Eight

2.4K 399 30
                                    

"Huahhh... Lelah sekali..."

Ten merebahkan tubuhnya di kasur hotel. Mereka telah sampai sejak setengah jam yang lalu.

"Kau pikir hanya kau yang lelah eoh? Minggir hyung, aku yang tidur dengan Taeyongie hyung." Jaehyun menendang paksa tubuh Ten dari atas kasur.

"Ouch! Sialan!" Ten mengumpat saat bokongnya menyentuh lantai. Benar-benar sial.

Jaehyun hanya mengedikkan bahunya, lalu berbaring di atas kasur.

"Yak! Aku yang tidur disini!" Ten berusaha menarik kaki Jaehyun, agar Jaehyun menyingkir.

Seberapa keras Ten berusaha, ia takkan berhasil. Badan Jaehyun jauh lebih besar dari badannya.

Ten merengut. "Baiklah... Apa yang ada di dalam kamar sebelah?" Ten mengalah. Ia menunjuk conecting door yang ada di belakangnya.

Jaehyun mendelik. "Coba saja lihat." Tanpa Ten sadari, Jaehyun memasang sebuah seringai. Mengerikan.

Tanpa rasa ragu, Ten membuka pintu itu perlahan.

Tidak ada siapapun didalamnya.

Ia langsung menaruh kopernya disamping lemari, lalu merebahkan tubuhnya di kasur. Dan terlelap.

+++

Ten terbangun saat mendengar suara televisi yang menyala, ia melirik jam tangannya. "Aku hanya tidur setengah jam?" Fikir Ten.

Ia bangkit duduk. Merenggangkan badannya sejenak, lalu mengambil handphonenya.

"Sudah bangun huh?"

Ten langsung menoleh, dan ia mendapati Johnny yang sedang menatapnya di ambang pintu kamar mandi.

"Kau?! Kenapa.. kenapa kau disini?!" Ten langsung memeluk bantal yang ada di belakangnya.

Siapa yang tak curiga saat kau menemui ada seseorang di kamarmu, dan ia hanya memakai celana selutut tanpa atasan?! Semua pasti curiga.

Johnny berjalan ke arah Ten.

"Yak! Jangan mendekat!" Ten menutup matanya dengan bantal.

Johnny kembali melangkah.

"Kubilang jangan mendekat!"

Johnny tetap melangkah.

"Jangan mendekat atau-"

Sret! Bantal yang dipegangnya ditarik paksa oleh Johnny.

Ten tertegun.

Wajahnya dan Johnny kini hanya berjarak tak lebih dari satu jengkal.

"Apa? Huh?" Johnny menyeringai.

Wajah Ten memerah. "Sialan! Kenapa ia terlihat tampan?!" Batin Ten menjerit.

"T-tidak! Menyingkir! Aku mau mandi!" Ten mendorong tubuh Johnny menjauh.

Johnny hanya diam, lalu duduk di kasur.

Ten melangkah cepat menuju kamar mandi.

Butuh waktu dua puluh menit bagi Ten untuk mandi.

Saat ia keluar kamar mandi, ia melihat Johnny sedang tiduran sambil menonton televisi. Dan ia sudah memakai kaos berwarna abu-abu.

Ten duduk di sofa. "Aku lapar." Ten mengelus perutnya.

"Apa? Malam malam begini? Jam sepuluh?" Johnny langsung bangkit duduk.

Ten mengangguk. Johnny hanya menghela nafas pasrah, lalu berjalan ke arah kopernya.

Ia mengambil sesuatu. Sebuah mie instan cup, lalu melemparnya ke Ten.

"Itu. Makanlah Jika kau tak ingin mati." Johnny kembali tiduran di kasur.

"Thanks" Setelah itu, Ten langsung menyeduh mienya, dan memakannya dengan lahap.

Setelah makan, Ten membuang bungkus mie instan nya, lalu duduk di pinggir kasur.

"Geser sedikit. Aku ingin tidur." Ten menendang kaki Johnny.

"Tidak mau."

"Aku bilang geser!"

"Tidak mau!"

"Aku kedinginan! Aku ingin-"

Grep!

Mata Ten terbelalak. Pasalnya, Johnny menarik Ten ke dekapannya.

"Tidur seperti ini saja. Kau takkan merasa kedinginan." Johnny mengusap rambut Ten.

"Terserah kau saja. Dasar bodoh!" Diam-diam Ten tersenyum, lalu menenggelamkan kepalanya ke dada Johnny.

"Kubilang juga apa, pasti hangat." Johnny tersenyum.

"Terserah kau. Sialan!"

Johnny terkekeh.

"Selamat tidur. Have a nice dream."

"You too."


To Be Continue...













Hulo... Ada yang kangen gak nih? Ga ada ya? Yaudah gapapa. Sudah biasa :") gajelas? Pendek? Emang! Protes ajha gapapa :") lagi gabut. Udah ah, segitu aja bacotnya. See you next time~~


Bintangnya yaa~~ 😘

You're Just MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang