5

1.4K 139 13
                                    

Chapter 5

Kookv

.
.
.
.

Taehyung tiba dengan pakaian rumahan ala kadarnya, memakai baju kaos oblong dan juga celana kolor bekas Jimin. Jeon sudah menyiapkan sarapan bubur ginseng untuknya, sedangkan Jeon sendiri sibuk menikmati pasta buatan koki hotel. "Kemarilah, habiskan buburmu." Ajak Jeon meminta Taehyung duduk dihadapannya,  agak merasa heran kenapa Jeon membiarkannya duduk dan makan bersama.

Taehyung menyantap buburnya dengan prlan, berbeda dengan Jeon yang sibuk memainkan ponsel sambil menikmati sarapannya. "Tuan Muda Jeon, tak baik bermain ponsel saat makan." Peringat Taehyung, ia spontan mengingatkan Jeon. Karena ayahnya suka bermain ponsel saat makan bersama. Meski ponsel ayahnya terkesan jadul.

Jeon menghentikan gerakan jarinya, lalu menatap Taehyung dengan tatapan tajam. Taehyung langsung kicep! Menunduk takut. Tapi Jeon tak membentak atau mengeluarkan sepatah katapun, ponselnya langsung ia lepas dan kembali menikmati pasta. "Kau orang pertama yang berani menegurku!" Ujar Jeon santai, lalu menyimpan ponselnya. "Appa dan Ummakupun tak peduli apa yang kulakukan saat makan." Tambahnya lagi, mereka makan dalam diam. Taehyung menghabiskan bubur ginsengnya, dan Jeon sudah sudah selesai menikmati kopi pahitnya. Kembali memainkan ponselnya.

Taehyung meringis saat hendak mengangkat piring kotor bekas sarapan mereka, Jeon langsung mengambil alih. "Bukankah sudah kukatakan, bila tugas membersihkan rumah tak perlu kau kerjakan sampai tanganmu sembuh?" Peringat Jeon, lalu mengambil alih piring kotor dan membawanya ke wastafel. Taehyung hendak membantu, tapi delikan maut dari Jeon membuatnya berdiri mematung. "Termasuk mencuci piring!" Terangnya sambil mencuci piring asal, "arghhhh, sepertinya aku harus menyewa jasa pembantu!" Erang Jeon frustrasi tak bisa mencuci piring dengan benar.

Taehyung yang kesal, karena diremehkan langsung menendang betis Jeon. "Heyyy ..., kau mau mati ya?!" Bentaknya sebal atas perlakuan Taehyung.

"Tak perlu menyewa jasa pembantu! Cukup kita kerjakan bersama." Ujar Taehyung merampas spon busa dan mulai mencuci piring, ia bahkan tak perlu repot memakai sarung tangan untuk membersih piring. "Tuan Muda, cepat bantu aku." Perintahnya langsung, Jeon menurut membantu memegang piring. "Balik." Lagi Taehyung memerintah Jeon, herannya Jeon tak marah. Tapi menurut membalik posisi piring menjadi tengkurap, lalu Taehyungpun mengusapnya dengan spon. Setelah semua terkena busa sabun, Taehyung kembali memerintah Jeon. "Letakan di sana." Pintanya, agar Jeon meletakan piring yang telah bersih ke bak wastafel satunya. Ia kembali membersihkan mangkuk, sumpit dan memerintah Jeon. Jeon bahkan menurut saat di minta mengelap piring yang telah dibilasi oleh Taehyung, lalu menatanya di tempat semula.

"Sekarang kita bersihkan rumah, aku yang menyapu. Dan Tuan Muda, mengepel." Pintanya menyerahkan alat pel lantai, di tangannya tergenggam sapu. Jeon menurut mengambil alat pel, menunggu Taehyung menyapu.

Mereka mulai dari kamar Jeon, Taehyung bersyukur kamar tuan mudanya itu tak memiliki banyak barang, jadi hanya butuh ganti sprei, menyapu mengepel dan menyedot debu di sekitar ambal. Tapi saat mereka masuk ke ruang kerja, sampah dan kertas berserakan, bahkan ada beberapa bungkus snack yang berhamburan. Mata Taehyung memincing tajam ke arah Jeon, "apa?!" Tanya Jeon sewot, tak mau diomeli. Wajarkan ruang kerja itu kotor. Apalagi dengan masalah yang menimpanya. Taehyung berdecak kesal, memilih mulai berbenah. Butuh waktu satu jam agar ruang kerja Jeon yang tadinya terkena badai stunami, menjadi lebih bersih. Taehyung bahkan meminta Jeon memindahkan letak posisi meja kerja menghadap ke arah kaca jendela.

Selanjutnya giliran kamar Taehyung, yang tak berisikan apapun kecuali tas ranselnya dan futon. "Semalam Tuan Muda kemari, ya?" Tanya Taehyung, ia ingin berterima kasih. Jeon yang mengerti ke mana arah pertanyaan Taehyung, hanya berhum saja. "Terima kasih, Tuan Muda." Ujar Taehyung tulus, samar wajah Jeon merona tipis. Ia tak pernah merasa semalu ini karena ketahuan berbuat baik.

CRAZY LOVEWhere stories live. Discover now