Dua Puluh Delapan

3K 186 15
                                    

"Ada perlu apa?" tanya Berlian sambil menahan amarahnya.

"Berlian... Papa kita....."

"Kita? Kalian aja kali. Gue gak."

"Ian dengerin dulu. Papa masuk rumah sakit semalam. Penyakitnya kambuh." jelas Alva sambil berkaca-kaca.

Berlian sempat kaget, dia teringat saat awal pertemuannya dengan pak Leo saat menyelamatkan Beliau saat kecelakaan , beliau semoat meminum beberapa obat ditasnya. Apa beliau benar-benar sakit?

"Terus urusannya sama gue apa?"

Berlian mencoba menuntupi rasa khawatirnya dengan kalimat sadisnya. Dia masih tak terima kenapa beliau mencarinya setelah belasan tahun, bukannya mencarinya beberapa hari setelah kejadian itu.

"Papa pengen kamu kesana jenguk dia. Kasian papa ,dek. Dia kangen sama kamu. Dia pengen semua keluarganya ngumpul lagi."

"Maaf.. Permintaan terlalu sulit. Permisi."

Berlian bersama Juve dan Jono melangkah pergi,tapi tangan Olden menariknya.

"Lo memang anak gak tau diri ya. Bokap lo lagi kesakitan dan lo gak mau nemuin dia. Apa lo gak punya hati hah! Setelah apa yang dulu bokap lakuin buat lo!" Olden mencengkram tangan Berlian dengan sangat kuat hingga gadis itu merintih kesakitan.

"Hey lepas tangan lo , brengsek."  jono menarik tangan Olden dan meninju cowok itu hingga terjatuh.

Beberapa murid lain yang melihat itu langsung berteriak kaget.

Olden bangun dan ingin membalas J9no tapi dengan cepat Juve menghentikannya.

"Kalau dia gak mau gak usah dipaksa. Biar gue yang ngomong sama dia. Kekerasan gak bakal nyelesain masalah."

Juve menggandeng tangan Berlian dan membawanya pergi dari tempat itu. Diikuti oleh Jono yang sedang menatap Olden dengan tajam.

"Sekali lagi lo sentuh dia. Habis lo."

Alva memegang bahu adiknya dan mencoba menenangkannya.

"Dia benar, lebih baik kita balik kerumah sakit."

Merekapun pergi. Tapi dalam hati Olden dia tak akan tinggal diam tentang perlakuan teman Berlian yang membuatnya malu di tempat umum.

-----

"Nih.. Minum gih." Juve mengulurkan es teh yang dia beli dikantin sekolah.

Berlian menerimanya dan meminumnya sedikit.

"Sayang.. Apa yang kamu rasain sekarang?" Juve menunggu hingga kekasihnya siap memberitahukannya.

Mengalirlah cerita tentang masa lalu ibunya bersama orang yang mengaku sebagai "papanya".

Juve mendengarkannya dengan sabar, dan memegang tangan gadis itu.

Gadis itu menitihkan air matanya saat menceritakan penderitaan ibunya karena ulah keluarga mereka.

"Kenapa Juv, kenapa mereka jahat banget sama ibu gue. Apa salah ibu gue?"

My Idiot MomWhere stories live. Discover now