2

1.7K 172 20
                                    

Kookv

Chapter:2

Namja tampan itu tersenyum puas, senang bisa menjadikan Taehyung pembantu tanpa di gaji, dan senang memasukan namja polos itu dalam misi balas dendamnya. "Nah, sekarang, tandatangani kertas ini. Lalu tugas pertamu, buatkan aku makan malam." Pintanya bossy sambil menyerahkan pena dan kertas yang telah tertulis peraturan sepihak itu. Dengan lesu Taehyung menandatangani perjanjian, menghempas pena agak kasar. Namja itu langsung menandatangani juga kertas perjanjian. Tersenyum bahagia.

"Baiklah, sekarang panggil aku Tuan Muda Jeon. Cepat masak, sana!" Bentaknya menunjuk ke arah dapur minimalis, Tae  tersentak pelan, dengan cemberut Tae berjalan menuju dapur dan mulai memakai celemek, mengikatnya asal. Taehyung membuka kulkas dan mulai mencari bahan untuk menu makan malam, setelah semua bahan tertata di atas meja dapur, Tae mulai mencari keberadaan bumbu dapur yang tak di temukan olehnya di kulkas. Ia bersyukur bila dapur tuan muda Jeon sangat lengkap. Pasti namja galak itu punya hobi memasak. Ia mulai memotong sayuran dan meyiapkan bumbu. Jeon masih duduk santai mengamati Tae yang sibuk membuka rak mencari keberadaan panci dan minyak, ia akui dari gerak gerik tadi Taehyung pasti terbiasa dengan dapur. Terbukti tidak ada kecanggungan dan kecerobohan lainnya, yang biasa dilakukan oleh dirinya.Jeon memilih membuka kaleng bir yang tak di sentuh oleh Taehyung. Membawa kaleng itu dengan tangan kiri, tangan kanannya sibuk mengamati kertas perjanjian. Ia berjalan ke ruang kerja untuk menyimpan kertas berharga itu. Membiarkan Taehyung dengan kesibukan barunya.

Selang sepuluh menit, Jeon sibuk di ruang kerja. Aroma wangi masakan membuat perutnya lapar. Padahal biasanya jika dia sibuk memeriksa hasil laporan hotel Bangtan, ia sanggup tak makan seharian. Isi dapurnya hanya sekedar pajangan, meski terkadang kekasihnya sesekali datang membuatkan makan malam atau sarapan, tapi aromanya tak sampai membuat perut sexynya berteriak minta di isi, sekarang hanya karena mencium bau masakan pemuda kampung ia menjadi lapar. Bau masakan rumah yang entah sudah bertahun-tahun tak ia hirup. Kesibukan orangtuanya  dan dirinya membuat Jeon tak pernah merasakan masakan rumahan. Mematikan laptop, setelah terlebih dahulu menyimpan data-data. Jeon bergegas menuju ke dapur.

Tae, sibuk menata lauk yang telah tersaji di piring khusus, sumpit dan nasi telah siap, uqp panas terlihat jelas, tanda masakan baru saja diletakan di wadah. Ada dua piring nasi yang ditempatkan berlawanan arah, ia yakin pasti Taehyung juga lapar. Sayangnya Jeon bukan orang yang mau berbagi apapun dengan orang lain. Sifat kikirnya sungguh terlalu.

"Tuan Muda Jeon, makanan sudah siap." Lapor Taehyung menarik kursi untuk duduk, sayang rencananya tertunda saat mendengar deheman Jeon. Mendongak heran, wajah polosnya seakan bertanya 'ada apa?'. Jeon menarik kursi kasar, dan langsung duduk.

"Kau mau ikutan duduk dan makan?" Ketus nan kasar dengan pandangan meremehkan, membuat Taehyung tak jadi duduk, memilih berdiri dan mendorong kembali kursi ke arah dalam meja. Bibirnya cemberut, maju beberapa senti.

"Kau harus tahu tugas pelayan! Bila majikanmu makan harus dilayani, dan kau boleh makan setelah aku selesai makan. Tapi duduk di bawah. Mengerti!" Mendengar perkataan Jeon, Taehyung ingin menangis. Seumur hidup ia baru diperlakukan dengan rendah seperti ini. Ayah tirinya saja sangat memanjakannya, diperlakukan sama seperti Jimin dan juga selalu dilindungi dari beberapa pria mesum juga ayah kandungnya yang sekarang meringkuk di penjara. "Apa?!" Bentak Jeon kesal, karena Tae memasang ekpresi hendak menangis.

Tae berusaha menahan isak tangisnya, bahkan menggit bibir bawah dengan kuat. Tak peduli bila nanti akan lecet. Jeon justru asik menikmati hidangan sederhana itu, memakannya dengan lahap. Ia akui bila makanan namja kampung yang sedang menahan tangis itu sangat enak. Bahkan lebih enak dari masakan koki di hotel miliknya.

Jeon melirik lauknya yang telah habis, hanya tersisa kuah saja. Di hadapannya ada lauk punya Taehyung, dengan semangat ia menarik piring lauk, menukar dengan kuah sisa dari piring lauknya. Taehyung hendak protes, tapi delikan sinis membuatnya bungkam. Ia sadar bila di rumah itu ia hanyalah seorang pembantu.

CRAZY LOVEWhere stories live. Discover now