4

1.5K 141 9
                                    

Chapter 4

Kookv

Taehyung terbangun pukul 5:30, terkejut saat mendapati dirinya sudah tidur beralaskan futon. Padahal ia ingat semalam tidur di lantai. Tapi mengapa sekarang ada futon. Senyum bahagia mengembang, "Aku tahu kau memiliki hati yang hangat Tuan Muda Jeon. Meski kau bersikap kejam padaku." Lirihnya memeluk selimut yang begitu harum.

Taehyung segera merapikan futon, melipatnya bersama bantal dan selimut. Bergidik ngeri saat melirik dinding yang rusak. Ia harus segera membersihkan diri, lalu memasak, kemudian baru berbenah. Semalam ia lupa bertanya, dan hanya menyikat gigi di kran wastafel. Ia bingung dengan kran air di kamar mandi yang menurutnya sangat aneh, ada dua kran dengan warna berbeda. Melirik kran berwarna merah, Taehyung memutar agak banyak, hingga bunyi air mengalir bersama teriakan kesakitannya. "Arghhhh, panasss...!" Erangnya berlari keluar kamar mandi.

Taehyung segera menyiram kedua bahu beserta lengan dan punggung tangannya dengan air dingin, air matanya sudah menetes, rasa perih dari siraman air panas membuat ruam melepuh dan memerah di sekitar lengannya. Jeon berlari dan terkejut mendapati Tae yang terisak meniup punggung tangannya yang perih. "Ada apa?" Tanya Jeon menghampiri Taehyung. Melihat tangan Taehyung ia mengerti dan segera mencari keberadaan kotak P3K, tapi ia sendiri tidak tahu di mana letaknya. Jeon membuka sembarang rak, dan meninggalkan kekacauan dengan beberapa botol bumbu dan barang lainnya yang ikut tertarik keluar. "Di mana, ya?" Gumamnya panik, Taehyung terkesimak, lalu terkekeh merasa lucu saat melihat ekpresi panik tuan muda galak itu.

"Apa yang kau tertawakan, hah?!" Jeon kembali dalam mode galak, Taehyung hanya menggeleng pelan lalu menuju kotak P3K yang ternyata ada di antara rak buku.

"Tuan Muda Jeon, mencari ini kan?" Tanyanya pelan, menyerahkan kotak itu. Jeon mendelik sebal pada Tae, tapi tetap menerima kotak obat. Lalu membukanya, mencari keberadaan salep luka bakar.

"Kemarilah." Panggil Jeon menuju sofa, Taehyung berjalan dan duduk di dekat Jeon, dengan telaten Jeon mengobati luka melepuh di lengan Taehyung, meniupnya pelan setiap Taehyung meringis kesakitan. "Ck, kau ini cereboh sekali." Omelnya masih focus mengoles obat. Taehyung yang focus melihat perlakuan Jeon, menjadi merona malu. Jantungnya berdetak kencang. Taehyung tak mengerti kenapa dadanya terasa hangat dan juga berdetak tak karuan. "Apa sih, yang kau kerjakan hingga lenganmu sampai terkena iar panas?" Tanya Jeon sebal. Ia jadi teringat dengan tunangannya Lisa yang ceroboh saat membuat kopi untuknya.

"Apa yang kau pikirkan, huhh?!" Tanya Jeon lagi, saat Taehyung tak menjawab pertanyaannya. Melihat Taehyung yang masih terdiam dengan wajah memerah, ia segera memeriksa suhu kening Taehyung. Apakah demam atau tidak. Nyatanya suhu tubuh Taehyung normal saja.

Wajah Taehyung semakin berasap ketika Jeon mengukur suhu tubuhnya, dengan menempelkan kening ke keningnya. "Ughhh ..., Tu—tuan Muda. Ka—kau mau apaaa...?" Tanyanya gugup, segera mendorong dada Jeon agar menjauh.

"Ckh, kau itu sudah diobati malah begitu? Dasar tak tahu diri." Omel mengeplak kepala Taehyung, membuat namja kurus itu mengerang kesakitan. Sakit di kepala dan  sakit karena efek obat luka bakar yang mulai bekerja.

"Agrhhh, gawat! Tae-tae lupa mematikan kran air kamar mandi." Teriaknya heboh, berlari menuju kamar mandi. Jeon langsung sigap menarik tangan Taehyung yang tak tersiram air panas.

"Tenanglah! Apa kau mau tanganmu ini juga terkena air panas?" Jeon menarik Taehyung ke belakang tubuhnya, melindungi namja itu dari depan. Melangkah pasti Jeon menghela napas saat mendapati kran air panas masih menyala, lantainya telah beruap terlalu lama di siram. "Tetap di situ." Perintah Jeon pada Taehyung, dengan hati-hati. Ia melangkah sedikit menghindari percikan air, lalu mematikan sumber masalah.

"Dasar, kau ini memang kampungan ya?!" Deliknya melototi kecerobohan Taehyung, pantas tangan adik Jimin itu melepuh, dia tidak menghidupkan kran air dingin yang berwarna biru. Malah langsung membuka lebar keran air panas. Beruntung segera diobati, kalau tidak besok dia yakin akan ada banyak lepuhan. Tadi saja ada beberapa yang mulai melepuh.

"Kemarilah." Ajak Jeon, meminta Taehyung mendekat. "Kau mau mandikan?" Tanyanya memastikan rencana Taehyung tadi, Taehyung mengangguk pelan. Melihat jawaban Taehyung Jeon hanya mampu menghela napas, "kalau kau mau mandi? Hidupkan kran berwarna biru ini dulu, lalu buka pelan-pelan kran berwarna merah. Sesuaikan suhu panasnya, baru kau bisa mandi. Mengerti?" Terang Jeon sambil mempraktekan cara-caranya pada Taehyung.

"Usahakan tanganmu yang telah diobati itu tak terkena air dulu. Hahh, sepertinya sampai lukamu sembuh kau bebas berbersih rumah dan memasak." Putus Jeon, merasa kasihan pada Taehyung. Sekejam-kejamnya dia, tak mungkin menyiksa anak orang. Entahlah melihat tatapan kesakitan Taehyung membuat dadanya terasa sakit. 'Aneh.' Karena selama Lisa sakit ia tak pernah merasa secemas ini.

Jeon membiarkan Taehyung di kamar mandi, karena ia yakin. Namja itu pasti sedang membersihkan diri. Jeon langsung memesan makanan untuk sarapan mereka dari hotel Bangtan. Meminta orang kepercayaannya mengantar ke rumah.

Taehyung datang dengan handuk melilit di pinggangnya, tangan kanan kesulitan mengeringkan rambut. Jeon yang merasa kasihan segera menegurnya. "Cepat ke sini! Kau bisa sakit bila rambutmu tak dikeringkan dengan benar." Mendengar perkataan Jeon, Taehyung segera menghampiri Jeon dan duduk di sofa. Ia membiarkan Jeon mengeringkan rambutnya. Setelah selesai, Jeon memintanya berganti pakaian. "Cepat pakai bajumu!" Bentak Jeon gugup, dari tadi matanya tak henti melirik pundak Taehyung yang mulus, belum lagi nipple pink yang mencuat membuatnya gemas. Ingin mencubitinya.

Taehyung tersentak kaget, menatap bingung pada Jeon. Tadi bersikap lembut. Sekarang kembali bersikap kasar! Apa tuan muda Jeon itu mengidap penyakit kejiwaan? Melihat Taehyung yang diam, Jeon makin salah tingkah. "Apa yang kau tunggu?" Sangahnya menutup kegugupan, "cepat sana, ke kamar!" Usirnya sedikit menjauhi Taehyung. Dengan bersungut-sungut, Taehyung berjalan ke kamar. Otaknya masih bingung dengan perubahan drastis Jeon.

Bel rumah berbunyi, Jeon dengan cepat melihat ke arah kamera. Di sana Suga sudah berdiri dengan wajah lesu, dan membawa bungkusan makanan. Jeon mencebik kesal, yang ia hubungi itu Jin kenapa justru yang mengantar malah si Suga alis Yoongi. Jeon tak suka dengan Yoongi yang memiliki perasaan pada Jimin. Pokoknya semua orang yang memiliki hubungan dengan Jimin masuk dalam black list. Jeon segera keluar rumah, dan membuka pintu pagar. "Mau apa kau di sini?!" Tanya Jeon kasar, Yoongi segera mendelik. Ia malas berurusan dengan temannya itu. Semenjak Jimin mengkhianati Jeon, ia juga terkena imbasnya. Alasannya sepele! Karena Suga alias Yoongi menyukai Park Jimin.

"Ck, J kau memang menyebalkan. Yoongi, kan tak tahu apa-apa! Ini pesananmu." Protesnya sambil menyerahkan bungkusan sarapan. Jeon menerima dengan malas.

"Mana, Jin. Kenapa justru kau yang mengantar?" Tanya ketus, mendelik saat Yoongi sedikit mengintip ke arah pintu. Tadi ia lupa menutup pintu rumah. Dengan cepat Jeon menutup pintu pagar, ia tak ingin sampai ada yang tahu kalau sudah menampung Taehyung.

"J, kau sakit? Kenapa memesan bubur?" Yoongi bertanya dengan nada cemas, tak ingin kalau Jeon sampai sakit. Yang di tanya hanya mendengus, memilih mengabaikan pertanyaan Yoongi yang tak penting.

Karena Jeon tak menjawab, Yoongi kembali memasang wajah sebal. "Ya sudah aku pulang." Pamitnya kesal, "pantas saja, Lisa kabur bersama Jimin-hyung!" Ujarnya menggerutu, sayang perkataan Yoongi terdengar oleh Jeon, membuat Jeon murka.

"Hey..., Yoongi!" Teriak Jeon, Yoongi berbalik saat mendengar panggilan dan langsung dihadiahi lemparan sandal rumah yang tepat mengenai kening mulusnya. "Rasakan! Dasar homo." Ejek Jeon puas, melihat hasil karyanya di kepala Yoongi. Mengelus kesal, Yoongi memilih melempar kembali sandal rumah ke arah Jeon, sayang berhasil dihindari. Jin, hanya bisa tertawa melihat kelakuan kedua sahabatnya. Ia bersyukur menjadikan Yoongi pesuruh, dari telepon saja, J sudah mengamuk tak jelas. Bergumam hal aneh dan sebagainya. Jeon segera masuk, membanting pintu pagar.

Jin segera menstarter mobil, dan menuruni kaca jendela. Yoongi mendelik ke arah Jin, yang tersenyum senang. Sebentar lagi dia akan mendengar ocehan Yoongi yang tak berkesudahan.

.
.
.

Bersambung

Indonesia

15/10/2017

CRAZY LOVEWhere stories live. Discover now