dalam perjalanan tak ada percakapan. Yang ada hanya alynan lagu pelan dari bibir Berlian.

Alva melirik sekilas. .

Sudah lama dia mengamati Berlian. Gadis dengan senyum yang sangat manis tapi pemarah ini beda dari gadis-gadis lain.

"Kawatte ikou ze Yaritai koto waJibun de mitsukeru no sa Waratte iyou ze Oretachi wa oretachi woSotsugyou shinai kara Oretachi no ima wo kakenukero"

Alva menyengitkan dahinya. 'Itu kan bahasa jepang.bagaimana bisa gadis itu bisa?'

"Kamu sedang menyemangati diri kamu sendiri?" tanya Alva.

Berlian langsung menoleh," hah apa maksud anda?"

"Lagu yang kamu gumamkan tadi?"

"Ah.. Ya.. Hari ini aku sedang bahagia. Dan aku yakin kebahagian yang lain akan datang bergantian. Asal aku selalu tersenyum dan tetap percaya. Hehe.."

Alva melihat senyum gadis itu. Sungguh senyum yang sangat mempesona. Hampir saja mempercepat detak jantungnya.

Tapi dia harus bisa mengontrol dirinya.

Pria itu memusatkan perhatiannya pada jalan lagi.

Benar kebahagiaan akan datang lagi tapi dia datang tak sendirian. Dia datang bersama kesakitan yang lebih.

My Idiot MomOnde histórias criam vida. Descubra agora