7

1.4K 129 39
                                    

Chapter 7

Hallo semua, maaf baru bisa nulis lagi sekarang. Maklum sibuk urusan di duta. Sebelum baca mohon siapin tisu dulu n camilan buat mood kalian.

😅😅😅😅😅😅

Jangan timpuk kami dengan kotak tisu oke...

Selamat membaca~~~

Kookv
.
.
.
.

Taehyung beringsut ke pojokan saat Jeon mulai mengamuk, melempari semua yang bisa di jangkau tangannya. Bahkan hiasan berbentuk kucing yang di beli oleh Lisa untuk keberuntungan di lempar ke arah kaca jendela, amarah menguasai dirinya ketika mendengar dugaan Rap Monster bila Jimin menjual mobil kesayangannya dan menikahi Lisa, membuat ia kesal bukan main.

Taehyung yang menyaksikan amarah Jeon, meringkuk ketakutan dan memeluk tubuhnya. Memori ketika Appanya mabuk dan mengamuk kembali terlintas, air matanya sudah mengalir. "Ummaaa ..., Tae-tae takut." Lirihnya, di tengah isak tangis.

Jeon tersadar bila ia tak sendiri dan emosinya semakin memuncak, saat tahu Taehyung adalah adik Jimin. Jika tak bisa membalas Jimin, maka adiknya pun bisa dijadikan pelampiasan.

"Kau ...," serunya menghampiri Taehyung, "semua ini karena hyungmu. Kau harus menerima hukumannya." Jeon kalap, ia menjambak rambut Taehyung memaksa namja itu berdiri. Tubuh Taehyung di seret di dorong ke meja kerja, Jeon langsung menampar Taehyung saat hendak berlari berkali-kali, "brengsek! Brengsek!" Maki Jeon semakin kalap, ia mulai meninju perut Taehyung. Tak peduli jika tangan namja itu sedang terluka, Taehyung hanya bisa pasra bila tubuhnya dijadikan pelampiasan. Ia sudah tak bisa membedakan mana trauma dan mana penyiksaan lagi. Ia bahkan melihat Jeon bertransformasi menjadi ayahnya, Jeon terus memukuli Taehyung. Bahkan dengan tega meremas tempat lepuhan hingga Taehyung menjerit kencang.

"Arghhhh, sa—sakit. Hiks ... hiks ... ampun, Appaaa...!" Pinta Taehyung, ia bahkan langsung berlutut memeluk kaki Jeon, wajahnya penuh lebam. Bahkan perutnya terasa sesak akibat tinjuan Jeon. Gerakan tangan Jeon berhenti, rambut Taehyung kembali di jambak.

Kini posisi mereka saling berhadapan. Jeon tersentak saat melihat ekpresi ketakutan Taehyung, bibir memerah, wajah penuh lebam dan sembab karena air mata. Tapi Taehyung malah terlihat sangat menggemaskan. Jeon ingin sekali menggigit bibir yang sedang menahan isak tangis.

Jeon langsung mencium bibir itu kasar, menggigitnya hingga berdarah. "Ini hukumanmu, karena kau adik Park Jimin!" Ujar Jeon sinis, menghapus bekas air liur yang bercampur darah dari bibir Taehyung. "Bersihkan kekacauan ini!" Jeon meninggalkan Taehyung tanpa peduli dengan keadaanya.

Selepas kepergian Jeon, tubuh Taehyung langsung merosot lemas. Matanya menatap nanar semua kekacauan yang di buat oleh Jeon bukan, tapi Appanya. Tuan muda Jeon tidak mungkin memukulinya. Ya itu tadi Appanya, yang kembali berulah, menyiksanya seperti dulu. Efek ketakutan dan trauma memicu otak Taehyung berdelusi.

Seperti robot ia membersihkan semua kekacauan, bahkan tak peduli rasa sakit dari tangannya yang terluka. Ia juga tak sadar bila pecahan dari manekin kucing menggores jemarinya. Ia harus membereskan kekacauan ini, jika tidak Appanya pasti akan menghukum dirinya kembali.

***

Jeon menegak hingga tandas isi kaleng bir, sengaja mendinginkan pikirannya di balkon kamar, setelah amarahnya mulai mereda ia berjalan menuju dapur.

Terkejut melihat keadaan Taehyung yang berjalan bak mayat hidup! Bahkan mengabaikan tetesan darah dari jemarinya. Jeon ingin mengobati luka itu, sayang egonya tak mengizinkan. "Apa yang kau lakukan. Kau ingin mengotori lantai rumah dengan darahmu, hahh!".

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 31, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

CRAZY LOVEWhere stories live. Discover now