Eps4- You're a prince of ice.

367 10 0
                                    

To my prince ice.

Apa kau mengenal perempuan? Dia adalah orang yang terlihat lemah, namun begitu kuat. Apa kau mengenal perempuan? Yang punya banyak rahasia, tapi tidak ingin seseorang memiliki rahasia untuknya. Apa kau mengenal perempuan? Selalu diam dan tak mau bicara, namun sangat ingin dimengerti dan dipahami. Apa kau mengenal perempuan? Selalu menangis sendirian, tapi sangat ingin dipeluk oleh seseorang. Apa kau mengenal perempuan? Selalu menyembunyikan kesedihannya tapi sangat ingin ditanyai tentang perasaannya.

Jika kau mengenalnya, maka kau tak akan diam padanya. Jika kau mengenalnya maka kau tak akan dingin padanya. Jika kau mengenalnya kau tak akan biarkan dia terus berlari mengejarmu. Jika kau mengenalnya, maka kau tak akan membiarkan apapun dan siapapun menyakitinya. Jika kau mengenalnya...

Aku menyukaimu setulus yang kumampu. Aku menyukaimu lebih dari akal sehatku. Aku menyukaimu dalam tatapku. Aku menyukaimu lebih dari yang kau tahu... Aku menyukaimu... Aku menyukaimu... You are my prince ice... And you are My prince silent...

Jangan salahkan rasa yang mulai memudar. Jangan salahkan hati yang berpaling. Jangan salahkan tangan yang tak lagi menggenggam. Jangan salahkan kaki yang tak lagi mengejar. Jangan salahkan mata yang tak lagi menatap. Jangan salahkan tubuh yang kini berpaling. Tapi tanyakan dirimu, apa yang seharusnya disalahkan.

***

Ini adalah kesekian kalinya Rena duduk dipinggiran kolam dibelakang sekolah. Ia sendirian tanpa ditemani oleh Mely ataupun teman lainnya. Ia menyandarkan tubuhnya dibawah pohon yang sama dengan pohon sebelumnya yang ia sandari. Ia masih belum bisa menerima tidak ada komunikasi antara ia dan Bayu. Sekolah maupun dirumah. Tidak ada bergandengan tangan, hanya makan berdua dipinggir jalan. Tidak ada romantis. Ia menyesali telah setuju maksud perkataan Bayu beberepa hari silam. Dan ia lebih menyesali bahwa ia jatuh hati pada orang yang aneh.

"Lo mikirin apa". Rena yang tadinya terhanyut dalam lamunannya begitu terkejut mengetahui ada sosok yang tidak ia sadari sudah duduk disampingnya.

"Lo gak perlu tau".

"Gue peduli sama lo, Ren. Plis, lo jangan nahan diri lo. Kalo lo gak tahan sama dia, gak usah paksain. Putusin aja dia?" Ujar Bintang.

"Gue sayang sama dia. Gue yakin dia dingin karna dia gak mau orang lain tau kelemahannya".

"Lo salah Ren. Lo gak bakal bisa nembus es-nya dia" Bintang memegang tangan Rena erat. "Gue yakin Ren".

"Sorry bin". Rena beranjak dan pergi meninggalkan Bintang. Hanya beberapa langkah, ia menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang.

"Balikan aja sama gue Ren, gue janji gue gak bakal buat lo kecewa lagi". Rena kembali membalikkan badannya dan segera meninggalkan Bintang. "Atau buat gue jadi selingkuhan lo". Seketika Rena berbalik dan menatap Bintang dengan wajah sinis.

"Gue gak pengkhianat kayak lo!"

"Plis Ren".

"Gue gak bisa Bin, gue gak mau gue bakal ditinggalin Bayu kayak gue ninggalin lo".

"Kita diam-diam aja". Rena menggelengkan kepalanya tidak setuju. "Kalo gitu, lo pura-pura aja selingkuh dengan gue".

"Hah" Rena kini kehabisan kesabarannya. "Gila lo. Lo kira gue apaan!"

"Itu satu-satunya cara yang bisa lo pake buat tau Bayu care sama lo atau enggak. Dia gak bakal biarin lo selingkuh kalo dia care sama lo".

"Gue gak mau ditinggalin Bin. Apalagi dengan cara kayak gitu".

"Gak akan. Percaya sama gue". Rena berpikir ini mungkin jalan terbaik untuknya, namun ia tak begitu rela harus berpura-pura selingkuh dengan Bintang yang dulu pernah menduakannya.

"Mungkin lo ada benernya juga. Lo kan pintar banget ngeles sama boong gitu. Oke, gue terima, dan ingat gue sama lo hanya pura-pura. Tapi kita pura-puranya pake batas waktu aja. Hmm... Sampe kapan ya?" Ujar Rena yang begitu sibuk dengan pikirannya dan menggaruk pelan rambutnya yang tidak gatal.

"Ha, gue tau. Sampe seb.."

"Sampe lo lupa kita hanya pura-pura selingkuh".  Belum sempat Rena menyelesaikan kalimatnya, dia dihentikan oleh Bintang.

"Ogah". Rena pergi meninggalkan Bintang begitu saja dengan wajah yang begitu kesal.

Pacarku PendiamWhere stories live. Discover now